Typo berkeliaran
_____
Setelah acara makan-makan dengan seluruh rekan kerjanya Deva langsung pergi ke Klub malam menemui Kia Dan Anya yang sudah terlebih dahulu berada di sana.
Deva menatap sekeliling untuk mencari kedua sahabatnya yang sedang bersenang-senang.
Deva melihat Anya yang sedang asik melenggak-lenggokkan badannya mengikuti irama musik yang di pilutar oleh seorang DJ.
Tanpa berpikir panjang Deva langsung menghampiri Anya.
"Gue kira Lo gak jadi Dateng" teriak Anya agar Deva mendengarnya.
"Urusan gue udah selesai makanya gue langsung Dateng ke sini, Kia mana?" Tanya Deva dengan suara yang sama kerasnya dengan yang di keluarkan Anya.
Anya menunjuk meja di sudut ruangan, dan di sana Kia sedang berbicara mesra dengan seorang pria yang Deva tidak kenal.
Deva langsung menghampiri mereka dan duduk di tempat kosong.
"Gue kira Lo gak jadi Dateng Va" seru Kia ketika melihat Deva duduk di sebelah kursinya.
"Urusan gue udah selesai, makanya gue nyusul" seru Deva, tangannya mengambil sebuah gelas yang ada di meja dan langsung meminumnya.
"Oh iya, kenalin dia Aron" seru Kia.
Aron mengulurkan tangannya pada Deva dan langsung di sambut oleh Deva.
"Aron"
"Deva"
"Kalian temenan udah lama" tanya Aron pada Deva.
"Sejak kuliah "jawab Deva.
Aron hanya mengangguk, bereka kembali larut pada obrolan ringan yang di keluarkan Aron.
"Gue ke sana sebentar" seru Deva.
Kia hanya mengiyakan saja. Semakin malam tempat ini semakin ramai dengan orang-orang yang sedang bersenang-senang senang dan menghilangkan stress.Deva berjalan menuju bartender dan duduk di salah satu kursinya.
"Hai Va, pesanan biasa " seru Riko di bartender.
Deva hanya tersenyum dan mengangguk. " Lo selalu tahu keinginan gue" seru Deva dengan kedua jempol tangannya yang di acungkan ke atas.
"Lo salah satu pelanggan favorit gue, makanya gue tahu"
"Ok"
Sebuah cairan bening berwarna biru sudah ada di hadapan Deva, tanpa banyak berfikir Deva langsung meminumnya. Rasa pahit dan panas mulai menyebar di mulutnya namun lama kelamaan rasa pahit itu mulai hilang dan mulai berganti menjadi rasa manis.
"Lo baru pulang kerja"
"Gue ada acara sama temen-temen kantor dulu, makanya bajunya resmi kayak gini"
Deva menatap bajunya yang masih menggunakan pakaian kantor lengkap dengan blazer yang melekat pas di tubuhnya.
"Gue baru liat Lo lagi pake baju kerja kayak gini, tapi itu cocok buat Lo" seru Riko.
"Thanks buat pujiannya, gue merasa tersanjung karena di puji sama Lo" seru Deva.
Deva menghabiskan dua gelas minuman yang di buat Riko, dan sekarang kepalanya mulai terasa pusing.
Deva membuka blazer yang melekat di tubuhnya dan menyodorkannya pada Riko.
"Gue nitip ini dulu sama Lo, gue mau ke kamar mandi"
Tanpa banyak bertanya Riko langsung mengambil blazer Deva.
"Blazer Lo aman sama gue"
"Thanks Ko"
Deva langsung berjalan dengan sedikit terhuyung akibat minuman yang di minumnya, hingga tidak sengaja Deva menabrak punggung kokoh seorang Pria."Oh maaf" seru Deva dengan sedikit menundukkan kepalanya.
Pria itu berdiri di hadapannya tanpa mau menyingkir, Deva mendongakkan kepalanya. Matanya bertemu pandang dengan para hitam yang menatapnya tajam, namun Deva tidak bisa melihat wajahnya karena kurangnya cahaya.
"Gue minta maaf, sekarang bisa Lo minggir dari jalan gue" seru Deva dengan suara yang mulai tinggi, karena kesal pria di hadapannya masih tidak mau beranjak dari tempatnya.
Deva mendorong tubuh itu dengan kekuatan yang di milikinya. Namun bukannya menggeser malah tubuh Deva yang menabrak dada bidang pria itu.
"Kamu mabuk" seru pria yang ada di hadapannya. Suaranya tampak femiliar di telinga Deva dan membuat Deva tersadar dan mundur beberapa langkah.
Deva kembali menatap pria yang ada di hadapannya, sekarang Deva bisa melihat wajah tampan Rega yang menatapnya.
"Pak Rega" seru Deva.
"Kau mulai mengenali saya sekarang"
Rega berjalan mendekat ke arah Deva dan Deva pun mundur secara otomatis.
"Kamu menghindari saya"
"Tidak"
Deva kembali mundur namun gerakannya terhenti karena pinggang Deva di tarik oleh Rega. Tubuh mereka berhimpitan, Rega mempererat rengkuhan tangannya di pinggang Deva ketika wanita yang ada di hadapannya mulai memberontak.
"Aku hanya akan memastikan kau ingat dengan pertemuan pertama kita" seru Rega.
"Pertemuan pertama kita adalah tadi siang pak Rega. Sekarang bisa lepaskan saya"
"Tidak" Rega menarik tangan Deva dan membawanya ke lorong sepi. Menekan tubuhnya ke dinding lorong dan menghimpitnya.
"Aku akan membuatmu ingat apa yang kau lakukan saat pertemuan pertama kita"
Rega langsung mencium bibir mungil Deva. Meluamtmya secara kasar dan menggebu. Deva mulai memberontak namun kedua tangannya berhasil di pegang oleh Rega. Setelah tidak ada pemberontakan Rega mulai mencium bibir Deva lembut melumatnya sangat lembut dan manis.
Deva mulai terhanyut dengan ciuman yang di berikan Rega, tanpa sadar Deva mulai memejamkan matanya membuka bibirnya memberikan akses lebih pada Rega.
Rega yang mendapatkan lampu hijau dari Deva langsung memperdalam ciumannya sebuah seringi tercetak jelas di wajah tampannya.
Nafas mereka mulai terengah-engah, Rega menyudahi ciuman itu meskipun sedikit enggan, Rega tidak ingin Deva mati kehabisan nafas.
"Apa kau mulai ingat?" Tanya Rega.
Deva masih mengatur nafasnya. Namun kepalanya mengangguk mengiyakan. Deva ingat dengan jelas apa yang di lakukannya kala itu.
"Bagus, jika seperti itu aku tidak akan menanyakannya lagi. Namun kau harus bersiap-siap untuk sesuatu yang akan terjadi kedepannya" seru Rega.
Deva menatap Rega penuh tanya.
"Apa maksud-" namun sebelum Deva bertanya bibirnya kembali di lumayan oleh Rega lumayan yang sangat lembut namun menuntut.
"Aku menginginkan mu " seru Rega di sela-sela ciumannya.
Hai aku balik, maaf sedikit lama. Semoga kalian suka. Jangan tanya kapan aku akan kembali up ok.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Partner
Любовные романыMature Romance (18+) Berawal dari hal yang tidak terduga membuat Adeeva atau yang akrab di panggil Deva harus berurusan dengan pewaris Surendra Corp yang terbilang misterius dan tidak tersentuh. Hidupnya yang biasanya bebas sekarang harus di isi ol...