ep- 1.1

29 2 0
                                    

Berapapun harga baju lo,
Bakal tetep kusut kalo di pake rebahan-T

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Terkadang kita, hooman, terlalu sering menjadi budak ekspektasiㅡapalagi hooman negara dengan 6ºLu-11ºLS ini. Hingga berakhir seperti Jena.

Perempuan itu sedang menyesap dalam rasa iced americanonya, dan membayangkan dirinya memerankan adegan drama dimana sang tokoh meminum soju untuk melepas penat serta beban di pikiran.

Dia sempat berpikir dapat menghadiri pesta ulang tahun papanya lebih awal, namun realita menamparnya keras.

Jena duduk dengan Unwoles dan panic attack mode on dalam ruang kerja khusus untuknya, di lt.2 salah satu restoran cabang miliknya. Dia termenung memangku laptop sambil terus memantau ponselnya. Barangkali ada telepon penting atau berita terbaru mengenai penurunan bursa saham dan inflasi besar-besaran sejak tadi sore.

Sebenarnya Jena terbiasa dengan masalah semacam ini. Hanya saja untuk kali ini masalah datang di waktu yang tidak tepat.
Semenjak dia memutuskan terjun ke dunia bisnis, kedua orangtua perempuan itu menentangnya keras. Mereka menginginkan anaknya mengikuti jejak karir salah satu diantara mereka. Terjun ke dunia arsitektur dan sipil seperti Papa, atau Menjadi Dokter dan segala macam profesi tentang kesehatan lainnya seperti Mama.

Tidak tidak. Jangan beranggapan jika Jena adalah si kepala batu dan pembangkang. Hanya saja, Jena sudah sedia Helm sebelum bepergian menata masa depannya, eh. Dia yakin akan ada berbagai jenis kalimat penggoyah keyakinan yang di lemparkan ke kepalanya. Untuk itu kepalanya harus strong, kokoh dan tak tertandingi. Tapi tidak juga seperti batu. Cukup pakai Helm. Kalau-kalau nanti perlu mendengarkan satu dua pendapat jadi bisa di lepas.

Jena terus maju kedepan dengan menggandeng kedua sahabatnya yang memang berlatar belakang bisnis, Teta dan Rexas. Jena mulai belajar pada mereka dan memulai karir entrepreneur mereka ketika SMA, hingga sekarang. Setelah SMA, kedua sahabatnya berpencar mengejar mimpi mereka dan berpindah menetap ke belahan dunia yang lain. Kini mereka mulai sibuk dengan perusahaan mereka masing-masing.
Hingga Berbagai cabang bisnis yang mereka bangun waktu itu, sekarang telah di pegang oleh Jena sepenuhnya, sebagai pemilik tunggal saham.

'Back to earth jena!'

Jena geleng-geleng kepala menyadarkan diri dari lamunan ketika tau laptop di pangkuannya mulai menampilkan animasi mode bengongㅡketika gelembung sabun memenuhi layar atau layar akan sepertimu yang terlihat berubah tampilan karena di acuhkan, okesip. Lalu, sembari terus mencoba menghubungi ponsel Teta yang sama sekali tidak di angkat, sesekali dia membuka-tutup Ms.Excel untuk merevisi angka dan nominal yang hanya dia dan tuhannya yang mengerti.

Sejak sampainya Teta di Soetta semalam, perempuan itu tak dapat di hubungi sama sekali olehnya. Hanya beberapa kali terdengar nada sambung kemudian reject, atau hanya misscall dan diabaikan begitu saja.

Menyerah, dia memukul pelan gelas plastik iced americanonya ke arah meja. Memilih membuka instagram di ponselnya, stalking para cogan yang di akuisi sebagai suaminya dan memulai aksi 'Triple S'ㅡsenyam-senyum sendiriㅡ ketika asupan nutrisi untuk matanya terpenuhi.

Selamat bagi kalian para hooman yang jatuh sendiri diam-diam dan melihatnya dari kejauhan saja sudah girang. Tenang, kalian tidak sendiri. Ada Jena yang melihat foto oppa-oppa korea idolanya sudah seperti multivitamin dan zat gizi bagi perempuan itu. Wajahnya seketika berseri-seri dan segar kembali seperti cuci muka dengan sekali putaran...setengah putaran...bersihkan sel kulit mati dan kotoran...tarputar diwajah.... ㅡstop.

Namun tak lama raut mukanya telah berganti kekagetan ketika pintu kaca ruang kerjanya di dorong kasar dan menimbulkan bunyi...

Brakkkk

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BHOL (Berapa Harga Outfit Lo?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang