What happend?

100 10 0
                                    

Haloo apa kabar?

Maaf y alama hehe..

Semoga seha semua ya.., 

Selamat membaca. :)

Jihyo POV

Malam ini jadwalku menjaga super market "Super Mall". Walaupun namanya seperti itu, sebenarnya sama saja dengan super market lainnya. Tempatnya cukup jauh dengan rumahku, sengaja memang, karena jika dekat dengan rumah mungkin Woojin dan eomma akan sering berkunjung walaupun sudah malam seperti ini.

Ambil bagian malam hari memang melelahkan dan repot. Tapi aku suka dengan suasananya, hening tak sebising di pagi dan siang hari. Ya tentunya memang lebih rawan pada malam hari. Aku sih tidak masalah selama ada banyak CCTV di sekitarku. Negara ini sudah menjamin hidup rakyat sepertiku walau hanya sebatas hukum.

"Kau sudah datang Jihyo-ya?" sapa Jungyeon eonni. Jungyeon eonni adalah teman yang kukenal dari vocal academy yang sempat aku ikuti dulu. Dulu saat aku masih SMP. Semenjak SMA aku sudah tidak mengikuti vocal academy lagi karena masalah ekonomi keluargaku. Dan aku tak menyangka bertemu kembali dengannya di super market ini.

"Iya, sekitar 20 menit yang lalu."

"Baikah aku akan menata roti itu," sahutnya dengan menunjuk dua tumpuk kardus snack dan roti.

"Ne, aku akan menjaga kasirnya," aku sangat bersyukur ternyata partner kerjaku dengan Jungyeon eonni. Setidaknya aku tidak bekerja sendirian. Super Mall ini memang sedikir berbeda dengan super market lainnya. Jika yang lainnya pekerjanya hanya sendirian, tidak dengan Super Mall, selalu memiliki partner kerja.

.

.

.

"Jihyo, aku sudah menata semua snack dan rotinya. Tetapi sepertinya masih ada beberapa minuman yang kosong," ucap Jungyeon eonni. Aku tahu, memang sudah waktunya untukku menata minuman yang kosong, minuman sudah menjadi bagiannku.

"Okee, terimakasih sudah diberitahu eonni,"

"Yoi, sama-sama, semangat."

Aku langusng menuju ke gudang untuk mengambil menuman yang harus diisi di rak. Setelah kuambil, ku tata dengan rapi di rak.

"Es Coffe sudahhh... Pocari sudahh... ehmm.. kurang satu lagi tadi apa ya?"

"Lemon" balas seseorang yang berdiri di brlsksngku.

"Ahh, benar Lemon," setelah aku mengatkannya dia mengambil satu botol minuman lemon di samping kiriku.

Aku ingin mengucapkan terimakasih, dan sepersekian detik berikutnya aku dikejutkan dengan pantulan seseorang di pintu kaca lemari pendingin minuman. Buru-buru aku berlari kea rah kanan untuk menghindarinya, kunciran rambutku ku lepas agar wajahku tidak terliat olehnya. Berjalan sedikit cepat, melihat kebawah, dan menutupi wajahku dengan rambut. Terlihat seperti pencuri yang ketahuan oleh tuan rumahnya.

Sialnya, diriku menabrak sesorang di depanku. Aku tidak berani melihat wajahnya. Yang kulihat hanya sepatunya. Sepatu hitam dengan desain garis-garis putih di samping luar kaki. Jika dilihat dari kakinya, dia seorang lelaki yang memiliki tinggi badan yang semampai.

"Maaf," ucapnya sambil membungkukkan badan. Dengan otomatis aku membalasnya dengan hal serupa.

"Jihyo seonbaenim," sahut seseorang yang berada di belakang lelaki bersepatu hitam tadi.

Karena namaku dipanggil, aku mendongakkan kepalaku. "Eohh.... Jungkook," mataku lanjut melihat seorang lelaki di samping kanan Jungkook. "Taehyung."

My Happiness Came from Your LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang