"Hm... Ada yang aneh saja." kataku.
Tiba-tiba ada suara teriakan yang khas sekali bagiku. Suara yang berhasil memecah kesunyian. Tapi entah kenapa, di sini... hanya aku yang bereaksi sendiri. Kenapa lelaki ini tidak bereaksi sama sekali. Apakah dia tidak menyadarinya?dan ya, burung-burung di sini terlihat santai.
"Woy... Bangun udah pagi!!" seru suara itu yang membuatku terlihat seperti orang gila di mata lelaki itu.
Dan setelah itu, aku merasakan ada yang menggoncang-goncangkan tubuhku.
Apa yang terjadi? batinku ketakutan.
"N-naira.. Apa yang terjadi. Kenapa?seakan-akan tubuhmu sedang di kendalikan seseorang." tutur lelaki itu dengan dahi dan alis mata yang naik.
Lalu sejenak suara itu hilang. Tubuhku berhenti bergerak. Sepertinya orang yang memiliki suara itu tadi sudah pergi tanpa meninggalkan jejak.
"Kalau begitu selamat tinggal, Naira." kata lelaki itu tiba-tiba setelah bangkit dari duduknya.
"eh?" ucapku bingung.
Kenapa lelaki ini yang mungkin namanya adalah tok tok tok, tiba-tiba mengucapkan selamat tinggal.
"Sudah waktunya untukku pergi." lanjutnya.
Aku mengernyitkan alis tanda tak mengerti.
Lelaki itu tersenyum dan tertawa kecil melihatku. "haha... Kau lucu sekali."
Lalu, sejenak senyumannya memudar.
"Naira." panggilnya ragu.
Aku memperhatikannya dan mengernyit saat melihat ekspresi serius di wajah lelaki itu.
"Ada apa?" tanyaku cemas.Ia melengos ke arah lain dengan sedikit tidak nyaman dan berkata,
"Maaf, aku tidak bisa menemanimu. Tapi, aku akan datang di hari selanjutnya."Lelaki itu mendesah dalam hati. Ada ekspresi menyesal di mata lelaki itu. Dan memulai, "Jadi, tunggu aku. Oke!"
Naira terdiam dan terpana setelah melihat mata lelaki itu begitu berkilauan. Dia bersemangat kembali. Ekspresi menyesal kini hilang dan di gantikan senyuman hangat yang selalu menyertai wajahnya yang cerah.
"Berhati-hatilah." katanya memberi sebuah peringatan seakan ada badai yang menerjang gadis di sampingnya itu.
Dan setelah lelaki itu memperingatkan akan tanda sebuah balak yang datang, tiba-tiba bumi bergetar.
"Huh! Apa yang terjadi?" tanyaku setelah terjatuh sebab gempa itu.
Angin kencang berhembus. Daun-daun berguguran dan berterbangan tanpa arah. Rintik-rintik hujan perlahan turun dan menghantam sesuatu yang ada di bawahnya tanpa ampun.
Setelah itu datanglah air dari sebelah barat. Menamparku bagaikan batu yang terkena ombak laut. Aku hanyut, dan tiba di sebuah pulau aneh yang di penuhi dengan orang-orang yang berwajah seperti kakakku. Kevin. Yang langsung memandangku dengan tatapan sinis dan mengomel khas ibu yang sedang marah-marah kepada anaknya.
Apa apaan ini?!. Kenapa ada ibu jadi jadian disini... Batinku tanpa merasa takut melihat mereka.
Sejenak terdengar suara ketipung di pulau itu. Mereka pun menoleh dan langsung menyambut seseorang dengan duduk penuh hormat.
Aku mengernyit semakin dalam.Apa yang di lakukan mereka?
Tidak lama kemudian, munculah orang yang mirip sekali dengan Kakak Kevin, memakai seragam OSIS nya dengan membawa ember yang di penuhi dengan air es di dalamnya. Orang-orang yang wajahnya mirip dengan kakakku tadi pun menepi, memberi jalan kepada OSIS itu yang mendekatiku.
"Segera tutup matamu, kembalilah dan sadarlah dari bunga tidurmu. Dasar pemalas." hardiknya dengan senyum iblis terlukis di wajahnya.
Tiba-tiba...
GEBYUUURRRR!!!!
Entah kenapa saat air es itu dituangkan ke Naira, airnya tidak kunjung habis. Membuat tempat yang diduduki Naira juga sekitarnya dipenuh dengan air.°°°°°
.
.Seketika Naira langsung membelalakkan mata dan melonjak.
"Whaaaaaaaa-aaaa... Banjir...banjir!!" teriaknya begitu keras dengan mengangkat kedua tangannya melambai-lambai minta pertolongan.
Saat itu, aku membuka mata perlahan dan disamping tempat tidurku. Aku melihat kakak Kevin yang sedang membawa sebuah ember hitam dengan wajah yang menahan tawa.
"Yeee... Si gundul. Mana ada banjir, dasar kamunya aja yang ngebo. Cepet turun cuci muka, abis itu sarapan." terma Kevin sambil pergi meninggalkanku yang masih duduk di tempat tidur basah kuyub.
Kakak sialanku itu emang sukanya manggilku gundul. Padahal rambutku juga tumbuh dengan sehat dan subur. Dia memang agak aneh! Tapi mungkin itu adalah tanda sayang darinya untukku.
"iya-iya...
Kono kusoo ani ga!!(dasar kakak kampret!!)" umpatku lirih sambil memalingkan muka ke arah lain.Kevin berhenti melangkahkan kaki mendekati pintu. Membalikkan tubuh dan memandangku dengan tatapan sinis.
"Apa kamu bilang?!" katanya santai.
"Ahh... Nandemonai(tidak apa-apa)! Aku gak bilang apa-apa kok." kataku berusaha meyakinkan kakak.
"Apa kau lupa ini hari apa?lihatlah, ini sudah jam berapa? Aku bisa terlambat tahu!!." katanya ngegas sambil menunjukkan pukul jam di jam tangan barunya yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.
"Wah, jam baru." kataku mengalihkan topik.
Kevin pun langsung keluar dengan membanting pintu, kesal terhadap adik perempuannya itu yang sukanya molor.
"Wuhu, kagak berhasil."
Naira tanpa merasa bersalah hanya memincingkan mata, sinis melihat tingkah kakak laki-lakinya itu.
Dia mengibas-ibaskan rambutnya yang basah dan langsung bangkit dari ranjangnya menuju ke lemari dan membukanya. Ia melihat seragam barunya yang tergantung di sana."Sekolah baru ya?sekian lama aku menunggu saat saat ini...
Masa SMA dimulai sekarang!
Teman baru, suasana baru... " katanya semangat dengan terpampang senyum diwajahnya.Namun, sekejap. Senyum itu hilang. Naira merasa cemas jika tidak di terima di sekolah itu setelah melalui berbagai tes.
Ia khawatir, apakah ia nanti akan mudah berbaur dengan lingkungan barunya. Menurutnya hal itu begitu sulit."Tapi,..." katanya sedikit melamun.
"Cih... Kenapa aku harus satu sekolah bersama Kevin?dia hanya akan--" batinnya kesal.
"Huh!? Dia adalah Ketua OSIS...
Menyebalkan!!" lanjutnya sambil meremas-remas tangannya dengan seringai di wajahnya.Tiba-tiba terciumlah bau wangi yang membuyarkan pikirannya. Nairapun langsung mencium-cium badannya. Ternyata bau itu berasal darinya. Tapi entah kenapa dia juga merasa gatal-gatal.
"Huh, kok gatal gini?!" cemas Naira sambil garuk-garuk tangannya.
.
.
.
.Tbc:v
Yoshaaaa!!! Kelar juga chap ini..
Arigatou minna-san..
Tinggalkan komen apa aj oke^^ aku tunggu lho...
Jangan lupa vote juga ya.Ja matane...
Salam,
Arilaviel.

KAMU SEDANG MEMBACA
Naira Story
Losowe"Mengenang kenangan memang penting Akan tetapi jangan terlalu terhanyut, Karena hatimu akan mengkhianatimu Dan memasukanmu kedalam lautan penderitaan" Naira "Hidup itu seperti berlari suatu saat kau bakal terjatuh tetapi berdirilah dengan tegak lalu...