2 bulan berlalu. Doh Kyungsoo masih setia dalam kamarnya. Tidak ingin melakukan apapun. Kesakitan yang Jongin berikan, masih terlalu membekas dalam hatinya. Ia memandang album berisi foto-foto keduanya. Sering menelpon nomor yang sudah tidak aktif itu lagi. Mengerang dalam kamar membuat papa dan mama Kyungsoo tidak tahu apa lagi yang harus dilakukan. Papa Kyungsoo bahkan tidak tahu alasan apa yang membuat Jongin bahkan sudah tidak terlihat lagi di kampus. Bahkan Umji dan Chanyeol yang datang, sama sekali tidak ia hiraukan.Nama Jongin terus terucap dari bibir indah Kyungsoo.
"Sudah dua bulan bahkan bibi tidak tahu apa lagi yang harus bibi lakukan. Dokter saja tidak berhasil, Umji."
Kalimat itu yang membawa wanita yang menyemat gelar sebagai sahabat Kyungsoo berakhir di rumah milik Jongin. Demi sahabatnya, ia harus rela mengemis sekarang.
Mengetuk pintu dari rumah sederhana milik Jongin. Ia berusaha menahan diri agar tidak meledak jika melihat wajah Jongin nantinya.
"Selamat siang bibi," ujar Umji berusaha menaruh senyuman di wajahnya saat melihat wanita paruh baya yang membuka pintu untuknya.
"Selamat siang, ada perlu apa ya nak?"
"Saya teman Jongin bibi. Jonginnya ada?"
Wanita di depannya mengeleng dengan senyuman. "Jonginnya ada keluar nak, apa ada yang perlu di sampaikan?" mendengar jawaban dari wanita di depannya. Umji mengeleng.
"Kalau begitu nanti saja bibi."
"Baiklah nak, kau mau masuk dulu?"
"Tidak bibi. Saya langsung balik saja. Trimakasih."
Wanita paruh baya itu mengangguk, mengatakan hati-hati lalu menutup pintu. Ia berjalan ke dalam kamar anaknya, membuka pelan pintu kamar milik anaknua melihat pria yang sedang duduk di depan meja. Dua bulan ini, hal seperti itu yang selalu ia kerjakan.
"Dia sudah pulang bu?"
Rasanya wanita itu ingin menangis. Ia ingin memeluk anaknya dan mengatakan semuanya baik-baik saja.
"Sudah. Kau istirahatlah."
"Tidak bu, aku harus membuat ini dan memberi hadia di hari ulang tahun Kyungsooku."
Runtuh sudah pertahanan hatinya sebagai seorang ibu yang melihat anaknya harus menanggung semuanya seperti ini. "Jongin, katakan yang sebenarnya pada Kyungsoo. Kau begitu mencintainya lebih dari apapun sayang."
Pria tanned itu mengeleng, "tidak bu. Tidak! Dia akan merasakan sakit yang lebih kalau aku mengatakan yang sebenarnya. Saat aku melihat tangisannya rasanya kematianku lebih dekat dari waktunya. Dia begitu berharga bu. Sangat berharga dalam hidupku. Dia nafasku setelah ibu, aku tidak ingin pergi meninggalkan kesedihan yang mendalam dalam dirinya. Biarkan dia membenciku seperti seharusnya. Itu lebih baik daripada dia harus menangisiku yang nantinya sudah tidak bernyawa bu."
KAMU SEDANG MEMBACA
You Hurt Me (Selesai)
FanfictieAku terlalu mencintaimu. Bahkan kebohonganmu saja aku percaya.