Chapter 35

2.8K 312 81
                                    

Previous chapter :

   "Hinata," panggil Sasuke.

Hinata menoleh ke arah Sasuke dengan ekspresi tanya. Sasuke menatap tajam Hinata dan mendekat ke arah gadis itu. Kalimat selanjutnya yang Sasuke katakan mampu membuat suasana yang tenang itu menjadi hening kembali bahkan sampai membuat seorang Senju Sakura merinding.

   "Beritahu kami semua rencana ayahmu."

OoO

Hinata terdiam. Apa harus secepat ini ia membeberkan rencana ayahnya?

Ia menghela napas dan menatap tegas temannya satu-persatu.

   "Aku akan mengutarakan semuanya. Apakah ada ruang kosong di sini? Aku butuh jinton supaya tak ada yang mendengarnya selain kita," kata Hinata.

Mereka langsung ke dalam markas dan Naruto membuat jinton yang cukup besar. Hinata mengutarakan semua kebusukan ayahnya dan Kurenai dari awal sampai akhir. Dari dimana mereka ingin menggulirkan Fugaku dari kursi pemimpin hingga memerintah Alam 'Ruh' semena-mena.

Sasuke emosi. Sebenci apapun dia dengan Fugaku, ia tetap saja marah jika ada orang yang ingin menghancurkan keluarganya. Ia tak habis pikir dengan Kurenai. Kenapa ia masih belum puas dengan jabatannya sebagai istri dari ayahnya.

Apa karena Sai tidak bisa menjadi raja hingga wanita licik itu ingin membunuh ayahnya?

Sakura bertanya pada Hinata. "Dimana Sai? Mengapa dia tak ikut?" tanyanya.

Hinata menatap Sakura sedih. "Sai... Sai tak ingin membelot dari ibunya. Ia tak ingin ibunya celaka bahkan sampai tewas di tangan orang lain. Jika bisa, ia ingin dirinya sendirilah yang membunuh ibunya."

   "Sai-kun," gumam Sakura.

   "Ia ingin kita selamatkan. Aku juga tak tahu apa pikirannya," kata Hinata.

   "Lalu, apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Sasuke.

   "Kita bangun strategi kuat untuk mengepung pasukan ayahku. Aku harap kaum vampire bisa menewaskan mereka dengan api," kata Hinata.

   "Bukankah itu terlalu gegabah? Kaum vampire bisa punah jika dipaksa mengeluarkan api yang besar," tanya Ino.

   "Ino benar. Lagipula lawan kita ada Konan dan Gaara. Pasir Gaara bisa memadamkan api yang dibuat," kata Sakura.

   "Ah iya Gaara... Aku tak habis pikir anak itu membelot," kata Naruto.

   "Kita bisa mengalahkan Gaara dengan air," kata Tenten.

   "Lalu sekarang bagaimana-ttebayo?" tanya Naruto.

   "Kembali ke rencana awal... Kita akan melawan mereka dengan bertarung biasa," kata Sasori.

   "A-apa?" tanya semua yang ada di sana terkejut.

Sasori menyeringai. "Aku ingin melihat keberingasan kaum ghoul."

---

Setelah berdiskusi, semua orang dibangunkan secara paksa. Sasori mengumpulkan para ghoul dan siluman. Sebenarnya Sakura cs tak setuju dengan rencana Sasori. Akan tetapi mau dilawan bagaimana pun juga, semua alasan Sasori selalu logis.

   "Hari ini kita ganti strategi. Agar perang segera selesai, kita pasrahkan pertahanan depan pada kaum ghoul dan siluman," kata Sasori.

   "Apa?"

   "Kaum ghoul di depan?"

   "Apa jenderal tidak salah?"

   "Aku tahu kalian bingung. Akan tetapi, menurutku ini sangat logis. Keberingasan kaum ghoul dan siluman membantu meminimalkan energi kaum lain yang ada di garis tengah dan belakang," kata Sasori.

Blood, Wounds, and Tears | sasusaku ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang