1 April
Jin memutuskan untuk membalas pesan.
Tak ada balasan lagi sejak itu. Sampai satu bulan kemudian, orang itu berulah lagi.
14 Mei
Kenapa orang ini ngotot sekali?
Pesan itu datang lagi.
Pengambilan hadiah macam apa yang dimaksud orang aneh ini? Bikin bingung saja. Karena iseng, Jin mengikuti apa mau orang itu.
Kening Jin makin mengkerut setelah membaca balasan pesan. Hadiah akan dikirimkan ke alamat, katanya? Boro-boro tau alamat, Jin bahkan tak mengenal siapa orang ini. Paling orang ini hendak melakukan penipuan walau caranya agak tak lazim.
"Ada apa, sayang?" Mina yang bersandar di dada bidang Jin sepertinya terusik dengan decakan kecil dari mulut suaminya. Pandangannya yang tadi fokus pada layar televisi pun beralih ke wajah suaminya yang sedari tadi sibuk bermain ponsel.
Dengan mata masih menatap layar ponsel, Jin menggeleng pelan. "Bukan dari siapa-siapa. Hanya dari orang aneh itu."
"Yang suka nyelamatin kamu itu?" Mina menegakkan badannya. "Memang dia kenapa lagi?"
"Dia nyuruh kirim kode apa gitu, ya udah karena iseng aku balas. Lalu dia balas mau kirim hadiah ke rumah kita. Aneh kan? Tau nama dia aja enggak."
Mina memanyunkan mulut, berakting merajuk. "Kamu sengaja ceritain ini biar aku cemburu kamu dapat hadiah dari penggemar rahasiamu kan?"
"Eh?" Jin memandang istrinya. "Bukan begitu maksudku, aku-"
"Kamu pantas dihukum." Mina mengambil ponsel Jin dan meletakkannya di meja. Ia menatap intens iris mata hitam kecokelatan milik suaminya. "Kamu tau kan apa hukumanmu?"
Dengan kebingungan Jin menjawab, "Memangnya apa?"
"'Manjain aku."
"Eh?"
Tanpa basa-basi lagi Mina duduk di pangkuan Jin dan bercumbu mesra suaminya tanpa jeda.
"Ibu hamil masih bisa ganas juga ya. Bukankah ibu hamil tidak boleh berhubungan?" Jin sempat-sempatnya menyeletuk di tengah permainan. Ditatapnya wajah sang istri yang menindih badannya.
"Baru hamil delapan minggu, memangnya ada masalah?"
Jin terkekeh kecil mendengar kalimat tantangan dari sang istri. Dijawabnya ucapan itu dengan sebuah kalimat penuh percaya diri.
"Jangan nyesal kalau gak bisa jalan."
"Eh?"
Tau-tau posisi Jin beralih di atas, melepaskan keinginannya untuk mengeksplorasi tubuh sang istri lebih dalam lagi. Dilumatnya bibir istrinya yang sudah mengeluarkan desahan kecil.
Suara derasnya rintik hujan dan desahan yang mulai mengeras pun memenuhi satu ruangan. Dua sejoli itu sibuk dengan dunia mereka sendiri, tanpa peduli ada satu lelaki yang tak berani melangkah keluar dari kamarnya karena tak mau mengganggu.
"Main di kamar dong, jangan di ruang tv." Jungkook menutup mulutnya dengan rasa malu setelah melihat apa yang baru saja ia saksikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
#hashtag [bts]
Tajemnica / ThrillerKim Seokjin harus menemukan siapa pengirim pesan misterius yang menyebabkan orang terdekatnya terbunuh. ㅡ 2019