Gadis dengan seragam biru putihnya ini berjalan digang kecil, sepulang sekolah. Ia ingin mampir dulu kerumah pamannya, yaitu dijalanan ini. Gang yang sedikit sepi.
Ia berjalan riang sembari menggendong tas berwarna pink volkadotnya, tiba-tiba langkahnya terhenti dan matanya menyipit, ia melihat sosok wanita yang berlarian. Tetapi yang membuatnya heran adalah, dibelakangnya ada lelaki berwibawa. Sedang mengejar si wanita itu.
"TOLONG! NAK TOLONG SAYA!" Si wanita berteriak meminta pertolongan padanya.
Gadis bernama Retta itu terlihat sangat bingung, disatu sisi ia ingin menolong ibu-ibu itu, tatapi disisi lain perasaan takut menyelimutinya.
Retta diam mematung saat dihadapannya di wanita dan si lelaki bertengkar.
"Kamu nggak bisa lari dari saya!" Ujar si Lelaki mengeluarkan sebuah pisau dari dalam saku celana belakangnya.
Mata Retta membulat saat Lelaki itu mulai mendekati si Wanita yang kini sudah menangis dengan kaki yang mulai mundur, juga gelengan kepala yang keras.
"KAMU MAU NGAPAIN?! JANGAN MENDEKAT! TOLONG .... NAK TOLONG SAYA! MINTA BANTUAN CEPAT!" Teriak si wanita itu histeris saat pisau tajam itu hampir menyentuh perutnya.
Jleb!
Tubuh Retta menegang, bola matanya hampir saja keluar dari tempatnya, pisau itu menusuk diperut si wanita. Tepat didepan mata Retta, perasaan takut yang sejak tadi menyelimutinya semakin membesar, perduli setan dengan rasa takut. Retta segera menghampiri wanita yang tubuhnya semakin merosot dengan tangan yang memegang perutnya.
Retta menatap lelaki berwibawa itu dengan tatapan tidak percayanya, air matanya perlahan luruh. Membayangkan jika yang dibunuh adalah ibunya, Retta menggeleng keras. Segera ia meminta pertolongan pada warga selepas lelaki itu pergi.
Dan sejak kejadian itu, ia menjadi sosok gadis yang ingin selalu membantu dan membahagiakan seseorang. Menebus kesalahannya pada wanita yang sempat ia tolong, ketika sudah benar-benar terlambat.
*street Leader*
KAMU SEDANG MEMBACA
Street Leader✔
Teen FictionRaga Dirgantara, Ketua geng Adventure. Cowok galak yang suka menindas. Setiap hari kebiasaannya hanya nongkrong. Merokok, membolos. Namun dibalik itu semua. Raga punya dendam yang mendalam. Dendam pada seseorang yang telah membunuh ibunya beberapa t...