;-O2

101 22 0
                                    


Happy Reading—!!











Sibuk dengan pikiran mereka masing-masing mempertimbangkan ajakan Zheline. Yah, tidak akan semudah itu untuk pindah, dengan mereka yang sebanyak ini? Semua perlu waktu.

"Bakalan susah untuk kita.." Sonya dan disusul yang lainnya dengan mengangguk setuju atas penuturan Joy.

San mendudukan dirinya pada salah satu bangku yang ada disana, melipat kakinya dan menghela nafas pelan turut serta kebingungan.

"Gue gatau susahnya dimana.." ujarnya diselingi kekehan pelan membuat gadis lainnya menampakkan senyuman terpaksa.

"Surat pindah?" lanjut San setelah berpikir sejenak.

Mereka mengangguk, "Ya itu salah satunya."

"-selain itu, izin. Mau ngomong apa kalian sama orang dirumah?" Sonya buka suara.

"Aku sendirian," kata Joy diselingi sahutan yang sama oleh yang lainnya. Oke, ada beberapa yang memang tinggal sendirian Seperti Joy, Myena, dan Sonya. Berati permasalahannya tinggal surat pindah dan Aiy.

Ah iya, Aiy terlihat sibuk sama pemikirannya sendiri dan hanya ikut serta terlibat sesekali pada percakapan ini. Mereka menyadari diamnya Aiy, dan Aiy mendapat teguran.

"Eon? Gimana?" Zheline yang memang terlebih dahulu tau penyebab diamnya Aiy pun teringat akan percakapan singkat mereka lewat sebuah aplikasi chat.

Aiy menegakkan punggungnya, seulas senyum menghiasi wajahnya sebuah pengujaran keluar dari bibir ranum Aiy yang membuat mereka tidak habis pikir.

"Gue bakalan minggat ikut Zheline! Ini kesempatan gue buat bebas!" ujarnya penuh semangat yang mendapat respon yang sama, Mereka tidak habis pikir.

"Itu...nekat banget ya." Sonya sweatdrop, terkadang orang yang super-perfeksionis semacam Aiy tidak segan berbuat nekat. Baik, dirinya maklumi.

"Terus nanti setelah minggat, Aiy dicari, terus ketemu, terus diintrogasi, terus kita disalahin, TERUS-!" Mulut Myena sudah lebih dahulu dibekap oleh tangan laknat Joy sebelum mulut Myena mengeluarkan suara dari pikiran jauh nya.

Zheline hanya diam, dia sudah tau.

Dan San,

"KERENN! SETUJU BANGET!"

selalu dengan cara pikirnya yang berbeda. Gadis yang satu ini memang memiliki kadar kenekatan yang haqiqi terkadang. Dan akhirnya ber-highfive ria dengan seorang Aiy. Lagi, mereka hanya menampakkan senyum terpaksa.

Yah kalau sudah begini..apa boleh buat.

"Oke, dan aku udah terlambat kerja." Myena mencoba tersenyum sesantai mungkin.

"Udah sih, bolos aja sehari doang kok." San dengan cara pikirnya yang berbeda mereka hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Surat kepindahan, mana ada diantara kita yang ngerti ngurusinnya. Itu urusan orang dewasa, btw." Sonya untuk pertama kalinya mengeluarkan kata terpanjangnya.

"Minta bantuan papa Zheline tuh, kan deket banget sama kepsek disini."

Penuturan San yang tumben encer mendapat sebuah titik terang bagi ke-lima gadis lain yang dilanda gundah gulana.

Terima Kasih San untuk otakmu yang mau ikut terlibat hari ini.








"Aku punya ke-khawatiran..." Buka Sonya saat yang lain telah ingin bergegas pulang, membuat mereka mengurungkan niat untuk segera pulang, kembali terduduk.

"Khawatir apanya?" San sudah tidak sabar bertemu dengan kamar dominan berwarna merah dirumah.

"Itu, lingkungan disana gimana? Aku perlu bertahun-tahun loh buat terbiasa, hidup gimana? Cari kerja? Berapa lama waktu sekolah?"

Zheline tidak kepikiran. Ini memang tidak mudah kan bahkan pembicaraan ini saja belum sampai pada Ayahnya.

"Sabar dulu, aku coba bahas sama papa juga." Mereka mengangguk setuju. Ini ribet.

"Tolong, hp gue low nih mana bentar lagi Korn mau live di Moscow gue gak mau ketinggalan buset," Kebiasaan dari seorang San Joceline, dia adalah penggila band keras dari luar negeri.

"Jalan-jalan gak jadi? Tadi katanya pengen ke taman kota." Goda Sonya pada San dan malah mendapat gelengan berkali-kali oleh gadis berparas imut tersebut.

"Gak jadi, udah basi. Lagian gue mau nonton Korn nge-live." mereka tertawa.

Pletak!

Jitakan mendarat pada kepala San dan pelakunya adalah Joy. Yang malah menyahut,

"Maaf loh, San. Reflek banget dia aku aja kaget." ujar Joy sembari menunjuk tangan kanannya. San hanya mendengus dan mulai berdiri dari duduknya.

"PULANG! AYO!" San menyeret Zheline yang sedang sabar menahan marah. Mereka semua meninggalkan pohon rindang yang biasa mereka pakai buat berkumpul dibawahnya.

















tBC!

hei, support kami dengan voment kamu terus yaa~
[sorry] — karena kata yang cuman sampe 600-an lebih.

see u ! kita ketemu lagi sabtu nanti.

salam manis,
KitaPolos.

SECRET STORY ; ft. boystoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang