Bab 4

30.2K 1.2K 39
                                    

Pov Lala
Acara makanku baru saja selesai, rasanya perutku akan meletus karena aku kekenyangan tapi tentu saja aku puas, kuusap perutku sambil tersenyum sedangkan pria berengsek ini yang tidak lain adalah Eric menatapku dengan intens, jika dia tidak memiliki sikap yang menyebalkan aku pasti sudah berbunga bunga karena ada pria dewasa sedang menatapku dengan intens, apa lagi artinya jika bukan kekaguman.

Aku berdiri dari kursiku lalu berjalan ke pintu keluar, Eric mengikutiku dari belakang, mau apa lagi dia mengikutiku, saat aku akan masuk ke mobilku Eric menarik tanganku dengan kuat dan membuat kepalaku terbentur pada dada bidangnya. "Apa yang kau lakukan berengsek?"

"Aku memang berengsek sayang dan pria berengsek inilah yang akan menikahimu tiga hari lagi, lain kali jangan berucap kasar lagi padaku karena aku tidak suka." Memangnya dia siapa berhak mengatur diriku, aku sungguh tidak peduli dengan kenyataan menyebalkan bahwa dia adalah calon suamiku.

"Ini mulutku jadi aku berhak berkata apapun yang aku mau." rasanya aku ingin membakar wajah tampan di depanku ini, bagaimana bisa dia memiliki wajah yang tidak seharusnya dia miliki bahkan dia sangat tidak cocok memiliki wajah setampan ini, dia kemudian menatapku dengan tajam saat aku mengatakan hal itu, tentu saja sekarang aku merinding mendapat tatapan tajam seperti ini. Kenyataan bahwa aku tidak pernah mendapat tatapan setajam ini adalah bumerang bagi diriku sendiri, perasaan ditekan sedemikian rupa tidak terasa nyaman.

Mungkin jika aku memiliki kesempatan aku harus mencongkel mata tajam milik Eric, papaku saja tatapannya tidak setajam Eric jadi kenapa calon suamiku harus memiliki tatapan setajam ini? "Hentikan tatapan tajammu padaku Eric." Kataku dengan takut-takut.

Siapa sangka bahwa Eric akan menyeringai saat aku memintanya berhenti menatapku dengan tajam. "Jika kau tidak ingin membuatku menatapmu dengan tajam maka jangan membuatku marah sayang." tiba tiba Eric mengelus wajahku dengan lembut dan entah setan mana yang mengelabuiku sehingga membuatku memejamkan mataku seakan akan elusan tangan pria ini di wajahku adalah hal yang harus dinikmati saat ini, biarlah untuk saat ini aku mengingkari gejolak akal sehatku agar aku segara menepis tangannya.

Aku merasakan hembusan nafas pelan di telingaku dan aku tahu siapa pelakunya tapi aku tidak berani membuka kedua mataku. "Aku akan memberikan seluruh duniaku jika kau menjadi gadis yang penurut sayang, apa kau mau?"

Tanpa sadar aku menganggukkan kepalaku, ucapannya menghipnotisku. "Itu baru gadisku, sekarang ayo, aku akan mengantarmu pulang."

Langsung saja aku membuka mataku saat sadar bahwa aku sama sekali tidak ingin pulang ke rumah papa karena mungkin saja wanita ular itu belum pulang. "Aku tidak mau pulang!!" tanpa sadar aku menaikkan nada suaraku dan Eric lagi-lagi menatapku dengan tajam, aku hanya bisa meneguk ludahkan saat mendapat tatapan mengerikan ini lagi.

"Berapa kali aku harus mengatakan bahwa aku tidak suka kau menaikkan nada suaramu Lala."

"Maaf, bukan maksudku begitu tapi sekarang aku sungguh tidak mau pulang ke rumah papa karena disana ada wanita ular."

"Aku baru tahu bahwa didunia ini ada wanita ular." nada suara Eric yang  mengejek membuatku kesal, tau apa dia dengan ketidaksukaanku pada wanita penghasut itu.

"Aku serius, namanya Catherina dan papa seakan akan mengagung agungkan wanita itu seperti seorang malaikat padahal dia hanya wanita ular." Ucapku dengan kekesalan yang bertambah.

"Aku tidak menduga bahwa ada seseorang yang sangat di benci oleh gadisku ini, apa aku harus bertindak pada wanita itu agar kau tidak kesal lagi sayang?"Ucapan Eric lebih mirip seperti pernyataan tapi tentu saja dia sedang bertanya padaku.

"Kau tidak perlu melakukan itu karena aku akan melakukannya sendiri, asal kau tahu kecil-kecil begini aku bisa memusnahkan wanita ular hanya dengan otak pintarku." aku berkata dengan bangga seolah olah aku memang pernah berhasil saja tapi nyatanya tidak pernah, aku hanya gadis kecil oke!

"Baiklah sayang aku tidak akan ikut campur mengenai wanita ular itu lalu sekarang kau akan kemana?"

"Aku mau menginap di hotel saja."

"Aku tidak suka dengan idemu itu, hotel bukanlah tempat yang baik untuk seorang gadis kecil yang sedang kesal." aku tidak menyangka bahwa seorang Eric bisa berbicara selembut ini padaku dan aku juga tidak menyangka bahwa seorang Lala bisa menjadi gadis yang penurut seperti saat ini, aku sungguh tidak mengerti dengan diriku saat ini. Apa mungkin aku sudah mulai menyukai Eric? Hemm mungkin tidak dan mungkin saja iya.

"Lalu aku harus kemana sekarang?"

"Sekarang kau ke mansionku saja." aku tahu bahwa perkataan Eric bukanlah sesuatu yang bisa aku tidak setujui maka dari itu aku hanya bisa menganggukkan kepalaku saja, jujur saja aku sedikit takut tinggal di mansion pria yang terang terangan mengaku bahwa dia adalah pria berengsek tapi aku juga tidak bisa menolak, mungkin ini kesempatanku untuk tahu lebih banyak mengenai sosok Eric yang menurutku misterius.
*****
Pov Author
Seorang pria yang tidak lain adalah Eric menggendong Lala yang tertidur di mobilnya, dia masuk ke dalam mansionnya dengan disambut oleh banyak pelayan serta penjaga yang memang selalu berlalu lalang di sekitar mansionnya ini. Sesampainya di sebuah kamar Eric meletakkan Lala dengan perlahan dan lembut pada ranjang, kemudian dia masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Sekitar tiga puluh menit Eric keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di pinggangnya, dia mendekati ranjang dimana orang yang dicintainya sedang tertidur, lalu dia mengecup kening Lala dan apa yang dia lakukan membuat Lala menggeliat. "Mimpikan aku baby." Kata Eric sambil mengelus pipi Lala.

Suara deringan telefon membuat tatapan Eric dari Lala terputus, dia mengambil ponselnya lalu menekan tombol hijau.

"Halo Eric."

"Halo Alvero."

"Apa Lala bersamamu sekarang?"

"Kau benar."

"Jangan berbuat macam-macam dengan putriku Eric!"

"Tenang saja aku tidak akan berbuat macam-macam pada gadisku."

"Minta agar Lala pulang sekarang."

"Percayalah padaku bahwa dia tidak akan mau Alvero."

"Kenapa dia tidak mau dan malah memilih bersamamu?"

"Itu karena di rumahmu ada seorang wanita ular, kalau aku tidak salah gadisku berkata bahwa namanya Catherine."

"Astaga!! Kenapa dia sangat membenci Catherine? Baiklah aku akan membiarkan Lala bersamamu tapi besok kau harus mengantarkan putriku pulang Eric."

"Baiklah."

Tutt tutt

Eric langsung memutus sambungan telefon tanpa mengucapkan sepatah katapun lagi, tidak ada yang dapat melihat sinar kekejaman dimata pria itu saat ini.
*****
Yukk cek cerita minvi yang lainnya

Judul: In His Cage (Dikandangnya)

Jangan lupa untuk vote, comment and share guys 😉😉😊😊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa untuk vote, comment and share guys 😉😉😊😊

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TERNYATA SUAMIKU OM OM! (Book 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang