2. Abang (кιм үσнαη)

101 10 0
                                    

"Bang, ayolah" bujuk kamu untuk yang kesekian kalinya.

"Kalo dibilang ga, ya ga! Kamu ngerti ga sih, y/n?!" balas Yohan frustasi.

Sebenarnya Yohan ga pernah bentak kamu, tapi kali ini dia bener-bener banyak pikiran. Dan tanpa sadar dia bentak kamu untuk pertama kalinya.

"A-abang, bentak a-ak-aku?" tanya kamu sambil menahan air mata yang akan keluar.

"Ahh terserah! Silahkan kamu mau ngapain aja! Abang lagi banyak pikiran, y/n! Jangan tambahin pusing abang dong!" balas Yohan.

Kamu udah ga sanggup nahan tangis, akhirnya kamu memilih untuk lari kekamar dan nangis sendiri disana.

"Kan aku cuma mau ikut ekskul dance, kenapa ga boleh? Abang kan juga dancer, masa aku ga boleh ikutin abang! Kesel!" ujar kamu disela isakan tangis kamu.

Setelah 15 menit kamu menangis, kamu pun memilih untuk tidur.

Paginya, kamu males banget kemana-mana, jadilah kamu dikamar aja. Kamu juga ngerasa kayak ga enak badan. Mau bilang ke Yohan, takut dia marah lagi.

"Y/n, sarapan!" ujar Yohan dari depan kamar kamu.

"Ga laper" balas kamu.

"Sarapan, y/n. Jangan kayak anak kecil ah!" ujar Yohan lagi.

Entah kenapa kamu merasa kepala kamu pusing banget. Niatnya kamu, kamu mau ambil obat dinakas. Tapi tangan kamu malah jatohin gelas kaca yang ada disana.

"Y/n!" pekik Yohan dari depan kamar kamu.

Kamu ga gubris teriakan Yohan. Kamu terus meraba bagian nakas mencari obat kamu sambil sesekali nangis.

"Bang, hiks s-sakit hiks" isak kamu.

"Heh! Y/n kamu kenapa?!" pekik Yohan sambil berkali-kali gedor pintu kamar kamu.

Pas Yohan berhasil dobrak pintu kamar kamu, saat itu juga kamu ga bisa lihat apa-apa, semua gelap.

"Y/n!" itu suara terakhir yang kamu dengar sebelum pingsan.

35 menit kemudian

Kamu kebangun karena kamu haus banget. Ini udah jam 9, tapi kamu belom sarapan sama sekali. Dan pas mau duduk, kamu baru sadar ini bukan dirumah kamu, dan ditangan kiri kamu ada selang infus.

Orang pertama yang kamu lihat itu Yohan. Dia masih nungguin kamu sadar, sampe dia ketiduran dipinggir ranjang kamu.

"Y/n" ujar Yohan.

"Y/n ganggu tidur abang, ya?" tanya kamu dengan suara yang serak.

"Ga kok, y/n haus? Mau minum?" kamu cuma ngangguk atas tawaran Yohan.

Yohan beralih ambilin kamu minum, dan membantu kamu minum juga. Setelahnya, dia duduk disebelah kamu sambil mengelus rambut kamu.

"Maaf kalo abang bentak kamu kemarin, tapi itu juga demi kebaikan kamu" ujar Yohan.

"Abang ga mau y/n ikut dance itu kenapa? Kan abang juga dancer" tanya kamu.

"Kalo kamu cowo, abang izinin. Tapi kamu cewe, y/n. Pakaian kamu pasti nanti terbuka. Abang ga mau nanti kamu kenapa-kenapa. Kalo kamu mau dance, abang bisa ajarin. Tapi kalau untuk ekskul, abang ga bisa izinin kamu. Apalagi, cuma kamu yang abang punya sekarang setelah ayah dan bunda ga ada" jelas Yohan.

Kamu hampir nangis lagi, tapi Yohan langsung cium puncak kepala kamu. Dan itu bisa bikin kamu sedikit tenang.

"Maaf kalo y/n sering nakal ya, bang. Y/n janji ga akan gitu lagi" ujar kamu yang diangguki Yohan.

"Jangan nangis, ah. Nanti kecapekan, malah tambah parah. Nanti ga cantik lagi juga" ledek Yohan.

"Hmm, abang. Y/n mau ice cream" ucap kamu sambil memasang puppy eyes.

"Kamu kan lagi sakit, nanti kalo udah sembuh abang pasti beliin" balas Yohan.

"Bener ya! Pokoknya harus beli yang banyak!" ujar kamu.

"Siap tuan putri! Mau sebanyak apa? Atau satu toko aja dibeli sekalian sama mas-mas nya?" tanya Yohan.

"Pokoknya kulkas aku harus ice cream semua!" ujar kamu lagi.

"Siap!" balas Yohan sambil memasang pose hormat ke kamu.




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Produce X 101 ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang