________________________________________________
"Matimu ada di tanganku, bagaimana jika kita mati bersama, bukankan di alam kematian kita sudah di takdirkan bersama baby?"
________________________________________________
.........2018
Texas, USASekelompok Mafia ingin membalas dendam akan kematian salah satu anggotanya, Vanessa menjadi Ketuanya, Vanessa tak rela Kevin salah satu anggotanya mati karena dibunuh oleh pembunuh bayaran Secara keji, maka ia dan kelompoknya akan membalasnya dengan cara sama keji
Mereka akan membunuh dalang atas pembunuhan itu yaitu Robbert Henley pemimpin Grup LD Company, robbert menyewa pembunuh bayaran karena ia mengira Kevin yang sudah membunuh Putrinya yang bernama Karina padahal Kevin bukanlah pembunuhnya
Kelompok itu terdiri dari Venessa sebagai ketua dan anggotanya Charles,Robin,Mark,Sean,James dan Shaina
Mereka awalnya berdelapan tapi Kevin mati dibunuh dan mereka bertujuh ingin balas dendam
Vanessa dan Shaina sudah menyamar menjadi Lady Esscort walau mereka membenci pakaian terbuka
Klub mewah ini hanya perangkap untuk Robbert, Robbert pria tua itu tak ingat umur masih saja bermain wanita, ia adalah duda kaya kebanyakan jalang mengincar hartanya
"itu dia" ujar Shaina tersenyum sinis
Robbert tampak duduk lalu bermain kartu
"cepatlah kesana" ujar Shaina kepada Vanessa, Vanessa lalu pergi menghampiri Pria tua itu
"anda sepertinya ingin menang banyak ya?" tanya Vanessa menggoda pria tua itu tangannya mengusap tuxedo hitam
"ya tentu, sepertinya kau jalang keberuntungan" jawab Pria tua itu lalu mengusap punggung Vanessa, Sontak vanessa menyela tangan pria tua itu
"of course aku jalang pembawa keberuntungan, lanjutlah permainanmu tuan, jika kau menang aku bersedia bermain denganmu nanti" ujar Vanessa menggoda dengan matanya yang sudah mengarah ke arah Charles dan Robin yang berpura-pura menjadi lawan bermain kartu dan juga berpura-pura menang supaya pria tua itu masuk kedalam perangkap Vanessa
Tak sampai sejam permain itu di menangkan oleh pria tua itu
"aku menang bagaimana jika mulai bermain di kamar sekarang, baby?" tanya pria tua itu
"ah tentu kau duluan saja aku akan bersiap berganti pakaian" jawab Vanessa
"okey, berpakaian sexylah kutunggu di kamar no 2021" ujar pria tua itu lalu pergi dari hadapan Vanessa, vanessa lega pria itu sudah pergi, ia lalu menoleh kearah Charles dan Robin
"bagaimana aktingku baguskan?" tanya Vanessa mengangkat alisnya
"kau memang ahlinya Vanes" jawab Robin tersenyum sinis
"ya ya kau ahlinya, sebaiknya kau bersiap aku tak sabar pria tua itu mati" ujar Charles
"oke, tolong bilang Mark bersiap-siap untuk rekaman cctv itu" ujar Vanessa lalu menghilang di kerumunan
Vanessa sudah siap dengan pakaian sexynya jujur ia benci pakaian ini beberapa kali ia menurunkan rok mininya karena tak nyaman
"bitch hell bagaimana para jalang betah dengan pakaian seperti ini" ujar Vanessa yang berjalan di lorong hotel itu, tampak sepi karena sudah tengah malam ia menoleh ke arah cctv dan mengacungkan jari tengah, ia tau sekarang mark dan Sean sedang menghack kamera itu
Terlihat kamar bernomor 2021
Vanessa langsung mengetok pintu kamar itu
Pria tua itu langsung membuka pintu"oh jalang kau sexy aku sudah tak tahan cepat masuk" ujar pria tua itu menggoda
"ya ya ya aku masuk" jawab Vanessa lalu masuk kedalam kamar hotel itu sangat mewah karena kamar itu sangat mahal
"maukah kau mandi dulu di bathub, aku akan bersiap-siap dengan pakaianku" ujar Vanessa mengedipkan matanya
"ah tentu aku mandi sekarang" ujar Pria itu lalu pergi menuju kamar mandi
Vanessa lalu memasang sarung tangan, ia membuka mic kecil yang ada di dalam bajunya
"guys apa kalian mendengarku" ujar vanessa menggunakan mic itu
'ya kami dengar cepatlah beraksi kami tak sabar' ujar Mark diruangan lain
Vanessa lalu masuk ke dalam kamar mandi, pria tua itu sudah naked di bathub sambil memejamkan matanya, Vanessa lalu mengeluarkan sebuah pistol dari bajunya
"ah pria tua bodoh maunya kau di bodohi jalang sepertiku" ujar Vanessa tertawa, pria tua itu langsung membuka matanya, vanessa lalu menyodorkan pistol tepat di kepala pria itu
"hah kenapa kau, jangan bunuh aku tak bersalah, kau mau uang aku akan memberinya semua yang kau mau" ujar pria tua itu lalu ketakutan, vanessa lalu tertawa
"hahaha... Uang uang uang semuanya perlu uang hahaha aku sudah punya banyak, uangmu tak sebanding dengan kematian Kevin, kau menyewa pembunuh bayaran untuk membunuh Kevin ya kevin dia teman kami bukan dia yang membunuh karina, ah kami akan membalas perbuatanmu atau kau memberitahu kami siapa nama pembunuh itu?" tanya Vanessa menggoda
"maafkan aku aku tak tau jika kevin tak bersalah, mohon maafkan aku yang ku tau nama pembunun itu AB, cuman itu yang ku tahu ku mohon jangan bunuh aku" ujar pria tua itu memelas ke vanessa
"uh tak tau ah baiklah kau sudah memberi tahu nama pembunuhnya aku akan melanjutkan permainanku" jawab Vanessa lalu masuk kedalam bathub, pria tua itu masih ketakutan, vanessa memasukkan pistol kedalam bajunya
"jangan takut aku tak melukaimu" ujar Vanessa, pria itu lalu mulai tak takut tapi masih dengan nafsu yang sama
"kemarilah baby luangkan keluh kesahmu" ujar pria tua itu ingin memegang vanessa, vanessa lalu mengeluarkan pistol dalam bajunya dan langsung menembak pria itu
*DOR***
Untung ruangan itu kedap suara, pistol itu langsung mengenai kepala pria tua itu, vanessa lalu memulai aksinya untung darah itu tak terkena bajunyaIa keluar dari kamar mandi lalu membuka handphone pria tua tersebut ia berulang kali menelpon karina, dengan diulang ulang seakan pria tua itu mati bunuh diri karena depresi akan Putrinya
Setelah itu ia sudah menyiapkan foto karina Bersama ibunya dan pria itu di letakkan sembarang di lantai, ia lalu menembak beberapa hiasan kamar seperti lampu kaca dan lain setelah itu ia memasukan beberapa peluru kedalam tas pria tua itu sebagai bukti pria itu memang mempunyai pistol
Ia lalu masuk kedalam kamar mandi, di pegangnya tangan mayat yang gemulai itu untuk memegang pistol mirip sekali dengan bunuh diri setelah itu ia menyiapkan lakban polos dan menempelkan di jari pria itu lalu mencabutnya fungsi dari lakban polos itu supaya sidik jari itu melekat di lakban dan vanessa bisa meletakkan di mana-mana, pintar bukan?
Setelah beberapa menit
Vanessa lalu membuka mic kecil dibajunya"guys aku sudah selesai, bilang ke james agar segera menjemputku" ujar Vanessa lalu bersiap untuk keluar
Ia sekarang sudah berada di lorong menuju ke lobby, ia lalu membuka Hp bermerk Iphone itu lalu menelpon James
"cepat aku sudah di lobby" ujar Vanessa, tanpa di sadari ia melabrak seorang pria, pria itu lalu berhenti
"sorry" ujar Vanessa ketus lalu melanjutkan jalannya
Pria itu lalu tersenyum sinis, lalu menghirup udara
"aku mencium darah, ah wanita itu hebat juga" ujar pria itu lalu melanjutkan jalannyaPria itu adalah Austin Maxson sang psychopath tampan yang haus darah
_________________________________________________
Kritik saran mohon dukungan manteman
Cerita ini juga ada sangkut paut dengan " The Jerk Mafia boss"
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess of mafia VS Prince of Psychopath (MAXSON SERIES)
RomansPsychopath tampan itu menargetkan Vanessa sebagai korbannya untuk dibunuh kemudian organ dalamnya dijual, tanpa ia sadari Vanessa adalah mafia, mafia dengan tingkah anak kecil yang menggemaskan untuk dibunuh, terjebak cinta apakah mereka ingin membu...