/2/ Awal yang tak terduga

57 8 2
                                    

Terkadang sebuah pertemuan ini yang akan menjadi kenangan, disaat kita sudah mengenal seseorang lebih dekat kadang lucu dan tidak menyangka jika mengingat pertemuan itu kembali.

~~~~

Sudah berjam-jam Risha berdiri disini di tengah keramaian orang-orang dimana hal itu adalah salah satu hal yang tidak dia sukai, bersama dengan Acha yang meminta Risha untuk menemani dirinya menonton demo ekskul di sekolahnya itu.

Awalnya Risha cuek pada semua ekskul yang ada di sekolahnya yang sedang diperlihatkan pada siswa-siswi di sekolahnya, tapi entah ada angin apa yang membuat matanya tertuju pada sesuatu disana.

"Sok banget sih itu cowok sok cool banget liat muka nya aja udah kesel duluan" ucap Risha mengomentari seseorang dalam hatinya, padahal dia belum pernah melihat orang itu selama kelas 10 di SMA ini.

Risha memang tipikal seseorang yang tidak suka bergaul dengan banyak orang dan kelas 10 dia juga jarang keluar kelas beda dengan Risha yang sekarang.

"Ris" panggil Acha.

"Hm" saut Risha.

"Balik ke kelas yuk gue bosen deh" ucap Acha.

"Nah, kenapa gak daritadi lo bosennya Cha, gue udah berjam-jam bosen disini tau gak" ucap Risha kesal.

"Yaudah sih Ris biasa aja kan ini udahan" ucap Acha sambil cengengesan seperti anak kecil dan mengacungkan dua jarinya ke udara.

Risha hanya memutar bola matanya dan bergegas pergi ke kelasnya tanpa memperdulikan ucapan acha.

Didalam kelas, Risha dan Acha memang duduk berdua, Risha hanya sibuk memperhatikan layar handphone nya geser sana geser sini itulah yang menjadi kegabutan Risha jika tidak ada guru di kelas.

Sedangkan Acha, dia mungkin kelelahan sampai sering banget tidur di kelas, prinsipnya kalo ada waktu kenapa gak digunain dengan baik? Kayak tidur misalnya, itu prinsip Acha jika di kelas jadi teman sekelasnya pun tidak heran.

"Lama banget sih gurunya gak dateng-dateng" ucap Risha kesal. Risha cukup berbeda dengan kebanyakan orang dia lebih senang ada guru daripada tidak ada apalagi dari pagi sampai pulang, tapi beda hal jika gurunya itu killer, ngasih tugas sama pr mulu, dan kalo lagi capek-capeknya malah disuruh mikir dan ngafalin rumus-rumus.

Beberapa jam kemudian, datang seseorang dari luar kelas, Risha kira itu guru yang mau memasuki kelasnya, sudah senang-senang gatau nya pas liat malah bukan, yang muncul malahan

"Itu kan cowo yang sok tadi itu, kok dia masuk kelas ini sih?" Tanya Risha dalam hatinya yang kebingungan.

"Ah mungkin cuma nganterin barang doang kali" pikir Risha dalam hati dan tak memperdulikannya.

Tak lama kemudian datang seorang guru yang merupakan wali kelas XI MIPA 3 ini.
Dia adalah Bu Rere, hari ini Bu Rere hanya mengatur tempat duduk anak muridnya saja dan belum memulai kegiatan belajar mengajar.

"Anak-anak, disini siapa yang penglihatan matanya kurang? Biar ibu gak pindahin di belakang duduknya" tanya Bu Rere pada muridnya.

"Saya bu! Saya minus bu kalo di belakang gak keliatan" jawab Acha tiba-tiba, Acha memang matanya sudah minus sejak smp katanya mungkin itu karena dia sering berjam-jam stay di depan layar hp nya itu.

"Yaudah kamu duduk disini aja ya" ucap Bu Rere sambil menunjuk dua kursi paling depan, yang katanya itu tempat horor bagi para siswa, tapi beda pandangan sih kalo sama anak pinter mah.

"Jangan di depan ah cha gue gamau" bisik Risha pada Acha.

"Yah ibu jangan di paling depan juga bu, saya gak biasa duduk depan bu" ucap Acha alasan.

"Ada aja mah si acha alesannya" ucap Ana, teman kelasannya dulu ketika kelas 10.

Ucapan Ana langsung diikuti oleh suara tawa para siswa yang ada di kelas itu.

"Kamu ibu kasih tempat yang enak biar keliatan gak mau, yaudah disana aja ya, nah kalian berdua pindah ke depan sini ya" ucap Bu Rere sambil menunjuk dua kursi urutan kedua dari depan.

"Nah kalo ini kan lumayan bu gapapa deh kalo disitu bu, ayok ris!" ucap Acha sambil mengajak Risha dan membawa tas nya.

"Tap..iii..." ucap Risha makin pelan.

Risha memutar bola matanya dan langsung mengambil tasnya mengikuti Acha, sebenarnya itu sudah tempat yang paling enak menurut risha tapi ya mau gimana lagi.

                                 ~~~

Kringgg kringgggg


Bel pulang pun berbunyi, anak-anak langsung bergegas menyiapkan barang-barangnya untuk segera pulang.

"Ris ntar aja pulangnya temenin gue dulu dong gue belum dijemput nih" minta Acha pada Risha.

"Yaudah deh gue juga pulangnya ntar nih" jawab Risha.

"Gue duluan ya" ucap Nisa dan teman-teman kelasan lainnya dulu waktu kelas 10.

"Eh iya hati-hati" ucap Risha.

"Take care kalo jatoh bangun sendiri" ucap Acha bercanda.

Dan dibalas dengan jari yang mengisyaratkan arti OK pada mereka.
Sudah hampir 3 jam mereka menunggu jemputan Acha tapi tak kunjung datang. Bunyi intruksi seseorang yang biasanya akan mengusir anak-anak yang masih di sekolah pun sebentar lagi akan terdengar mungkin.

"Cha mana sih jemputan lo gak dateng-dateng" ucap Risha kesal.

"Iya gatau nih gue juga, kita keluar kelas aja dulu deh" ucap Acha dan langsung bangkit dan mengambil tasnya.

"Yaudah deh yuk" susul Risha.

"Eh eh kamu berdua kesini sebentar" panggil seorang guru yang sudah agak tua. Yang merasa dipanggil pun menoleh.

"Iya kenapa Bu Nina?" Jawab Risha sopan, dan mereka berdua langsung mendekati Bu Nina.

"Kena deh gue nih alamat" ucap Acha dalam hati.

"Tolong bawain buku-buku ini ke perpustakaan ya soalnya ibu ada urusan" ucap Bu Nina menyuruh mereka berdua.

"Semuanya bu?" Tanya Acha

"Iya semuanya kalo keberatan kalian bisa minta bantuan teman kalian yang masih di sekolah" jawab Bu Nina

"Iya bu" jawab Risha

"Yaudah ibu tinggal ya orangnya udah nungguin di depan, makasih ya untung kalian masih ada di sekolah" ucap Bu Nina dengan candaan

"Iya sama-sama bu" jawab mereka berdua dengan senyum terpaksa.

"Aduh kenapa sih jadi kayak gini harusnya udah pulang juga" gerutu Acha ketika Bu Nina sudah pergi

"Ya mau gimana lagi lo sih jemputan lo lama" jawab Risha, "udah cepetan angkat cha gue mau pulang"

"Mana disini udah pada pulang lagi anak-anak" sambung Acha.

~~~~


"Lo kan cowo masa bawa buku gitu aja gak kuat"

Why him?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang