Kehilangan

6 1 0
                                        


Dia termenung di kamarnya. Baru kali ini dia patah hati, rasanya sakit sekali. Dia pikir dia bisa menaklukkan hati gadis itu dengan mudahnya, nyatanya? Selama ini dia sangat mudah mendapatkan gadis yang diinginkannya, dan kali ini berbeda. Disaat dia benar-benar jatuh cinta pada gadis itu, gadis itu pun tak mempunyai rasa yang sama. Dia frustasi. Jujur, meskipun dulu dia sering gonta-ganti pacar, baru kali ini dia merasakan seakan-akan ada kupu-kupu bertebangan dari perutnya saat di dekat gadis itu. Baru kali ini dia merasakan jantungnya berdebar dua kali lipat lebih cepat hanya pada saat di dekat gadis itu, dan dia harus melepaskannya, melupakan semuanya, karena tentunya gadis itu menganggapnya bukan siapa-siapa. Ya dia harus menerima kenyataan itu, kenyataan bahwa pertama kalinya seorang Doni Alamsyah ditolak oleh seorang gadis yang bernama Risa.

***

Hari-hari Risa normal kembali, bukankah harusnya ia senang? Memang sejak kejadian dia menimpuk Doni Alamsyah enam bulan yang lalu, entah mengapa Doni selalu ada di hari-harinya, di manapun dan tanpa sengaja. Sejak seminggu yang lalu Doni menyatakan perasaanya, Doni pun menghilang. Doni seperti menghindarinya. Apakah dia sudah keterlaluan dengan ucapannya? Menurutnya memang begitu kenyataannya kok, Doni selalu memanggilnya orang aneh, dan tentunya Donilah yang aneh karena Doni sudah menyukai orang sepertinya. Sungguh dia benar-benar tidak mengerti ucapan Doni waktu itu, dan tanpa berpikir panjang dia meninggalkan Doni.

Setelah Doni menghilang apa yang salah? Seperti ada yang kurang, dia kehilangan sesuatu, dan mungkin benar, kini dia merindukan Doni, dan kalau sudah begini dia pun bingung apa yang harus dilakukannya...
Harusnya dia mengerti, dia seperti sudah menolak Doni waktu itu. Harusnya dia mengerti, Doni sakit hati kepadanya. Dia pun merasa bersalah, Doni sudah menghindarinya dan mungkin yang harus dilakukannya melupakan Doni. Dia pun harus melakukannya, sebisa mungkin..

"ma Doni mau deh. Doni mau deh ikutin semua les yang mama bilang. Semuanya."
"loh kok tiba-tiba berubah pikiran Don?"
"biarin ma, kan les-les itu ngebantu pelajaran di sekolah juga kan?"
"pasti lah. Bagus lah kamu berubah, udah mulai peduli sama pelajaran di sekolah. Mama seneng banget Don."
"ya Doni kan ga mau kaya gini terus ma, Doni pengen berubah"
"ya udah, mulai besok kamu les. Mama atur jadwalnya ya.."

Memang dari dulu Doni anak yang malas. Dia tak pernah peduli akan sekolahnya, dan dia selalu menolak jika ibunya menyuruhnya les. Sebenarnya, dia ingin berubah karena alasan yang tentunya tidak diketahui ibunya, yaitu dia ingin melupakan Risa. Dia ingin menyibukkan dirinya sendiri. Dia ingin belajar dengan fokus.

Doni pun berubah. Dia benar-benar serius belajar. Teman-teman genknya pun mulai menjauhinya. Doni berubah menjadi pendiam, hanya bukulah temannya. Dia sudah tidak tebar pesona lagi, dia sudah tidak playboy lagi. Teman-temannya pun heran, tak terkecuali Risa yang sudah mendengar kabar itu. Doni berubah menjadi sangat dingin.

Risa pun merasa senang sekaligus bersalah. Senang karena Doni lebih rajin belajar, dan bersalah karena Doni tidak seperti dulu lagi, dia berubah menjadi dingin. Karena dia pun tau, kemungkinan dialah yang merubah Doni menjadi seperti itu. Karena ingin melupakannya Doni menjadi seperti sekarang, dan semua sudah terlambat jika Risa mengakui perasaanya, bahwa dia sudah menyukai Doni, yang telah berubah menjadi manusia es saat ini..

Seperti biasa Risa duduk di cafe milik pamannya Doni pada sore hari. Dia mengenang kembali kejadian-kejadian bersama Doni di cafe ini. Dulu mereka sangat dekat, dan sekarang walaupun mereka satu sekolah, kadang mereka berpapasan, tapi hanya berpapasan saja, karena Doni seperti tak menganggapnya ada. Tanpa diduga Doni datang ke cafe itu. Risa berharap Doni menegurnya walau itu mustahil, tapi nyatanya Doni hanya meliriknya sekilas. Itu saja. Dia mengobrol sebentar dengan pamannya, sepertinya dia mengantarkan sesuatu, lalu pergi lagi. Hanya itu. Ya mungkin hanya keajaiban yang bisa mengubah Doni menjadi seperti dulu lagi. Mungkin.

Prestasi Doni pun membaik. Ranking 3 di kelas yang sebelumnya tak pernah ia raih, kini dia mendapatkannya. Sepertinya kesibukannya yang ia buat membuahkan hasil. Orangtuanya tentu sangat senang melihat perubahannya. Dia juga senang bisa membuat orangtuanya bangga. Tetapi dibalik itu semua dia belum bisa melupakan Risa. Hatinya sakit ketika ia mengabaikan Risa. Ingin rasanya ia menegur gadis itu, menghabiskan waktu bersama Risa. Tentunya ia tak bisa melakukan itu semua. Tekadnya sudah bulat untuk melupakan Risa. Yang sedikit membuatnya senang ialah sepertinya Risa belum punya pacar, atau seseorang yang dekat pada Risa, kecuali sih kakak kembar Risa, yaitu Faris. Sudah pasti dia tidak cemburu jika Risa dekat dengan Faris, karena itu hal yang wajar tentunya. Mungkin biarlah ia seperti ini dulu, menyibukkan dirinya dan berusaha melupakan Risa walau itu sulit. Rasa kehilangan itu pasti ada. Ia merasa hampa akan hari-harinya tanpa Risa, tetapi walau bagaimanapun juga gadis itu tak menginginkannya, ia pun harus menjauhinya, seperti yang ia lakukan selama ini.

***

Seperti biasa Risa membaca novel di perpus pada jam istirahat. Hari-hari ia lalui seperti biasa, namun perasaan Risa terhadap Doni belum berubah, sama sekali. Dia pun termenung saat membaca kutipan novel itu, yang seperti menyinggung dirinya.

"mungkin sekarang kamu belum menyadarinya, tetapi jika dia menjauh kamu baru akan menyadari perasaanmu sebenarnya. Kamu baru menyadari betapa penting kehadirannya. Jika sudah begitu, kamu hanya menyesalinya karena dia sudah terlalu jauh untuk diraih lagi. Jadi tolong, janganlah kamu sia-siakan dia"

Ya kutipan di novel itu benar, dia sudah kehilangan Doni. Dia baru menyadari betapa penting kehadiran Doni saat Doni menjauh. Tiba-tiba orang yang ada di pikirannya muncul, ya Doni ada di sana. Sedang membaca di seberang sana. Ia bisa melihatnya dengan jelas. Mungkin sejak tadi Doni ada di situ, mungkin.

Tiba-tiba mata mereka bertemu. Mereka bertatapan, tetapi akhirnya Doni mengalihkan pandangannya. Sebenarnya Doni memiliki perasaan yang sama, dia belum bisa melupakan Risa. Dengan membaca buku saling berseberangan, mereka pun saling memendam perasaan masing-masing, dan menahan diri untuk saling bertegur sapa. Walaupun mereka saling merasa kehilangan dan saling membutuhkan, faktanya yang hanya mereka bisa lakukan adalah memendamnya. Itu saja.

RASA RISA [3/3]Where stories live. Discover now