#3

23 4 1
                                    

Jangan lupa like dan comment
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

Hari ini adalah hari pertama Via masuk sekolah barunya. Yaaa walaupun ia sempet dilarang Ayahnya, karena keadaan kakinya yg belum sepenuhnya baik. Tapi Via tetep kekeh mau berangkat sekolah, akhirnya ayahnya pun mengizinkan dengan syarat Derren harus terus awasi Via.

Biarpun ribet seenggaknya sekarang Via bisa menginjakkan kakinya di SMA Harapan Bangsa, sekolah barunya.

"Lu bisa masuk sendirikan? Apa mau gw anter?" tanya Bang Derren.

"Ya bisa lah... Abang pikir gw bocah umur 5tahun apa?" Via menatap Derren tak suka.

"Ya emang lu tuh bocah umur 5tahun, dan selalu jadi bocah dimata gw." Bang Derren mengacak acak rambut Via.

"Ihh,,, abang,,, rambut gw jadi acak acakan..." Via tak terima rambutnya yg sudah ia sisir berjam jam itu hancur ditangan bang Derren.

"udah jangan ngambek... Istirahat gw tunggu di kantin ntar gw traktir es krim buat lu... Jadi gk usah ngambek." Derren mencubit pipi Via lalu kabur.

"ihhh,,, untung dia abang gw, coba klo gk udah gw mutilasi tuh orang." batin Via.

Daripada ngedumel sendiri kaya orang gila, via memutuskan untuk masuk ke ruang kepala sekolah agar ia segera masuk ke kelasnya.

"Assalamualaikum, permisi." Via mengetuk pintu.

"Waalaikumsalam, iya silahkan masuk." kepala sekolah mempersilakan masuk.

"Permisi pak, kenalin saya Olivia Mega Adhitya."

"Oh iya iya, kamu murid baru ya?"

"Iya pak."

"Mari saya antar."

Baru berjalan beberapa langkah dari ruang kepala sekolah, pak Ryzki berhenti dan memanggil seseorang yg jaraknya tak terlalu jauh dari tempat kita berdiri.

"Alvin, kesini sebentar."

"Ada apa pak? Bapak mau ngehukum saya lagi? Saya kan hari ini gk kesiangan? Bosen tau pak ngapelin tiang bendera mulu."

"Siapa juga yang mau hukum kamu, saya juga bosen ngehukum kamu terus. Diem dan dengerin saya dulu."

Alvin memilih diam mengikuti apa yang pak Ryzki katakan.

"Kamu kelas 11 Ips 3 kan?"

Alvin hanya mengangguk.

"Kalo gitu tolong antarkan Via ke kelas, dia murid baru pindahan dari Jakarta yang kebetulan sekelasnya sebelah dengan kelasmu."

Alvin mengamati wajah gadis itu tanpa menghiraukan ucapan pria tua itu.

"Paham?" tak ada jawaban dari Alvin

"Alvin kamu tuh dengerin bapak ngomong gk sih?!"

"Tuh kan bapak mah ngegas mulu abis minum bensin berapa liter sih pak? Tadi kan kata bapak saya suruh diem ya saya diem lah pak. Labil banget sih pak kayak abg aja."

Pak Ryzki menghembuskan napas berat dan mengelus dadannya berkali kali.

"Untung murid yg ky kamu cuma satu Vin, Vin, coba klo banyak bisa mati berdiri bapak. Udah sana antarkan Via ke kelas, saya gk mau kena serangan jantung ini masih pagi."

"Siap yo kekelas." ajak Alvin, Via hanya mengangguk sebenarnya ia merasa kasihan karena melihat pak Ryzki yg mengelus dadanya berkali kali sebelum masuk ke ruangannya.

"Gk mau ngucapin selamat pagi,hem?"

"Harus banget?"ucap Via sambil melihat lihat sekolah barunya.

"Ya gk harus juga sih, tapi masa kamu gk mau ngucapin selamat pagi ke cogan di sekolah ini sih." ucap Alvin dengan pd nya.

"Cowo yg sering ngapelin tiang bendera maksud lu?" Via terkekeh ketika mengingat kalimat yg keluar dari mulut Alvin.

"Kamu cemburu aku ngapelin tiang bendera? Oke nanti malam aku apelin kamu aja deh." goda Alvin berhasil membuat rona merah dipipi Via.

"Apa sihhhh." pipi Via sudah seperti kepiting rebus.

***

Semoga terhibur:v

Nuradda_24

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AlviaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang