Prolog

59 2 0
                                    


Gue pake baju Ori dikira Kw, emang segitunya ya muka gue kek Gembel? ㅡJ

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Pelataran rumah besar seorang konsultan sipil malam ini telah begitu ramai ketika seorang perempuan turun dari mobil.

Ini kali pertama bagi seorang Davinchi Avijena mendatangi sebuah pesta dengan penampilan awut-awutan. Hanya berbekal supershort pants-nya D&G, hoodie kedodoran Givenchy, dan sepatu sport yang telah di pakainya sejak tadi pagi. Dia nekat pergi ke pesta ulang tahun papanya malam ini bersama kedua sahabatnya yang sama berantakannya.

Alasannya klise. Masalah pekerjaan yang datang tidak tau waktu dan tidak tahu diri akhirnya membuyarkan semua rencana mereka sore itu. Sama sepertinya, namun kedua sahabatnya lebih terlihat manusiawi untuk datang ke pesta dengan pakaian kerja semi-formal mereka, dibandingkan dirinya yang lebih terlihat seperti hypebeast iseng lari sore keliling kompleks sambil haha-hihi kalau ketemu kenalan di pinggir jalan.

"Jen, lo jangan jalan dibelakang gitu dong. Kek apaan aja lo, sinian lo di tengah"

Teta, perempuan yang baru sampai indo kemarin malam itu terlihat kesal dan kelelahan. Disampingnya, Rexas, sahabat lelakinya yang recehan itu hanya diam dan menyeret Jena untuk berjalan beriringan bersama mereka.

"Anjing lo semua, gue malu ..." ucap Jena pelan sambil memegangi ujung hoodienya agar tidak menyingkap keatas.

"Makanya lo kita umpetin, sinian deh buru!" Balas Rexas sengit sambil terus memegangi lengan Jena.

Mereka berjalan melewati kerumunan orang-orang di halaman rumah. Mungkin karena salah kostum mereka yang begitu mencolok, mereka di perhatikan oleh begitu banyak pasang mata. Terutama di antara pria dan wanitaㅡRexas dan Tetaㅡ yang berpakaian formal itu ada seseorang yang seperti segaja di sembunyikan, dengan hoodie yang menutup kepala, Jena terlihat seperti anggota buronan mafia yang tercyduck menyelinap dalam acara pesta.

"Jen, papa lo mana sih?! Gerah nih gue diliatin orang-orang" bisik Teta pelan sambil terus merapatkan jas hitam yang menutupi dress peach formalnya.

Sampai di pintu utama mereka di kejutkan oleh kehadiran seorang pria, vlogger baru naik daun beserta kru yang menghadang mereka bertiga.

Jena memandang bingung kearah kamera yang meliput mereka. Dia mengerang dalam hati seperti 'Sialan siapa lagi ini?' 'Apa papa ngundang orang kek begini?' 'kenapa papa bolehin orang-orang kek begini masuk elah' dan berbagai umpatan tak berguna lainnya.

"Yo wassup guys. Beruntung banget kita malem ini bisa ketemu nona cantik pemilik tunggal saham resort terkenal di singapura... bla..bla..bla...."

B. A. C. O. T.

5 huruf itulah yang memenuhi pikiran Jena ketika pria vlogger itu menyapa pemirsa dan memperkenalkan Teta yang ada di sebelah kirinya.
Alah basa-basi-busuk lo, paling numpang tenar, panjat sosial lo! dasar!

Selanjutnya yang dilakukan Jena hanya membersihkan bagian dalam kukunya sambil acuh menunggu sahabat kyudnya selesai ngartis bersama vlogger itu.

"Berapa Harga Outfit Lo?" Tanya pria vlogger itu kepada Teta.

'Kaga di jual malih!!!' Batin Jena.

"Hahahah ini seriusan lo?" Jawab Teta dengan tidak percaya. Dia berpikir ngapain nanyain harga outfit orang, kaga penting banget, wasting time aja lo.

Sahabat Jena satu itu memang kelamaan nggak apdet masalah sosial indonesia. Selain karena kelamaan tinggal di LN, dia buka ponsel paling cuma buat urusan bisnis, selain itu ya cuma ngebucin.
Iya ngebucin. Bucinin be te es. Jimin lah, Mang agus lah, terus kadang mas Jay sama Mambin di bucin jugaㅡ woe apaan lo salah server. Maklum, kadar kebucinan Teta ke oppa-oppa korea ini memang melebihi Jena, jadi ya sudahlah......

BHOL (Berapa Harga Outfit Lo?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang