OMAKE (1)

86 8 0
                                    

"DEMI"

Diantara perihnya, Tangan halus menarik dan mengelus pelan wajahnya yg masih utuh diantara bagian tubuhnya yg lain. Mafu hanya mampu menikmati elusan lembut itu di sela siksaan yg tengah ia rasakan. Menutup mata, Nafasnya mulai tak terasa. Smua.... Gelap.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Hhhh... Hhh... "

"Mafu? Sayang? Kamu kenapa? "

Sang ibu mengelus surai albino sang anak, Menyatukan keningnya pada kening sang anak.

"Mama? Mama dari mana saja? Papa?"

"Papa disini sayang"
Sang ayah menggenggam tangan anaknya lembut, mencium tangan mungil dari tubuh yang masih tampak gmetar dan berkeringat ketakutan.

"Badan mafu? Dimakan pohon...sakit...mama papa...hiks"

"Kamu cuma mimpi sayang. Kamu demam tinggi. Itu hanya mimpi... Mama papa disini sayang"-ibu

"Sepertinya memang pohon diluar hrus ditebang? "-ayah

"Sepertinya... Memang harus begitu. Walau ia menyayangi kakaknya bukan lalu hrus membawa sang kakaknya bersamanya. Ini mulai bahaya anata"-ibu

"Pohon? Kakak? Apa maksudnya? "

Menatap bingung atas perbincangan kedua orang tuanya itu.

"Tak apa nak. Kamu tidur saja dengan tenang ya"

Mengecup pipi dan kening sang anak sbelum sang ayah keluar dari kamar sang anak. Berjalan menuju gudang dan menuju keluar rumah. Waktu menunjukan dini hari. Dengan sendu sang ayah menatap pohon besar yang tumbuh di makam itu.

"Futaru... Maafkan papa. Papa harus menghapus eksistensimu. Jangan kau ambil kakakmu dari papa mama. Kita sudah berbeda dunia. Smoga ini dapat menenangkanmu disana nak"

"Kalian jahat~"

Terkejut mndengar suara sang anak. Itu suara futa.

"Futa? "

"Aku kesepian pa. Apa salahnya aku bawa niichan? "

"Apa kau tega membuat niichanmu kesakitan sperti itu? Belum waktunya ia untuk meninggalkan dunia ini nak"

"Aku tau papa, Tpi aku kesepian. Disini dingin"

".........." hanya mampu diem mendengar penuturan lirih sang anak.

"Papa... Apa papa mau menemaniku? Menggantikan niichan"

"Futa... "

Menatap sendu kearah pohon itu berdiri.

"Ahaha memang tak ada yang mau menemanik-"

"Futa chan~"

Sang ayah kaget saat mndengar suara mafu mengintrupsi suara dari anak kduanya yang telah mninggal, Diikuti sang ibu yg mengekor dibelakang mafu dengan wajah khawatir. Sang ayah tau anak pertamanya itu tengah dalam mode keras kepalanya saat ini. Ingin menemui adiknya, yang sudah tak ada didunia ini.

"Futa chan? Kaukah itu? Apa kau kesepian? Apa kau ketakutan? "

Berjalan tertatih ke pohon besar itu. Tanganya terulur kedepan, Ingin menggapai pohon yg tumbuh dimakam sang adik itu. Namun sebelum sampai, mafu sudah dicegah sang ayah untuk lebih mendekat.

"Tofu jangan! Itu berbaha-"

"Apa yang berbahaya dari adik sendri papa? Mafu hanya ingin memeluk futachan"

Katanya dengan yakin tanpa mengalihkan pandanganya dari pohon besar itu.

"Tapi bisa saja nanti kamu... "

My Family [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang