Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pria itu meraung, ia ingin mengulang waktu. Ia ingin marah, ia ingin membenci keadaan yang mempermainkan dirinya.
Ia berlari menabrak malam dalam keadaan hujan, kedua orang tuanya pun tidak bisa menahan kemauan pria bernama Doh Kyungsoo itu. Tanpa memakai alas kaki, ia berlari menghentikan taxi. Ia harus menemuhi prianya dan meminta penjelasan atas semua permainan yang di mainkannya. Apa ia berfikir Kyungsoo anak kecil dan orang bodoh yang bisa ia permainkan sepenuhnya.
Dalam taxi, sopir yang mengangkutnya sempat melirik keadaan pria mungil itu. Pakaian tidur, rambut acak-acakan dengan airmata yang terus-terusan keluar, mana pria itu berlari tanpa memakai sendal, ia hanya memegang kertas di tangan kiri dan handphone di tangan kanan. Ia mengenggam erat bendah canggih tersebut.
Pria mungil itu menyerahkan handphone pada sopir. Yang di berikan benda menatapnya heran, "pak, saya tidak membawa uang. Jadi bawa saja benda ini, saya tidak membutuhkannya."
Ia menaruh handphone di kursi samping pengemudi lalu berlari ke arah rumah yang baru tiga jam lalu ia pulang dari sini. Tanpa mengetuk, ia mendorong kasar membuka pintu rumah milik kekasihnya.
"Kim Jongin!" teriak pria itu frustasi. Ia memegang surat di tangannya kuat.
"Kyungie, ada apa?"
Wanita yang tadi pagi baru saja ia menyebut mama itu keluar menyapanya. Kyungsoo menatap mama Jongin lama.
"Ma, aku membutuhkan penjelasan akan hal ini," ujar Kyungsoo mengangkat surat dalam genggamannya. "Aku butuh Kim Jongin untuk menjelaskan ini, setidaknya jangan dia membuatku menanamkan kebencian padanya," kembali ia berucap. Matanya tidak lepas dari tatapan tajamnya ke arah wanita yang baru saja kaget akan apa yang Kyungsoo pegang.
"Kyung, kau tahu akan hal ini dari siapa?"
"Ma, aku butuh Jongin."
Baru saja bunyi pintu kamar milik prianya terbuka. Kyungsoo terjatuh, ia pingsan membuat wanita tersebut histeris. Sedangkan Jongin yang baru saja keluar dari kamarnya, berlari ke arah kekasihnya yang tiba-tiba terjatuh.
"Kyungsoo!"
Jongin mengendong tubuh kecil kekasihnya, membawa ke dalam kamar miliknya. "Kyungsoo, jangan bercanda," teriak pria tan itu frustasi. Ia menatap kertas yang di berikan mamanya.
"Dia mengetahuinya. Setelah ini, jelaskan padanya."
Yuri duduk di samping tempat tidur, lalu memberikan minyak agar Kyungsoo sadar.
"Kau ganti pakaiannya, dan biarkan dia beristirahat."
***
Jongin menatap kekasihnya lama, setelah ia mengganti pakaian Kyungsoo dengan baju miliknya yang kebesaran jadi ia tidak perlu memakaikan celana, tidak akan pas. Kaos berwarna hitam milik Jongin terpasang di tubuh mungil yang masih tertidur. Ia menghela nafas kasar, matanya melihat kertas yang berada di atas meja, ia menarik kertas tersebut lalu meremasnya kuat sebelum terhempas keluar dari jendela.