Balik lagi sama Rin dan cerita baru Rin.
Typo masih bertebaran.
_______
Deva memegangi kepalanya yang kembali berdenyut, semalam Deva sangat mabuk hingga harus di antar oleh ke dua sahabatnya.
Deva merasakan bibirnya sedikit kebas dan sakit bahkan sudut bibirnya sedikit sobek, dia tidak bisa mengingat kejadian apa yang terjadi semalam.
Deva mengambil sebuah obat di nakas, obat untuk menghilangkan rasa pusing dan mual akibat terlalu banyak mengkonsumsi alkohol.
Jam sudah menunjukan pukul enam pagi dan Deva harus bersiap siap karena hari ini dia akan melakukan pertemuan dengan sebuah perusahaan yang namanya sudah di kenal di bidang properti dan hotel, bahkan keluarga mereka selalu menjadi sampul untuk majalah bisnis.
Sebuah panggilan mengalihkan perhatian Deva.
"Gue sama Kia udah di luar, kalo Lo ga turun dalam waktu 10 menit gue tinggal"
Tanpa menjawab Deva langsung menyelesaikan proses merias wajahnya dan langsung mengambil tas dan ponselnya yang ada di nakas.
Anya dan Kia sudah lebih dulu berada di dalam mobil.
Setelah Deva masuk mereka segera berangkat, mereka bekerja di kantor yang sama namun berbeda divisi.
Sepanjang perjalanan mereka habiskan dengan perbincangan wanita seperti shopping, jalan jalan dan jangan lupakan pria sexy. Ya otak mereka mungkin telah terkontaminasi dengan pergaulan bebas kota metropolitan.
"Entar malem jadi kan" seru Kia.
"Jadi dong, gimana Va?"
Deva memandang ke dua temannya. "Gue ga bisa ikut, nanti sore ada pertemuan sama perwakilan dari perusahaan Surendra, dan gue harus bisa dapetin ini" seru Deva.
Kedua temannya hanya mengangguk, siapa yang tak tahu dengan perusahaan satu ini, jika di ibaratkan ikan perusahaan Surendra adalah ikan kakap yang mahal harganya.
"Kita bisa kumpul lain kali kan, dan untuk malam ini gue sama Kia aja seneng senengnya" seru Anya.
"Terserah kalian berdua lah" Deva keluar dari mobil di ikuti kedua temannya. Mereka berpisah di lobi.
Hari ini pekerjaannya berjalan lebih cepat, Deva tipe orang yang tidak menunda pekerjaannya, sebisa mungkin dia akan menyelesaikan semuanya.
Ketukan pintu membuyarkan fokus Deva pada map yang sedang dia kerjakan. "Mba kita ada pertemuan dengan perusahaan Surendra jam satu siang" seru rekan kerja Deva.
"Bukannya nanti sore?"
"Mereka minta memajukan jadwal mba"
"Sial, laporan yang gue minta udah kalian siapin buat nanti"
"Udah di hendel sama mbak Arum"
" Kenapa gak bilang sih kalo di majuin, tapi semua persiapan udah seratus persen kan"
"Semua udah beres, mereka nunggu kita di kafe Amora. Biar Deket katanya"
Deva melirik jam tangannya, masih ada waktu untuk dia mempelajari proposal nya, Deva tidak akan menyia nyiakan kesempatan langka ini.
Mungkin akan ada promosi jika dia mendapatkan kerja sama dengan perusahan yang di incar oleh perusahaan lain.
Hanya butuh tigs puluh menit untuk Deva memahami proposal kerja sama itu. Deva sangat bersyukur pada Tuhan karena di anugrahi otak yang lumayan pintar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Partner
RomanceMature Romance (18+) Berawal dari hal yang tidak terduga membuat Adeeva atau yang akrab di panggil Deva harus berurusan dengan pewaris Surendra Corp yang terbilang misterius dan tidak tersentuh. Hidupnya yang biasanya bebas sekarang harus di isi ol...