I

7K 760 37
                                    

JANTUNG Hansa berdebar kencang, dia takut jantung itu akan melompat keluar dari rongga dadanya, jatuh tepat di kaki Mahira yang sedang berjalan dari arah berlawanan menuju ke arahnya.
tidak mungkin dia salah lihat, Matanya masih sehat dan tubuhnya fit.
Perempuan yang jadi objek fantasinya semenjak belasan tahun yang lalu tidak mungkin tidak dikenali olehnya, sebanyak apapun perempuan itu berubah.!

Hansa tidak mabuk atau sedang fly, dia sudah mengurangi kebiasaan buruk tersebut.
Hansa seratus persen sadar.!
Bahkan jika dia sekarat sekalipun, setelah di tabrak kereta, dia masih akan tetap mengenali Mahira!

Ya Tuhan.!
Jantung Hansa seperti mau meledak ketika langkah lebar Mahira membawanya semakin dekat dengan Hansa.

Hansa harus menelan kekecewaan nya.!
tidak ada yang terjadi, Mahira melewatinya begitu saja setelah melirik sekilas tanpa makna,
Hansa sadar,Mahira tidak ingat atau tidak mengenalinya sama sekali.!

"Tuan Armagan, ada apa.?"
Beberapa orang staff dan perusahaan dan asistennya ikut melihat ke arah yang Hansa tuju, bertanya-tanya apa yang membuat langkah tegap dan pasti tum Armagan terhenti.

Hansa memberi kode Agar Azam asisten pribadinya mendekat, membungkuk mengarahkan telinganya agar apapun yang Hansa katakan tidak bisa didengar siapapun.

"Cari tau tentang perempuan yang pakai baju merah barusan, paling lambat besok pagi laporannya sudah harus kuterima.!
Makin cepat makin baik.!"

Azam meluruskan punggungnya melihat ke arah Luar.
"Baju merah barusan.!?" Keningnya berkerut.
"Maksudmu perempuan gemuk barusan.!?"
Suaranya sedikit keras.

Hansa langsung menggeplak kepala Azam.
"Tutup mulutmu. Dia montok bukan gemuk.!" Desisnya menarik dasi Azam.
"Bicara buruk lagi tentangnya, jabatanmu kuturunkan jadi cleaning servis. "

Mata Azam membesar, kembali melihat keluar dimana wanita berbaju merah tadi sudah tidak terlihat lagi.
Lalu dia buru-buru menyusul Hansa Armagan yang sedang memasuki Lift.
Dalam hatinya Azam mengeluh karena dia lebih tepat sebagai budak bagi Hansa bukan asisten pribadi yang terhormat.
Tapi karena gajinya yang besar Azam bahkan rela dengan senyum lebar jika diminta menjilat sisa makanan di jari sang bos.

Hansa mengikuti rapat Akuisisi tanpa mengerti satu katapun yang dibicarakan orang-orang ini, untunglah orang-orangnya sangat handal dan telatih hingga mereka yang mungkin menyadari ada yang berbeda dengan sang Bos bisa menghandel semuanya.

Hansa sendiri sibuk memikirkan Mahira yang tidak bisa berhenti berlarian dibenaknya.
Wanita itu mengacaukan pikiran, hati dan seluruh tubuhnya serta organnya.
Membayangkan Mahira membua Hansa menelan ludah berulang kali.

Mahira yang dulu kecil dan kurus sudah berubah jadi montok dan tinggi, bukan gemuk seperti yang Azam bilang tapi kalaupun jadi gemuk tidak masalah karena Mahira tetap sempurna dalam bentuk apapun.!
Wajah Mahira yang dulu tirus kini bulat dan semakin menggemaskan.
Rambut Mahira yang biasanya dipotong pendek seperti Demi Moore di film ghost kini panjang sepingggul dan sedikit bergelombang,
Hansa bertanya apa gelombang itu asli.
Kalau rambutnya sebagus ini, kenapa tidak dipanjangkan saja dari dulu.
Dan bibir Mahira, ya Tuhan bibir itu penuh dilapisi lipstik merah menyala.
Mahira yang dulu terlihat begitu cantik dimatanya kini sangat Woow, luar biasa.
Setelan rok yang Mahira pakai membungkus tubunya dengan sempurna, kaki Mahira terlihat begitu indah, akan lebih indah saat melingkar di pinggul Hansa.!

Semua orang terperanjat saat Hansa memukul permukaan meja yang mengkilap dengan kuat, mereka menoleh, diam menunggu Hansa bicara.

"Tuan Armagan apa ada yang salah, bagian mana yang harus kami perbaiki.?"
Bahar, Pemilik perusahaan yang akan Hansa akuisisi terlihat cemas dan takut.

The Greatest HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang