"Halo honey. Kau merindukanku? " ujar seorang pria dengan manja dari seberang telepon.
"Temui aku di hotel biasa." ujarnya singkat.
"Oke babe. Akan kutunggu kedatanganmu. *kiss" Panggilan diakhiri.
Pria tampan itu segera beranjak dari kursinya menuju ke mobil dan mengendarainya menuju ke tempat perjanjian mereka.
Sesampainya di hotel berbintang, ia langsung pergi menuju kamar bernomor 206 yang merupakan kamar bertipe suite. Ia mengambil kartu pengunci di sakunya dan membuka pintu kamar serta masuk ke dalamnya. Disana telah menunggu seorang pria cantik yang duduk di kasur menggunakan piyama model kimono yang transparan, menampilkan lekukan tubuh mungil nan indah miliknya. Ia juga menggunkan g string underwear untuk menarik perhatian pasangannya. Sang pria bangkit dari posisinya dan berjalan menuju Ryuu. Ia melingkarkan tangannya di leher pria tampan tersebut dan mencium bibirnya sambil menggosok-gosokkan bagian terbawah miliknya ke bagian bawah Ryuu.
"Sudah keras rupanya." ujar pria cantik itu menatap Ryuu dengan tangan yg masih melingkar di lehernya.
"Mau melakukannya langsung atau bermain-main?" ujar pria cantik itu.
Ryuu langsung menariknya ke sisi tempat tidur. Ia duduk di tempat tidur, memposisikan postur pria itu untuk berjanongkok menghadap junior kecilnya."Jika aku ingin bermain, kau tidak masalah bukan?" ujar Ryuu dengan suara beratnya.
"Tentu saya." jawab pria itu. Ia menarik resleting celana Ryuu dengan giginya hingga menampilkan junior ryuu yang sudah mengeras dan terkurung oleh celana dalam miliknya.
"Sudah mengeras rupanya." ujar pria itu tersenyum.
Ia menarik celana milik Ryuu dan membebaskan junior miliknya dari sana. Ia memulai aksinya dengan menjilat bagian ujung dari uretra Ryuu secara perlahan. Kemudian pria itu memasukkan seluruh penis milik Ryuu ke dalam mulutnya, lebih dalam lagi hingga mencapai tenggorokannya. Ia menghisapnya maju mundur secara perlahan dan semakin lama semakin kencang. Ryuu merasa junior miliknya semakin lama semakin mengeras tapi ia tidak ingin datang di mulut pria itu. Ia menarik pria itu dan melempar pria itu di kasur. Ryuu melucuti seluruh yang digunakan pria itu sampai tidak tersisa sehelai kain pun dan menampilkan tubuh indah miliknya. Ia melebarkan paha pria itu, berdiri diantara paha mulus milik pria itu serta memposisikan anusnya hingga terpapar di udara dan siap dimasukinya. Ryuu mengambil pelumas, mengoleskannya pada anus pria itu. Ia memasukkan satu jari miliknya, kemudian dua jari dan tiga jari Setelah dirasa cukup lebar ia mengambil kondom miliknya, memakaikannya kepada penis jumbo miliknya. Ryuu tidak ingin mengotori penis miliknya dengan kontak langsung dengan dinding anus pria itu. Baginya yang bisa memiliki junior miliknya hanya putranya seorang. Jika waktunya tiba ia akan melakukannya tanpa pengaman kepada sang putra tercinta, bercinta dengannya dan memberikan seluruh jiwa dan raganya untuk putra manisnya seorang.
Dengan sekali hentakan seluruh penis milik Ryuu terkubur didalam tubuh pria itu.
"Uhhh..!" desah pria itu.
"Hangatnya!!" gumam Ryuu meski ia tidak merasakannya secara langsung karena terhalang oleh pengaman. Tidak lama ia memulai aksinya menggoyang pinggulnya kedepan dan ke belakang membuat penisnya masuk dan keluar secara bergantian.
"Ahhh.. Uh.. Umh.." desah pria yang dihadapannya. Mendengar desahan pria itu membuat Ryuu bersemangat memompakan penisnya. Ia melanjutkan aksinya memukul-mukul prostat pria itu dengan penis miliknya hingga yg terdengar adalah suara desahan dan suara nakal dari tempat mereka bersatu.
"Ryuu.. Mn.. Uh.. Lebih.. Cepat.. Ah.. " desah pria cantik itu. Penis milik pria itu sudah menegang dengan sempurna, bahkan sudah mengeluarkan precum miliknya yg sudah mengalir membasahi ujung penis miliknya.
Ryuu kembali menghentakkan penis besarnya itu secara kasar ke arah prostat sang pria hingga akhirnya pria itu menyemburkan spermanya. Sperma mengalir terus menerus dari penis milik pria itu hingga membasahi tubuhnya, tubuh Ryuu dan kasur mereka. Meski pria sudah berapa kali datang namun Ryuu sama sekali belum ejakulasi. Ryuu masih belum bisa mengeluarkan hasratnya meski tubuhnya sudah mengeluarkan peluh dan keringat.
Ryuu melihat pria cantik itu dan yang ada di penglihatannya sekarang adalah putra kecilnya yang manis. Ia membayangkan sang putra sedang berada di bawahnya, terlentang dengan lemahnya dan menyerahkan tubuhnya secara sukarela. Ia sangat senang mendengar putranya mendesah dengan nikmatnya. Ia melanjutkan aksinya dan melakukan seks dengan buasnya hingga akhirnya ia merasa seperti ada sengatan listrik yang menghantam tubuhnya dan mengalir ke arah junior miliknya.
"Umhhhh..!" desah Ryuu. Ia pun ejakulasi dan menumpahkan seluruh sperma miliknya mengalir ke dalam kondom yang sudah dipakainya.
Selesai ronde pertama ia melanjutkan ronde berikutnya. Entah sudah berapa kali ia datang dan entah sudah berapa banyak kondom yang ia gunakan tapi ia tidak juga puas. Ia melakukan aksinya hingga menjelang subuh dan pasangannya tersebut tidak sadarkan diri.
Ia melihat pria didepannya dan berguman, "Aku akan melakukannya segera Takuyaku. Akan kuhabiskan malamku bersamamu. Kau milikmu dan aku milikmu!"
***
Pagi ini Takuya merasa tidak enak badan. Ia merasa kepalanya pusing, mual dan pandangannya kabur. Ia berjalan ke atah meja makan menggunakan piyama tidur miliknya. Sesampainya di meja makan ia mendapati sang ayah sedang minum kopi sambil membaca buku.
"Papa.. " panggil Takuya. Pandangannya kini semakin kabur dan tiba-tiba gelap.
"Takuya!!" panggil suara di depannya. Ia mendengar suara khawatir sang ayah samar-samar.
Takuya membuka matanya dan mendapati sang bayah berada di sampingnya memegangi tangan putranya.
"Papa.. " gumam Takuya lemah.
Mendengar panggilan Takuya, Ryuu memalingkan wajahnya menatap putra satu-satunya itu.
"TAKUYAA!! " ujar sang ayah panik
Samar-samar ia bisa melihat kekhawatiran sang ayah.
.
.
.
."Papa, kepala Takuya pusing." ujar Takuya.
"Tenanglah sayang, kamu hanya demam. Kata dokter kamu kelelahan." ujar sang ayah sembari mengganti kompres di kepala Takuya.
"Kamu lapar?? Papa ambilkan makanan ya." ujar sang Ryuu membujuk putranya itu.
"Enn.. " ujar Takuya mengangguk tanda setuju.
Ryuu mengambilkan semangkuk bubur yang sudah tersedia di meja nakas tidak jauh dari mereka. Ia menyuapi Takuya secara telaten dan yang disuapi juga merasa senang. Sambil menyuapi Takuya, Ryuu menatap putranya dengan tatapan penuh cinta. Jika saja putranya sudah cukup umur ia akan langsung mengklaimnya dan melumat bibir tipis milik putranya itu.
Setelah selesai makan, Ryuu memberikan obat yang diresepkan dokter tadi kepada Takuya dan mengambil segelas air putih untuk membantunya menelan obat tersebut. Setelah selesai minum obat Takuya merasa sangat mengantuk. Hal ini dikarenakan sang dokter memberikan obat tidur kepada putranya untuk membuatnya banyak beristirahat. Ryuu yang melihat sang putra yang sudah tertidur beranjak dari posisinya. Kini Ryuu telah berada di atas tubuh Takuya dan menekan tubuh putranya itu. Ia mencium kening sang putra kemudian turun mencium ke kedua kelopak mata sang putra dan terakhir mengecup bibir putranya itu dengan nafsu.
"Tidurlah sayang. Jangan buat papa khawatir. Papa akan selalu ada untuk Takuya karena Takuya milik papa seorang." bisik Ryuu dengan nada posesifnya.
Setelah itu ia turun dari tubuh putranya, membawakan alat makan tadi dan berjalan keluar dari kamar putranya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa, please NO! [HIATUS]
RomanceTakuya pria yang akan berusia 18 tahun bulan depan menikmati masa mudanya dengan indah. Memiliki mantan yang cantik-cantik dan papa yang begitu baik, tampan dan kaya merupakan anugrah baginya. Meski ia merupakan anak angkat namun sang ayah men...