ML 2

32 4 0
                                    

Drrt..drtt

Ponsel Pany berdering, mengalihkan perhatian semua orang.
Gadis itu mengangkat telpon itu dan bergegas pergi dari ruangan itu.
Sean dan Tristan menghembuskan nafasnya lega, karena mereka tetap bisa menyembunyikan rahasia tersebut, sedangkan Vergan menunjukkan smirk nya.

"Seharusnya kalian tidak menyembunyikan rahasia itu lagi, Pany sudah cukup dewasa, tidak sepantasnya kalian menyembunyikan rahasia ini kak." Ucapnya masih mempertahankan smirknya, lalu pergi meninggalkan kedua pria itu dengan perasaan yang kesal.

Pany POV

Aku mendapatkan pesan dari Fani, Fani mengajakku untuk belajar bersama karena sebentar lagi ada ujian, jadi aku meng-iya kan ajakan tersebut.
Kami pun bertemu di sebuah perpustakaan. Disana kami langsung belajar bersama, itu berlangsung cukup lama. Namun saat di tengah-tengah belajar aku melamun entah kemana pikiran ku.

"Kamu tidak akan belajar lagi?"
Tanya Fani

"Huh.. Emm aku akan belajar lagi kok."

"Apa kau baik-baik saja Pan?"

"Iyaa aku baik-baik saja."

Setalah beberapa jam kemudian, Fani tergesa-gesa ingin segera pulang.

"Pany aku harus pulang duluan, gapapa kan??"

"Mau kemana?? Kok tiba-tiba mau pulang."

"Mama ku menyuruhku untuk pulang."

"Oke baiklah, hati-hati ya di jalan."

"Iyaa, makasih ya udah mau belajar bersama dengan ku, lain kali kita belajar lagi ya."

"Iyaa, lain kali kita belajar lagi."

Fani melangkah kan kaki nya keluar perpustakaan dengan melambaikan tangannya. Entah mengapa aku merasa akhir-akhir ini Fani begitu dekat denganku, mungkin dia sudah mulai terbiasa denganku. Aku merasa bahagia karena itu.
Namun, seketika aku juga merasa sedih, karena aku masih memikirkan kejadian di rumah. Tadinya aku berharap, tidak ada yang terjadi hari ini, jadi aku bisa fokus belajar.

"Pany"

"Hmm?"
Aku menoleh ke sebelah ku dan aku terkejut karena tiba-tiba ada Jun yang duduk disitu.

"Kenapa kok kaget?"

"Aku pikir kamu pergi ke latihan basket."

"Aku mampir sebelum menuju kesana. Emm mau belajar bersama? Apa yang kau pelajari?"

"Tunggu.. tunggu.. kenapa kau bisa tau aku disini? Tau dari mana juga kalau aku belajar disini?"

"Tadi aku mampir kerumahmu, tapi kata kakak mu, kamu lagi keluar ke perpustakaan belajar bersama Fani, jadi ya aku mampir dulu ke perpustakaan, aku kira kau beneran belajar bersama dengan Fani, ehh ternyata sendirian."

"Tadi tuh aku beneran belajar bareng Fani, tapi dia buru-buru pulang. Jadi aku sendirian disini."

"Ohh gitu.. iyaudah sebelum aku pergi latihan basket, yuk kita belajar bersama dulu. Ajarin aku yang ini!"

Dia menunjuk suatu pelajaran yang dia tidak mengerti. Pertama aku merasa bingung, mengapa dia tiba-tiba ingin belajar bersamaku. Tapi aku berfikir mungkin dia memang serius ingin belajar, lagi pula aku dengannya sudah sahabatan sejak kecil. Jadi aku belajar bersama dengan Jun, dia menanyakan hal-hal yang dia tidak mengerti, yaa walaupun kadang ujung-ujungnya itu bakalan becandaan terus, padahal di perpustakaan tidak boleh berisik.

"Pan ikut aku yuk latihan basket."

"Emang gapapa?? Nanti malah ganggu.."

"Ya elah santai aja kali."

"Hehe iya udah deh yuk."

Aku dengan Jun mengakhiri belajar bersama itu, dan melanjutkan pergi ke lapangan basket. Sampai di sana Jun langsung menuju teman-teman nya, sedangkan aku, duduk dan melihat Jun dari kejauhan. Aku juga melihat ke sekelilingku, namun tidak sengaja aku melihat seorang perempuan yang sangat mirip dengan Fani.

Apakah benar itu Fani, tapi kenapa dia ada disini..??






Jangan lupa vote+comment ya guyss..!!
Maaf jika ada kesalahan..
🙏🙏🙏

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Maybe LaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang