Arrogant : 4

1.1K 145 13
                                    

Nara menjauhkan ponselnya dari telinga kirinya. Gadis itu baru saja selesai menelpon sang ibu yang katanya akan segera pulang nanti sore.

Ia membaringkan dirinya di atas ranjang dan ingin tidur sebentar. Matanya terasa berat, padahal di UKS tadi kerjanya hanya tidur saja.

Ting nong!

Nara mengernyit saat mendengar suara bel rumahnya berbunyi. Apa itu ibunya?

Kruyuk kruyuk.

Gadis itu meringis pelan saat merasakan perutnya bergemuruh karena lapar.

Akhirnya Nara menggeliat dan meraba-raba permukaan ranjangnya, sibuk mencari keberadaan ponselnya untuk melihat jam.

17.31

Tak terasa ternyata ia sudah tertidur selama kurang lebih dua jam.

Perlahan tapi pasti, Nara bangun dari tidurnya dan beranjak turun dari ranjang. Dengan langkah yang terkesan diseret, gadis itu mendatangi pintu rumahnya dan memutar kunci yang tergantung di sana. Ia membuka pintu tersebut dan tidak menemukan siapapun berdiri di depan pintu pagarnya.

Salah dengar.

Hendak berbalik masuk, namun tak jadi karena ia melihat sesuatu tergantung di pintu pagarnya. Ia menyipitkan matanya, berusaha memastikan penglihatannya. Untuk lebih pasti, segera ia berjalan menghampiri pintu pagarnya tersebut.

Baru berdiri di dekatnya saja, Nara sudah dapat mencium bau khas dari makanan di dalam plastik yang tergantung di pintu pagarnya itu. Bakso?

Nara mengambil plastik tersebut dan melihat isi dalamnya. Benar saja, ia dapat merasakan panas yang diakibatkan oleh kuah bakso tersebut di tangannya. Tapi, siapa yang mengantarkan makanan tersebut padanya? Bolehkah Nara memakannya? Kalau ada racunnya bagaimana? Tapi, Nara lapar.

Nara kembali menunduk menatap plastik berisikan sebungkus bakso di tangannya itu. Dan ia baru sadar ternyata ada sepucuk surat yang terselip bersama plastik bakso tadi dan terjatuh di dekat kakinya. Segera ia meraih kertas itu dan membaca isinya. Ah, tidak perlu dibaca. Baru dilihat saja Nara sudah tahu itu dari siapa. Gadis itu sangat mengenali jenis tulisan yang tertera pada kertas di tangannya tersebut. Ya, siapa lagi kalau bukan Beomgyu.

Sorry, I miss you.

Raut wajah Nara langsung berubah drastis menjadi datar. Ia melirik tempat sampah yang ada di dekatnya dan segera membuang plastik berisi sebungkus bakso di tangannya itu ke dalam tempat sampah tersebut bersama dengan suratnya.

Setelah itu, tanpa ba-bi-bu lagi gadis itu segera masuk kembali ke dalam rumahnya. Berharap sang ibu cepat sampai dan memberinya sesuap makanan, karena ia sangat lapar saat ini.

Sikap Nara barusan sudah pasti mencabik-cabik perasaan Beomgyu yang sedari tadi bersembunyi. Berharap-harap cemas akan pemberiannya yang diterima atau ditolak oleh gadis itu. Dan, yah—utu balasan yang Beomgyu dapat.











🍀 Arrogant 🍀











Hari ini Nara kembali bersekolah. Seperti biasa, entah dari mana Beomgyu tiba-tiba sudah ada di sisinya dan menggenggam tangannya untuk membantunya menyebrang.

Nara menghembuskan napas jengahnya dan hanya diam saja saat mereka berjalan bersisian memasuki wilayah sekolah. Jelas Beomgyu sedang mengikutinya saat ini, karena arah menuju kelas lelaki itu tidak sama dengan arah menuju kelas Nara. Dan Gadis itu tahu pasti kalau saat ini Beomgyu sedang memerhatikan dirinya dari samping secara terang-terangan. Namun Nara berlagak tak tahu dan hanya bersikap seperti Beomgyu memang tidak ada di sekitarnya.

Arrogant [Choi Beomgyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang