Terimakasih untuk setiap tawa yang pernah kau hadirkan untuk hidupku.
Terimakasih sudah membuat hatiku nyaman untuk pertama kalinya.
Terimakasih karena kau selalu di samping ku apapun yang terjadi.
Tetaplah seperti ini❤
-Jeon Jungkook-
Assalamu'alaikum ugh tea😇 Maaf baru up lagi, btw Minal aidzin ya para readers ❤🙏
Aku mau langsung aja ya, mohon beri banyak cinta💕
•
•
•
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
......
(*Jungkook POV*)
Aku mulai memasuki halaman rumah ku. Dan, kebetulan sekali keluarga ku sedang berkumpul semua diruang TV. Disitu, ada Appa, Eomma, dan Jimin Hyung.
"Eomma, aku ingin bicara sesuatu." Aku menghampiri mereka yang sedang berada di depan tv.
"Bicara lah, aku akan mendengar kan Mu." Ucap Tn. Jeon Taehyung.
"Tentang apa yang ingin kau bicarakan?" Kali ini Jimin yang angkat bicara.
Aku duduk tepat di sebelah Jimin hyung, dan di hadapan Eomma dan Appa.
"Apa kalian tau kalau sebenarnya Seulgi itu sudah punya pacar? Dan sepertinya mereka sangat saling mencintai satu sama lain." Ucap ku secara perlahan.
"Kau tau dari mana? Kenapa kau bisa bicara seperti itu?" Tanya Ny. Jeon Joohyun.
"Apa kalian masih ingat pasien yang kecelakaan saat itu Ibu nya mengalami pendarahan dan dia bernama Kim Yerim???" Aku menatap Eomma, Appa dan Jimin hyung secara bergantian.
"Nee, aku ingat." Jawab Jimin yang mewakilkan Eomma dan Appa yang hanya menganggukkan kepala nya saja.
Aku menceritakan semua yang terjadi antara Seulgi, Yeri, dan laki laki itu bukan tanpa alasan Tapi ini semua ku lakukan karena aku tidak mau ada pemaksaan dari pihak ku maupun Seulgi. Aku juga tidak bisa memaksakan perasaan ku pada nya, aku hanya sekedar menyukai gadis itu, tapi tidak untuk menaruh hati padanya.
Dan, akhirnya keluarga ku setuju dan tidak memaksakan ku untuk melanjutkan pendekatan nya dengan Seulgi.
"Kalau gitu, kenalkan kami pada Yeri." Ucap Tn. Jeon
"Mwoo? Untuk apa? Kau tidak ingin menginterogasi nya kan Appa?" Tanya ku yang memasangkan wajah panik.
"Sudah jangan banyak bertanya, besok malam bawa dia kesini." Perintah terakhir dari seorang Tn. Jeon
