Prolog

165 17 0
                                    


Hening nya malam tak membuat lelaki dengan seragam itu takut untuk berjalan sendirian di tengah lorong yang gelap ini. Dia memilih untuk memainkan ponselnya. Sebenernya dia pernah melewati jalan ini, tetapi kerena jalan yang biasanya dia lewati sedang ditutup akhirnya dia harus memilih jalan lain untuk menuju BASECAMP-nya.

Gedung kubus yang memiliki 3 lantai-4 lantai dengan rooftop- itu sudah terlihat, dengan terburu dia mempercepat langkahnya dan memasukkan ponselnya ke dalam saku celana. Ia sudah tidak sabar dengan agenda yang akan dilakukan malam ini bersama dengan teman temannya. Dia sudah tidak memperdulikan keadaan di sekitarnya. Yang ia inginkan hanya cepat sampai dan bertemu dengan teman temannya.

🎼🎼🎼

Ujian akhir akan datang sebentar lagi. Banyak murid di luar sana pasti sudah berjuang mati matian untuk mendapatkan nilai yang maksimal demi melanjutkan ke sekolah yang diinginkan. Tetapi tidak dengan salah satu siswi ini.

Sekarang seorang gadis dengan senyum yang manis itu sedang membaca komik kesukaannya. Komik itu menemaninya dalam perjalanan pulang dari pelajaran tambahan yang diadakan oleh sekolahnya.

Drrt... drrt... drrt...

Smartphone di sakunya berbunyi. Ada panggilan masuk untuknya. Tertera jelas panggilan itu dari "Eomma❤", dengan segera iya mengangkatnya.

"Kau sudah di mana ?"

"Aku sudah dekat eomma, gedung apartement nya sudah terlihat. Mungkin sekitar 6-10 menit lagi aku sudah sampai,"

"Baiklah, jika ada apa-apa segera hubungi eomma,"

"Ne,"

Panggilan sudah berakhir. Dengan segera iya mempercepat langkahnya. Menutup komik yang ia baca tadi. Mempererat tas ransel yang ia bawa. Dia berjalan sambil tetap mengembangkan senyum manisnya. Walau sudah malam dia tetap tersenyum.
.
.
.
Di dalam ruangan ini bernuansa warna putih dan biru pastel. Di sudut ruangan terdapat jendela yang menyatukan ruangan ini dengan udara malam. Seorang perempuan sedang memandang langit gelap di luar sana sambil memegang sebuah gantungan kunci berwarna biru dengan bentuk lingkaran di dalam lingkaran itu ada ukuran kayu sebuah bunga dengan warna senada.

"Barang ini pasti berharga. Mengapa pemiliknya sangat ceroboh? Andai saja aku tidak memiliki hati aku tidak akan mengembalikanmu," Jihyo bermonolog.

 Mengapa pemiliknya sangat ceroboh? Andai saja aku tidak memiliki hati aku tidak akan mengembalikanmu," Jihyo bermonolog

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ini bungan Anemone, anggap aja ukiran bunganya seperti ini :v)

Setelah puas memandangi gantungan kunci itu, iya menaruhnya ke dalam sebuah kantong berwarna putih.

Lalu Jihyo memilih untuk tidur dan berkelana di dunia mimpinya. Masa bodoh dengan siapa pemilik dari gabtungan itu, dia akan mencarinya besok.


💨💨💨

Hayy kawann..
Ya beginilah karangan abal abal aku :v
Semoga kalian menikmati part ini yaa..
Jangan sungkan untuk klik ✩ di kanan bawah ya kawan.. Bintang dari kalian sangat berharga untuk ku 😄
Terimakasih sudah membaca 🙏

[10.06.19]

My Happiness Came from Your LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang