Part 3

4.9K 739 104
                                    


I'LL KILL U

.

.


Seseorang memasuki ruangan Taehyung tanpa mengetuk pintu terlebih dulu. Ia mendengus duduk tanpa dipersilahkan.

Menimbulkan keryitan heran di dahi Taehyung.

"Kau berhenti dari pekerjaan kita dan sekarang menjadi Dosen di universitas ini? Woah Taehyung. Memang sepertinya kau tidak bisa bebas begitu saja dari kami." tuturnya.

Dengan sikap tenang Taehyung memindai penampilan teman rekan satu timnya. Ya lebih tepatnya mantan rekan.

"Apa yang kau lakukan disini Park?"

"Menyamar sebagai mahasiswa disini untuk menjalankan satu misi. Setelah kau keluar, aku menjadi sangat sibuk."

Taehyung terperangah mendengarnya.

Apakah temannya sedang bercanda? Hei Park Jimin itu laki-laki berusia 28 tahun. Dan sekarang terlihat menggunakan stelan outfit seragam basket.

Bergaul bersama mahasiswa yang 7 tahun lebih muda dari dirinya.

Taehyung tertawa—

"Kenapa kau menertawakanku?" kesal Jimin. Menendang permukaan meja Taehyung.


"Tidak sadar usia, siapa yang memerintahkanmu huh? Apakah ketua Choi? Apa tak ada pilihan lain selain menjadi mahasiswa? sudah berapa lama kau menyamar?" rentetan pertanyaan Taehyung membuat Jimin pening.

"Hei Tae, aku ini masih muda, kau lihat wajahku masih tampan seperti anak remaja. Jangan remehkan aku! Ini benar tugas dari ketua Choi. Tak ada pilihan lain karena otakku tidak secerdas kau untuk menjadi Dosen. Aku disini hampir satu tahun." jawab Jimin.

"Jika otakmu tak bisa secerdas otakku. Kau kan bisa menjadi cleaning service atau ahjussi-ahjussi penjaga kantin dan satpam mungkin?" ejek Taehyung.


"Tidak, jika aku menyamar menjadi pekerja itu akan membuatku sulit bergerak bebas." sahut Jimin.

"Misi apa yang diberikan ketua Choi untukmu?" tanya Taehyung penasaran, sebab ia sudah memutuskan untuk keluar dari organisasinya dan meninggalkan sahabatnya yang masih ingin tetap bekerja.

"Kita sedang berada diruang lingkup berbeda sekarang. Kau bukan rekan satu tim ku lagi Tae. Aku tak bisa membocorkan misiku kepadamu."

"Calm down Jim, Aku sahabatmu bukan? Kau bisa mempercayakan semuanya kepadaku." senyum Taehyung dan Jimin menghela nafas.

"Baiklah! jadi begini, aku memiliki tugas untuk mengawasi seorang mahasiswa bernama Min Yoongi dari semester menengah. Dia adalah anak dari direktur perusahaan ternama Min Corp. Ayahnya mempunyai banyak musuh karna cara kepemimpinannya begitu dihormati. Dan aku mengikuti kegiatan anaknya disini untuk menggali semua informasi dan mencari kelemahan ayahnya. Kali ini aku tak perlu mengotori tanganku Tae. Tapi jika ketua Choi memberi perintah kepadaku untuk membereskannya. Ya mungkin anaknya akan menjadi sandera ku. Tapi tidak untuk saat ini. Aku masih menikmati peranku. Kau tau aku adalah ketua basket dikampus ini. Digilai banyak wanita dan pria manis. Oh itu menyenangkan!" jelas Jimin antusias, Taehyung hanya berdecak.

"Jadi sekarang aku adalah Dosenmu Park Jimin-ssi." seringai Taehyung, kala Jimin belum menyadarinya.

"Ya, terserahmu."

"Tapi, apa keputusanmu telah bulat. Kau tau uang yang kau dapat sekarang tak akan lebih banyak dari pekerjaanmu sebelumnya."

"Aku tau Jim, aku hanya ingin keluar dari dunia gelap. Sejak lima tahun lalu, niatku berhenti sudah tercipta. Kau tau aku masih merasa bersalah pada seseorang." tatapan Taehyung nampak terluka dan Jimin mengerti hal itu.

"Aku hormati keputusanmu Tae. Aku pergi dulu oke." Jimin menepuk pundak Taehyung dan pamit keluar dari ruangannya. Tapi sebelumnya ia berdiri diambang pintu dengan berteriak.

"Tolong jaga kekasihku Tae, kau berada dikelasnya bukan? Ku kasih tau namanya Jeon Jungkook." dan Jimin mengacungkan jempol nya keatas.

"Apa-apaan? Kau memacari mahasiswa." kekeh Taehyung.























...






Dengan raut wajah datar Jungkook berjalan disepanjang koridor, banyak mahasiswa lain yang menyapa dirinya. Namun, sosok itu sama sekali tak menghiraukan.

"Jungkook." Ia sangat kenal suara pemuda yang memanggilnya. Jungkook semakin mempercepat langkahnya agar orang itu tidak mendekat kearahnya.

"Jungkook berhenti." tanpa menoleh, Jungkook berlari. Ia melewati kelasnya dan naik kelantai atas.

Seseorang yang mengejarnya kehilangan jejak Jungkook. Jimin mendengus kesal.

"Sial, kemana sih dia?" Jimin kembali memutar arah dan mencari Jungkook kedalam kelasnya.

Jungkook menutup pintu ruang atap kencang, ia mendekat kepinggir tembok untuk duduk bersandar. Mengistirahatkan dirinya sejenak disana. Jungkook mengambil sebilah rokok dari kantong jaket jeansnya, menggigit ujungnya dimulut dan menyalakan pemantik.

"Oh shit-" mata Jungkook menatap nyalang kearah orang yang berani-beraninya mengambil rokoknya.

Rokoknya dijatuhkan kelantai dan diinjak dengan sadis.

"Kau?" Jungkook berdiri menatap tajam orang yang mengganggu ketenangannya.

"Dilarang merokok di area kampus." tuturnya santai, meletakkan kedua tangan pada kantong celana.

"Siapa kau yang berani mengaturku?" geram Jungkook.

"Aku sama sekali tidak mengaturmu. Itu adalah peraturan kampus. Dan masalah pertanyaan klise mu siapa aku? Cari taulah sendiri." jawabnya dengan tatapan teduh. Mencoba sesantai mungkin menyikapi salah satu mahasiswa nakalnya.

"Persetan siapapun kau. Aku tidak peduli. Yang pasti kau sangat menyebalkan." Jungkook ingat jika wajah laki-laki didepannya adalah orang yang sama saat menghalangi motornya untuk keluar dari gerbang kemaren.

Jungkook mengeluarkan kembali satu bilah rokoknya, menghidupkan nya cepat.

Belum sampat mendarat di permukaan bibirnya, lagi-lagi orang itu merampasnya.

"Telingamu cukup berfungsi untuk mendengar perkataanku sebelumnya bukan?" intonasinya merendah, hingga rasanya orang ini begitu nampak mendominasi bagi Jungkook. Ia menarik tubuh Jungkook mendekat dengan sekali sentak, bergerak seperti memberikan pelukan.

Tangannya meraih satu bungkus rokok yang tersimpan apik di kantong jacket Jungkook. Mengambilnya dan membuat Jungkook terperangah.

"Bibirmu terlalu merah untuk kau kotori dengan Nikotin." bisiknya lirih. Dan meninggalkan Jungkook yang berdiri mematung dengan tangan mengepal.

"Brengsek." umpatnya.

























-TBC-

I'LL KILL U (Vkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang