Sinar mentari pagi menyinari bumi. Kehangatan sinarnya mengingatkanku pada pelindungku. Semoga Ia di dekat sang ilahi itulah doaku tiap hari. Suasana rumah tak berubah. Aku tetap sering jadi sasaran emosinya. Namun aku tetap bersabar. Terkadang aku mengelus selendang emak seraya menangis.Jamida telah menjadi guru dan ditempatkan di daerah yang jauh. Piala kemenangan karya ilmiahnya dahulu di berikan padaku dan masih tersimpan di kamar. Sedangkan belahan jiwaku, bakri telah menjadi kapten kapal termasyur. Ia sedang tak berada di darat. 3 bulan sekali ia pulang. Aku merasa hampa tanpa mereka berdua.
Romi telah pindah ke kampung abangku. Ia ikut dengannya dan melanjutkan sekolah disana. Azis dan bujang telah remaja. Jakun dan suaranya sedikit parau menandakan keremajahannya. Sering wanita yang mereka lirik langsung jatuh hati padanya. Mereka pun telah di gejolak asmara. Ayahku tampak tua akan tetapi perilakunya tak pernah berubah. Sedangkan Pohon mangrove telah digusur ombak. Padahal itu menjadi tanda kisah aku dan bakri sepuluh tahun yang lalu. Pabrik yang menjadi saksi kerja keras emak telah menjadi rumah yang indah. Suasana sepuluh tahun yang lalu berubah drastis.
Ku menerima mesej dari pak keton seorang pengantar surat yang kaya raya. Ku baca mesej itu.
Assalamualaikum . Soleha bagaimanakah kabarmu di sana?
Telah lama aku tak dengar bualan kau padaku.
Bagaimana ikatan kau dengan bakri? Aku harap tetap rapat. Terima kasih atas laku kau kepadaku dahulu, dengan begitu aku bisa merasakan kemanisan hidup dari peluhku sebagai pendidik anak bangsa.
Ini ada duit seadanya, semoga bisa memenuhi kehendakmu. Aku harap kamu tidak lagi mengeja mesej ini. Telah lancer seperti air deras. Wassalam dari jamida.
Aku menulis dan membalas
mesejnya.Waalaikum salam. Terima kasih atas peduli kau padaku. Seindah kataku dalam mesej ini menggambarkan kondisi badanku. Terima kasih juga atas duit mu, pengajaranmu pada ku. Hubunganku sangat rapat sekali dengan bakri. dan atas berkat rahmatmu, insyaallah kami akan ke pelaminan bulan depan. Kaulah saudaraku, sekaligus temanku yang paling baik di sepanjang hidup. Aku ceria mendengar kabar dan kerjaan mu disana semoga engkau menjadi orang yang tetap termasyur. Wassalam dari soleha.
Kenapa dengan masakan ini???? Suara keras dari dapur
Tidak ada zat yang tak guna saya masukan. Kataku sedikit gemetar
Terus kenapa bujang perutnya sakit setelah makan masakan kau.
Coba kau polok, kalau kau sehat aku percayo katamu.Membanting pintu di depanku lalu menutupnya.
Air mataku mengalir perlahan. Tanganku ditarik ke meja makan dan mencicipi makanan itu. Tanpa terjadi apa bagiku. Dan ayahku percaya padaku namun tanpa bersalah ia langsung kekamar. Lagi-lagi ia telah menancapkan duri dihatiku. Aku kekamar dan meluapkan kesedihan. Aku sudah tak kuat atas perilakunya padaku. Ku menulis mesej dan menarunya diatas bantal. Tangisanku terhenti, diganti dengan lamunan. Aku semakin masuk dalam dunia lamunan dan akhirnya tertidur.
****
Bulu mata bergerak. Perlahan aku membuka mata. Aku tertidur sampai pagi sambil menepuk kening. Kokokan ayam terdengar bersayut-sayutan. Aku bergegas mandi dan memakai pakaian kaos panjang dan rok bergaris-garis hitam yang tergantung di pintu. Ku diam diam keluar dari pintu menuju kamar adikku romi dan azis. Aku semakin berhati-hati ternyata ayahku tidur bersamanya. Aku cium kening romi dan azis. Ayah mengelisik sehingga aku panik akan tetapi dengan sekejap ia kembali tidur. Terlintas dibenakku mencium kening ayah. Aku ingat perilakunya terhadapku disisi lain aku harus menghormati sebagai orang tua. Semenit hatiku berperang rasa dan akhirnya aku mencium keningnya dengan pelan.
Aku keluar rumah. Ayam masih ada yang berkokok. Dan cahaya merah mentari pagi membentang di ufuk timur. Burung berkicau dengan indah. Cuaca yang berbeda pagi ini. Ia menusuk tulangku menggetarkan tanganku. Hingga aku menggigil dalam perjalanan.Telah sampai aku di pantai. Aku mencari motor pengolak ikan. Aku ingin menumpang dengannya. Aku menunjukan arah yang aku tuju. Ia menyetujuinya dan aku pergi bersamanya. Motor pengolak mulai berlayar dan tali sauh telah diangkat naik. Jarak demi jarak telah menjauhi pantai. Ku pandangi bekas pohon mangrove dari tempat dudukku. Sesekali aku memperbaiki rambutku yang terurai diterpa angin pagi. pantai tak bisa lagi dipandang jelas karena jaraknya. Hanya terlihat hamparan pasirnya. Dan warna oranye dari tenda motor nelayan.
Aku telah memasuki sungai. Pohon mangrove di pinggir sungai memanjakan mataku. Ditemani musik dari suara mesin yang memekakan telinga.Air yang keruh namun sedikit berombak menambah keeksotisan pagi ini. Langit yang berwarna biru di lukis warna putih yang setia menemani perjalananku. Angin berubah-ubah arah. Jika angin dari arah barat aku pasti menutup hidung di karenakan bau ikan yang menusuk. Dan jika dari timur abang goleklah yang kebauan.
Aku terpaku dihaluan motor air yang tua. Nampak nelayan menyusuri pukat,rawai dan lain-lain. Abang golek kadang menegur sapa mereka begitupun mereka sebaliknya. Motor ini penuh dengan kotak kotak gabus tempat ikan maupun udang yang akan di bawa ke jambi. Abang golek sesekali memandangku dengan tersenyum. Kami membelah sungai Batanghari. Aku di depan merasakan angin pagi dari timur dan menikmatinya bak film titanik. Matahari terus menyingsing.
Jangan lupa Follow, Like dan Juga komentar, serta ditunggu saran dan masukannya agar saya dapat berkarya dengan baik, Thanks yang udah Baca !!
KAMU SEDANG MEMBACA
Putri Pucuk Putat
RandomCerita tentang Gadis Melayu Malang yang kehilangan kepercayaan akan cinta lalu terbuang.