my euphoria

597 72 42
                                    

Song recommendations for this story :

1. Photographs - 1415
2. Euphoria - BTS

| happy reading |

Kamu pasti pernah bertemu dengan seseorang di tempat yang tak terduga? Entah di tempat kesukaanmu ataupun sebaliknya. Seseorang yang terlihat asing, cuek dan begitu dingin. Tapi semua menjadi berbalik ketika semesta memutuskan untuk mengirimkanmu sebuah cerita yang harus kamu lewati bersama orang tersebut.

Begitupun denganku.

Sekarang, akan kuceritakan tentang perempuan yang tak sengaja dipertemukan oleh semesta, sosok perempuan yang telah menjadi euphoria dalam hidupku.

***

Seperti es, hatimu beku dan tak mau mencair. Padahal dapat dikatakan ada beberapa orang yang berusaha mendekatimu, mencoba membuka pintu hatimu. Namun, reaksimu biasa saja. Seakan tak peduli sedikitpun.

Dia adalah Alea Lovana, nama yang cantik, bukan? Apa hanya aku saja yang berpikiran seperti itu? Tapi kalau memang benar, um... aku jatuh cinta padanya. Ah, lebih tepatnya aku sangat mencintainya.

Perempuan berusia tujuh belas tahun ini akrab dipanggil Alea. Tapi aku selalu memanggilnya, Vana. Mungkin itu terlihat seperti panggilan kesayangan dariku.

Dia selalu membuatku tersenyum karena tingkahnya yang bisa disebut hiperaktif. Tapi yang harus perlu kamu tau, Vana adalah seseorang yang terkena penyakit prosopagnosia. Tenang, Vana selalu mengenaliku dengan mudah. Entah apa yang bisa membuatnya dengan cepat mengetahui. Kacamata ovalku, mungkin.

Aku mengenal Vana saat berada di kedai kopi dekat sekolahku.

Kupikir awalnya hanya macchiato saja yang mampu membuat hidupku bahagia, namun aku salah. Kehadiran Alea yang mungkin sudah tertulis dalam skenario semesta itu mampu membuat hidupku menjadi istimewa.

Iya, di sanalah kami pertama kali bertemu. Aku dan Alea. Si perempuan cantik yang hiperaktif. Menurutku dia bukan hiperaktif, namun dia tengah menikmati kebahagiaan yang telah diberikan oleh semesta meski di tengah-tengah kekurangannya.

Dari postur tubuh remaja yang ideal, Alea bisa dikategorikan seperti itu. Lihat saja tingginya yang sebahuku, memiliki rambut yang begitu panjang, berkulit putih, dan senyum yang selalu menghiasi wajahnya, menurutku Alea bisa dikategorikan sempurna. Namun memang benar, semua kesempurnaan hanya milik Tuhan semata.

Sebenarnya Alea juga sering datang ke kedai kopi ini, sama sepertiku. Kedekatanku berawal dari Alea yang meminta izin untuk bergabung satu meja denganku. Karena pada saat itu kedai kopi cukup ramai dan memang benar, hanya tersisa satu tempat duduk dan itu berhadapan denganku.

Dengan nada yang begitu pelan, membuatku sedikit bingung. "Hah?"

Mungkin seperti itulah reaksiku pertama kali saat diajak bicara oleh Alea, memalukan!

Namun beberapa detik kemudian, seolah mengerti dengan ucapan yang ia katakan padaku, akhirnya aku berbagi tempat duduk dengannya.

Seiring berjalannya waktu, kami semakin akrab. Kami selalu bertemu di kedai kopi saat sore hari. Kami berbagi cerita bersama, tertawa bersama, hingga akhirnya Alea bercerita bahwa dia adalah seorang pengidap prosopagnosia. Atau mungkin kamu pernah mendengar seseorang yang buta wajah, ya mungkin seperti itulah.

Namun yang aku herankan, kenapa Alea sangat mudah menghafal wajahku? Ah, aku tak begitu mempedulikannya. Yang terpenting, sekarang aku merasa nyaman bersamanya.

extraordinary love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang