CHAPTER ONE

6 2 0
                                    


       Sudah Senin lagi dan Jenna harus ke sekolah, kembali ke rutinitas sehari-hari. Setiap hari Senin pasti selalu mengawali hari dengan muka terlipat karena Sekolah apalagi jarak sekolah Jenna jauh, rumahnya di Jakarta Selatan dan sekolahnya di Jakarta timur belum lagi macet, rasanya Jenna mau naik Helikopter aja. Selama di perjalanan raut muka Jenna tidak berubah tapi mama memakluminya karena anaknya ini Moody banget, maklum namanya fase Remaja.

Sesampainya di sekolah Jenna Menyapa guru yang menunggu kedatangan muridnya di depan pintu Lobby dan bergegas ke lantai 2 karena di situlah kelas Jenna berada, masih dengan muka terlipat Jenna duduk di antara 2 teman dekatnya Becca dan Nadia, "muka lo kenapa kusut gitu sih?" Becca terheran "gapapa" Jenna menjawab dengan nada jutek, "ada masalah atau apa? Jelek tau muka kelipet gitu" Nadia menimpali "alah gausah banyak bacot deh" Jenna menutup kuping dan menaruh dagunya di atas meja, "kan lagi kumat dia", tiba-tiba Jenna tersenyum dan tertawa kecil mengingat sesuatu

"LO GAUSAH BIKIN GUE TAKUT YA JEN TADI MUKA LO KUSUT SEKARANG SENYUM-SENYUM GAJELAS" ujar Becca sambil menjauhkan kursinya dari Jenna "lo berdua harus tau ya kemaren gue ketemu pria tampan"

"siapa?"

"ada dia tampan sekali seperti Chris Evans"

"siapa?"

"jangan kaget ya, dia pelatih gue"

"OMG DEMI APA LO SUKANYA SAMA OM-OM?"

"DIA MASIH MUDA TAU!!" Jenna berteriak setelah kedua temannya itu sudah mengambil kesimpulan sendiri, "emang umurnya berapa?" Nadia mengerutkan dahinya "ya sekitar 20 an lah" Jenna menjawab sambil mengira-ngira "seganteng apa sih nyampe lo suka sama itu om-om?" Beca kembali bertanya "Astaga udah berapa kali gue bilang dia itu bukan om-om!" ingin sekali Jenna menyumpal mulut Sahabatnya itu dengan Kotak pensil tapi karena dia anak yang baik dan rajin menabung Jenna tidak melakukannya, "yaudahlah pokoknya dia keren,tampan,atletis dan BUKAN OM-OM" setelah itu kedua sahabat Jenna hanya bertatap-tatapan dan mengiyakan dan beberapa saat kemudian bel masuk kelas pun berbunyi.

Jam pelajaran pertama di isi oleh Matematika dan itu adalah pelajaran yang Jenna paling benci karena meskipun sudah di jelaskan beberapa kali Jenna masih tidak nyambung, kadang Jenna suka izin ke Toilet demi menghindari pelajaran Matematika. Hari-hari di sekolah benar-benar panjang, sampai akhirnya Jenna bertemu dengan Ketua Osis di SMPnya namanya Bram singkatan dari Bramasta

"hai bram" Jenna menyapa sambil tersenyum lebar, "hai juga Jen, ngapain kebawah? Jangan bilang cabut pelajaran Matematika lagi?" balas bram sambil menyilangkan tangan dan menatap Jenna dengan tatapan menyelidik, Bram memang murid teladan di SMP dan juga murid ter-Cepu kalau ada yang melanggar peraturan pasti Bram yang akan melaporkan ke guru Piket tapi semua ancaman itu tidak menakuti Jenna sama sekali. "sotoy orang gue mau ke ruang guru" ucap Jenna sambil menatap tembok agar tidak ketauhan bohong, "coba mana mata lo" "duh ngapain sih liatin mata segala? Bukan muhrim tau! Udah ah gue di suruh ambil buku sama Pak Wasda" Jenna pun langsung berjalan cepat melewati Bram dan menuju Ruang guru di lantai bawah, Bram hanya mengeleng-gelengkan kepalanya melihat teman seangkatannya yang kelakuannya seperti manusia Bar-Bar

Di saat waktu istirahat Jenna dan teman-temannya berkumpul di kantin sekolah membicarakan hal yang tidak penting sampai membicarakan Oppa-Oppa Korea, secara pribadi Jenna tidak terlalu mengerti jadi Jenna hanya mengaduk-ngaduk Bakso sambil memperhatikan suasana kantin sekolahnya yang ramai, tempat duduk kantin di sekolah Jenna terbagi-bagi menjadi empat bagian, bagian pojok kanan untuk bagian anak-anak cowo yang kelakuannya seperti Setan yang lepas dari neraka, di bagian pojok kiri adalah tempat untuk kakak kelas cewe dan sisanya untuk adik kelas, entah kenapa Jenna pingin cepat-cepat lulus kadang dia merasa dia tidak punya tempat di sini.

Selama Jenna sedang melamun dia sedang di perhatikan oleh Bram si ketua osis, sebenarnya Jenna sudah merasa merinding tapi Jenna tidak meggubris karena dia berfikir itu karena mahluk halus yang lewat. Jenna tersadar dari lamunannya karena Jenna telah di ciprati air kobokan oleh Nadia, Jenna memelototi Nadia sambil menggengam tangan Nadia keras-keras "gausah ganggu itu air kobokan bau amis kaya bau lu tau ga" ucap Jenna sambil melepas tangan Nadia "Jen lo nyadar ga sih? Lo tuh di liatin Bram dari tadi"

"bodo amat ga peduli" Jenna kembali menyuap Bakso yang sudah mendingin sambil menikmati suasana kantin, terjawab sudah ternyata yang membuat Jenna merinding itu Bram bukan Setan yang lewat. Bel istirahat berbunyi para murid pun kembali masuk ke kelas masing-masing Jenna diam-diam melihat Bram yang berdiri dari kursinya dan Bram kembali melihat Jenna mereka pun melakukan eye contact selama 5 detik dan itu cukup membuat Jenna jijik, Jenna pun bergumam "dasar orang sinting".

Ketika waktu pulang Jenna berdiri di depan gerbang menunggu mamanya menjemput, teman-teman yang lain sudah pulang duluan dan Jenna malas berbaur dengan teman yang lain, Jenna melihat Bram sedang berjalan mendekati Jenna dan Jenna sudah bersumpah kalau Bram macam-macam Jenna akan menendang tulang keringnya

Dan yang benar saja Bram langsung to the point "lo udah punya pacar?" Jenna langsung mengambil ancang-ancang ingin menendang dan tertahan karena Jenna memakai rok "lo ngapain?" Bram terheran sambil melihat Jenna yang menutup setengah mukanya "Stretching" "hah stretching? Mau ngapain emang?"

"lari dari lo lah freak!" Jenna langsung berlari tetapi tasnya di tahan oleh Bram "ngapain sih? Gak malu di liatin satpam? Lo juga belum jawab pertanyaan gue Jen" "ngapain sih nanyain udah punya pacar apa belum masih SMP Bram masih belum legal pacaran"

"berarti jawabannya belum punya pacar?"

"BELUM" Jenna berteriak sambil meronta "UDAH LEPASIN" Bram pun melepas tas Jenna dan tersenyum kecil "bagus" Bram pun berjalan ke arah Halte bus yang terletak di depan sekolah

"bener-bener orang aneh" ucap Jenna di dalam hati


------------------------------------------------------------------------------------------


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 07, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Young  AdmirerWhere stories live. Discover now