First Date

160 27 1
                                    

Shirabu pengen kabur.

Shirabu merasa seharusnya memberikan kode untuk setelan baju yang mereka akan pakai di kencan pertama mereka.

Entah apa yang senpainya pikirkan, datang ke sebuah kencan casual di kafè berpakaian seperti itu.

Seharusnya gadis kelas satu itu menjelaskan lebih detail akan dress code yang harus mereka pakai. Shirabu kira Semi sudah mengerti kencan casual itu seperti apa.

Mungkin Shirabu salah, seharusnya ia lebih tahu bahwa memakai sebuah kemeja kotak-kotak merah putih dilapisi dengan jaket nyanidas lalu jeans cargo biru selutut, sebuah sepatu olahraga dengan kaos kaki panjang berwarna hijau. Adalah style fashion yang selama ini Semi miliki.

"S-Shirabu!", Sapanya riang saat ia berhadapan dengan Shirabu.

"Selamat pagi, Semi-san.", Balas Shirabu sambil menunduk, mencoba untuk menenangkan mata perihnya melihat dress code milik Semi.

Mereka berdua saling tatap, Semi menatap kebawah, melihat Shirabu dengan sebuah blouse putih berpita ungu, blousenya dimasukan kedalam rok rempel atas lutut berwarna hitam, kaki jenjangnya dibalut dengan legging putih dan sebuah sepatu kets sederhana. Rambut panjangnya diikat ponytail pinggir. lalu Semi langsung memalingkan wajahnya.

Shirabu menatapnya heran, "Ada apa, Semi-san?"

Pipi Semi memerah.

"....kamu terlihat manis sekali.", Jawabnya jujur. Shirabu hanya menatap bengong. Ia tidak tersenyum, tapi hanya mengangguk.

"Terima kasih. Semi-san terlihat buruk sekali."

.
.
.

Mereka berdua duduk disebuah booth diujung kafe.

Sebuah ketenangan nyaman diantara mereka saat mereka menatap menu.

Tidak lama kemudian, seorang pelayan datang ke meja mereka.

"Sudah memutuskan mau pesan apa?"

"Aku mau pesan-", Semi dan Shirabu berucap bersamaan.

"Anu, Maaf, Semi-san dulu.", Ujar Shirabu sopan sambil menatap Semi yang salting.

"H-hah? Ka-kamu dulu aja, nggak apa-apa."

Ke- awkward-an mereka terpecahkan oleh pelayan tersebut, "Pasangan baru ya? Baiklah, Nona ingin pesan apa.?"

Shirabu menatap menunya beberapa saat, "Aku ingin Blueberry Cheesecake, sama, anu, Cappuccino Latte."

Sang pelayan menulis pesanan Shirabu, sebelum bertanya ke Semi, "Bagaimana dengan anda, tuan?"

"Eh, aku mau Choco-Strawberry Mousecake, sama Thai Tea saja."

"Apa Thai Tea-nya ingin tambah pearls?"

"Boleh."

Pelayannya pun pergi untuk memberitahukan pesanan mereka ke dapur. Shirabu menegakan postur tubuhnya sebelum bertanya, "Pearls.?"

"Bubbletea. Kamu nggak tau?", Jawab Semi. Shirabu hanya menggelengkan kepalanya, tanda tak tahu.

"Mau pesen juga? Aku pesenin.", Tawar Semi, mencoba untuk jadi seorang gentleman untuk kekasih barunya.

"Nggak usah, nanti dompetmu kanker, makasih Semi-san."

Semi bengong mencoba memperoses kata-kata tersebut. Saat sebuah rasa ejek mulai terproses, pelayan baru pun datang dengan pesanan mereka.

.
.
.

"Anu, Semi-san."

"Ya?"

"Ada cream nyangkut di ujung hidungmu. Emang Semi-san berapa tahun, lima?"

.
.
.

Sifat garam pacar Semi pun mulai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

His Girlfriend, With Extra Salt. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang