#1

27 6 0
                                    

Jangan lupa vote dan comments
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

"Selamat pagi duniaaa!" sapaan ceria itu berasal dari seorang gadis manis dengan senyuman lebar dari balkon kamarnya.

Mata bulatnya sejak tadi tak henti memandang, mencoba mengenali setiap sudut komplek tempat tinggal barunya.

Haiiii....  Kenalin nama aku Olivia Mega Adhitya, biasa dipanggil via. Dulu aku sempet tinggal disini beberapa tahun sebelum papah dipindahkan dinasnya di Jakarta, sedangkan abang aku memilih tetap tinggal di Bandung bersama oma yang beberapa bulan yang lalu pergi meninggalkan kita semua. Dan kebetulan beberapa minggu kemaren papah dipindahkan lagi ke kota kelahiranku, rasanya seneng banget bisa balik lagi ke Bandung dan bisa menghirup udara segar tanpa polusi lagi.

"Suka, hm?"

Via menoleh dan tersenyum pada cowok yang ntah sejak kapan berdiri disampingnya.

Yapss cowo itu adalah Derren Ario Adhitya. Kakakku yang paling ganteng di dunia ini, ya iya lah ganteng kan aku cuma punya satu kakak. Yang pasti dia baik sih sama adeknya, yaaa walaupun kita baru tinggal bareng lagi sekarang tapi sebenarnya kita sering ketemu kok paling gk sebulan sekali mampir kerumah ntah aku yang ke Bandung atau abang yang ke Jakarta, udah kayak orang pacaran yang LDRan aja:v lebih sering abang yang ke Jakarta sih dibanding aku yang ke Bandung, bahkan aku cuma setiap lebaran doank ke Bandungnya:v

"Suka. Oh iya Bang, disini jalannya rame gk?" tanya Via sesekali melirik jalanan komplek yang sejak tadi sepi.

"Kalo jam segini mah sepi, mau jalan jalan hm?"

Via mengangguk penuh semangat.

"Tapi gw pengen jalan jalan sendiri pake sepeda."

"Gaya lu, kayak hapal daerah sini aja." ejek Derren.

"Yaaa keliling komplek mah gk bakal nyasar kali bang."

"Yakin gk mau ditemenin abangmu yang tampan ini jalan jalan keliling komplek?"

"Gk."

"Ya udah kalo lu maksa, gw juga pengen tidur lagi."

"Pantesan Abang jomblo terus, orang kerjaannya tidur mulu."

"Wahhh ngehina lu, emang yang ngomong punya pacar?"

"Gw kan masih kecil, kata ayah jangan pacaran."

"Ngeles ae lu."

"udah ah mau ambil sepeda byeeee."

Via meninggalkan Derren dan berlari menuju garasi untuk mengeluarkan sepeda miliknya.

"Ati ati, awas dikejar anjing galak." teriak Derren dari balkon kamarnya.

Via melihat keatas dan memberikan senyum sambil mengacungkan jempol.

Gadis itu mulai mengayuh sepedanya menyusuri jalanan komplek menikmati pemandangan yang masih asri sembari bersenandung.

Benar saja saat Via sampai perempatan yang berjarak beberapa rumah dari rumahnya, ia dikejar seekor anjing yang tidak dirantai oleh pemiliknya. Alhasil Via harus mengayuh sepedanya dengan sangat cepat. Sampai akhirnya adegan kejar kejaran pun selesai dan Via berhasil kabur dari kejaran anjing itu.

Brakkk

Karena tadi Via mengayuh dengan sangat cepat membuatnya sulit mengendalikan laju sepedanya. Hingga tak sengaja menyerempet motor yang melaju santai didepannya. Via meringis kesakitan, rasanya perih disekitar lutut dan sikunya.

"Kalo naik sepeda yang bener dong! Bisa naik sepeda gk sih."

Via melihat ke arah pria yang turun dari motor Ninjanya itu ngomel kepadanya.

Mata Via sudah berkaca kaca sejak perih menyapa lutut dan sikunya, ditambah lagi ia sangat merasa bersalah karena telah menabrak motor pria itu.

"Lu gk pa-pa? Sini biar gw bantu."

Pria itu tidak jadi marah, ia membuka helemnya lalu membantu mengangkat sepeda yang menimpa sebagian tubuhnya.

"Maaf." Via menunduk merasa sangat bersalah.

"Lain kali hati hati." ucap lembut pria itu berjongkok menyamakan tinggi mereka.

"Lu gk pa-pa kan?" pria itu membantu Via untuk berdiri.

'Harusnya dia marah sama gw, kok ini malah bantuin gw ya.' batin Via.

"Perih." Via meringis.

"Rumah lu dimana?" tanya pria itu.

"Blok D no.06 ."

Pria itu mengangguk paham.

"Biar gw anterin. Sepeda lu juga rusak, biar gw panggilin orang buat benerin sepeda lu. Sekarang biar gw gendong lu oke?"

Via bingung.

"Gk usah gw yang salah disini. Sepeda biar gw aja yang urus dan motor lu juga lecet biar gw tanggung jawab." ucap Via merasa sangat bersalah.

"Gak pa-pa, motor gw aman kok, sepeda lu biar gw aja yang urus."

"Udah ayo jangan takut." ucap pria itu menenangkan.

Akhirnya Via mengangguk dan memjatuhkan tubuhnya dipunggung pria yang sedang berjongkok didepannya itu. Dalam satu hentakkan pria itu berhasil membuat Via nyamam dalam gendongannya. Pria dengan seragam putih-abu itu tersenyum tipis saat lengan Via melingkar di lehernya.

"Nama lu siapa?"

"Olivia Mega Adhitya, biasa dipanggil Via."

"Oh, nama yang cantik. Kalo gw Alvin Putra Dhiafakhri, biasa dipanggil Alvin."

"Lain kalo hati hati yaa." ucap Alvin lembut.

"Kenapa lu gk marahin gw?" tanya Via karena ia benar benar sangat merasa bersalah atas kejadian tadi.

"Itu rumah lu?" ucap Alvin mengalihkan pembicaraan.

"Iya itu."

Tak ada pembicaraan sampai mereka sampai di Rumah Via. Saat Alvin memasuki gerbang rumah Via, ia melihat ada pria yang ia kenal berlari ke arah mereka. Derren teman setongkrongannya.

"Lu kenapa? Ada yg lecet? Ya Allah sepedanya mana? Baik baik aja kan?" tanya Derren heboh sendiri.

"Ya elah bang, untung ada Alvin yang nolongin gw. Gw heran dah sama lu bang, adeknya yang jatoh sepedanya yang dikhawatirin." Via mengerucutkan bibirnya.

"Ulululululu, adek gw gk pa-pa kan? Otaknya gk geserkan?" Ucap Derren membuat Via tambah bt.

"Canda kali dek."

"Lah ada Alvin." Derren menyeritkan alisnya saat menyadari keberadaan Alvin disana.

Alvin mengangguk setelah menurunkan Via dari gendongannya dengan sangat hati hati.

"Iya, Via adek lu bang?"

"Iya, Via adek gw."

Via menatap keduanya bergantian.

"Kalian saling kenal?" sahut Via.

"Eh aduh luka lu belum diobatin, sini mana yang luka ntar gw kena omel Ayah." Derren mengobati disiku dan lutut Via.

"Eh gw pulang duluan yaaa." pamit Alvin.

"Gk mampir dulu?"

Alvin menggeleng.

"Biar sepeda gw yang urus, cepet sembuh yaaaa."

"Okee makasih Alvin, ntar gw ganti."

Pergi tanpa menghiraukan ucapan Via.

***

Semoga terhibur:)
Thanks yang udah baca:)

Nuradda_24

AlviaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang