42

3 0 0
                                    


kita hidup di bumi dengan perbandingan terlalu banyak "mengapa" dan tetlalu sedikit "karena".

seperti ketika kau masih bertanya mengapa hujan masi turun berkali-kali meski bumi tetap keras kepadanya. seperti saat kau menerjemahkan keresahan embun pada hujan deras pagi hari yang meniadahkan hadirnya pada daun. atau seperti merah laut sore yang diberi harapan hanya sementara sehingga senjanya berlalu berikut cahanyanya.

tak ada "karena" untuk mereka. memang begitu seharusnya. termasuk saat erosi rasaku bertanya-tanya "mengapa" engkau lebi memilih dia.

ya karena dia adalah dia dan karena aku adalah aku. mengapamu untuk dia, sebab aku bukan siapa-siapa :(

Quotes of youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang