[[TW]]•Sepuluh

29 12 1
                                    

--revenge enlarges--

Happy Reading 📖

◽◼◽

Setelah terjadinya insiden penembakan seminggu yang lalu, Ratna belum juga membuka matanya dan masih setia tertidur di atas brankar rumah sakit.

Bella merasakan separuh jiwanya hilang, belakangan ini Bella sangat irit dalam mengeluarkan suaranya, bahkan saat ia bertemu salah satu temannya di cafe, dan temannya menanyakan banyak sekali pertanyaan, bukannya menjawab Bella malah langsung berdiri dan pergi begitu saja.

Hari ke hari, dendam semakin memenuhi hati Bella, bahkan sepertinya hatinya telah mati, tidak ada rasa bela kasihan, peduli, ataupun kehangatan di dalam hatinya lagi.

Bella menjadi seperti dulu, Bella yang sangat tidak peduli dengan siapapun, kecuali pada Ratna. Bella bersumpah akan menghancurkan orang yang telah menembak kakaknya itu.

"Arghhh!" Teriak Bella.

Ruangan yang tadinya sangat rapi dan tenang, kini di penuhi dengan pecahan-pecahan barang dan kegaduhan yang membuat para maid ketakutan.

'tok tok tok'

"Masuk." Setelah mendapat instruksi dari Bella, Tio langsung membuka pintunya yang malah membuatnya terkejut.

"Kenapa?!" Ketus Bella.

"Maaf nona, ini laporan yang nona minta." Ucap Tio.

"Kamu boleh pergi." Kata Bella dan Tio hanya menunduk sebelum ia keluar.

Flashback on~

"Tio!" Teriakan itu mampu membuat seisi mansion ketakutan setengah mati.

"A.ada apa nona?" Gugup Tio.

"Cari tahu latar belakang Velix dan perempuan yang bersamanya kemarin!"

"Jangan sampai ada yang tertinggal sedikit pun."

"Baik nona." Jawab Tio dan langsung pergi.

"Apa yang kamu sembunyikan dariku Layla?!" Geram Bella.

"Baiklah! akan ku ikuti permainan mu jalang sialan!" Amarahnya kali ini sudah berada di ubun-ubun.

Flashback off~

Manik indah itu menelusuri setiap rangkaian kata yang tertulis di kertas tersebut.

"Kurang ajar!" Geram Bella dan membanting laporan tersebut.

"Velix? bapak tua yang bodoh, apa dengan mengganti namamu aku tidak curiga denganmu begitu?!"

"Mr.Mahendra aku akan membuatmu merasakan neraka yang sebenarnya!"

"Dimana kamu menyembunyikan anak kesayanganmu itu? haha aku ikuti semua permainanmu bodoh!"

"Nyawa dibayar dengan nyawa!"

-Skip-

"Ayah! apa kamu sudah merasa baikan?" Tanya perempuan dengan rasa khawatirnya.

"Tenanglah aku baik-baik saja, apa kamu terluka?" Tanya Velix.

"Tidak ayah, tapi dia telah melukaimu."

"Tenanglah yang terpenting salah satunya sudah berhasil kita lumpuhkan, kurang satu anakku kurang satu." Ucap Velix.

"Wow, aku suka dengan permainan ini ayah, sangat menyenangkan."

The TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang