Kenalin, maynem is Layl.
Tulisan ini diketik disudut ruang tv di rumah may angkel di Kota Jambi. Setelah 18 tahun 5 bulan 4 hari tinggal di bumi, baru ini bisa memijakkan kaki di kota Jambi.
Satu kata yang harus kuakui ketika pertama kali sampai dikota ini "bersih".
Kalo udah liat kota bersih kayak gini, rasanya rindu jalan-jalan ke Kuala Lumpur.Ternyata kota Jambi gak sepanas kota Medan, tempat aku merantau karena kuliah. Buktinya? Jemuran aku belum kering pas aku angkat jam 5 sore, padahal udah dijemur dari tadi pagi.
Oiya, tadi siang aku, omak, umi, mami, tulang, dan nantulang pergi ke pajak. Namanya Angso duo kalo ga salah, sama aja sih kayak Pajak Horas Siantar. Banyak ruko2 milik "wong cino."
Sebenernya waktu kami ke toko pecah belah cuci mata ngeliet toples kaca, gelas kaca, kaligrafi, guci hias dan keramik mewah lainnya. Aku ada naksir sama toples yang tutupnya terbuat dari kayu. Klasik gitu, aku suka.
Lanjut ke toko "batik Jambi tulen"....dan..aku gak tertarik sama coraknya. Coba kalo di toko tekstil siantar, sama semuanya aku jatuih cinto. Kalo banyak uang kaya raya tajir melintir, pengen buat gamis, rok, blouse dll dari batik-batik itu dan langsung diantar ke Palestina. Biar saudara kita yang disana lebih merasa sangat dekat dengan Indonesia. Setelah Indonesia membangun Masjid Istiqlal Indonesia di Palestina, juga ada buah tangan berupa batik-batik cantik. Insyaallah mereka senang ya kan.
Sekian..akan disambung kalau teringat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life
Short StoryMenceritakan kehidupan salah seorang hamba Allah yang menjalani kehidupan di planet yang bernama bumi dan bernafas diantara jutaan hamba lainnya. Yang lagi berusaha mensyukuri kehidupan dan masih dalam masa transisi menuju hijrah yang hakiki. Ga jel...