Prolog

25 4 15
                                    

Aku mendengarkan nya,

Kicauan burung di pagi hari yang terdengar memecah kesunyian.

Aku merasakan nya,

Sinar mentari yang terang menembus kaca jendela yang berembun.
Wajahku terasa hangat seketika. Ku tarik selimut biru kesayangan menutupi muka. Aku kembali berkemul. Bersiap menikmati episode selanjutnya dari bunga tidurku yang indah.

.
.
.
Lhooo!!!
.
.
.
Kok malah bibi yang muncul berada di depanku?!bukankah seharusnya pangeran tampan di sana. Protesku dalam mimpi.

°°°°°

"Non... Non..." suara halus itu terdengar dari telinganya yang hangat terselimuti helaian rambut hitam kecoklatan nya.

Mata lentiknya yang tertutup perlahan terbuka, pupil hazelnya yang cantik mengidentifikasi siapa yang memanggilnya...

"Ehh... Bibi." sapanya masih setengah sadar.

"Non Naira... Nyonya besar bilang non harus cepat sarapan, soalnya hari ini non mau berangkat ke bandara." ujar bibi itu lembut.

Naira mengedipkan matanya dua kali.

Dia pun menggaruk rambutnya yang masih berantakan.

"Ehh.... Iyaaa!! Ya ampun... kenapa aku bisa lupa kalau hari ini Ayah dan Ibu berangkat ke luar Negeri." ucap Naira teringat, kemudian secepat kilat pergi ke kamar mandi.

°°°°°

Angin kencang berhembus dari baling pesawat besar mewah, dan terus mengeluarkan suara bising khasnya.

"Ibu, Ayah. Hati-hati di jalan ya, terus jaga juga kesehatan nya." ucapku seraya memeluk mereka.

"Iya, kamu juga hati-hati." jawab mereka seraya tersenyum getir.

"Kevin, jaga adikmu ya. Sebagai kakak, kamu harus melindungi adikmu. Kami berangkat dulu."

"Hati-hati. Kami sangat menantikan kepulangan kalian." ucap Kevin sebelum melihat punggung mereka menjauh dan menghilang dari pandangannya.

Mereka pun menaiki pesawat, meninggalkan kami, tanpa menoleh ke belakang lagi.

"Kuharap, Ayah membaca secarik kertas yang aku selipkan di kopernya." batin Naira dengan penuh harapan terlukis di wajahnya.

Itu perpisahan, tetapi tidak selamanya,..bukan? selama tuhan menghendaki.

Itu merupakan awal dari kisah kacauku.

'Akhirnya aku bebas di rumah, Ayah dan Ibu di tugaskan ke luar Negeri. Aku bisa males-malesan sepuasku dan gak bakalan ada yang marahin lagi.' pikirku... tapi kenyataan nya tidak begitu juga.

Tapi, di sisi lain...
Ternyata kakak laki-laki ku juga menetap di rumah, dan juga dia itu rese, cerewet, suka marahin gak jelas.
Kiranya dia bakal pergi juga entah kemana. Paling nggak, berliburlah.

Humh!kok lebih buruk di banding Ayah dan Ibu berada di rumah.

°°°°°

Kami pun setiap hari hanya berdebat dan memperebutkan hal yang gak guna.

Bahkan soal kartun spongebob saja di permasalahin.

Dan siapa yang tahu bahwa kakak rese itu adalah ketua OSIS yang ja'im di sekolah baruku.

Aku mendapat teman baru, dan bertemu seorang lelaki dingin misterius.

Bagaimanakah kehidupan sekolah baruku?akankah berjalan lancar?
.
.
.
.

Tbc:v

Kelar juga... Makasih udah mau ngeluangin waktu untuk baca cerita khayalan ini..
Tinggalkan jejak dengan komen&vote. Komentar kalian selalu ku tunggu-tunggu.

Arilaviel..

Naira StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang