Kegiatan Minju terhenti kemudian kami melihat ke arah pintu yang di dobrak tadi.
“Yena unnie?” gumamku pelan.
“LEPASKAN CHAEWON KAMI!” teriaknya. Aku bisa melihat tatapannya yang tajam mengarah ke Minju.
Ada apa ini?
Minju kemudian berbaring di sebelahku dan memelukku erat sembari menghadap ke arah pintu.
“Ini milikku... Yena” ucap Minju tenang sembari mengusap rambutku pelan.
Aku melihat Yena unnie menahan amarahnya. Itu sangat terlihat di matanya.
“Tolong jangan bawa dia, dia milik kami. Kami berbeda denganmu! Tolong lepaskan Chaewon, Minju!” ucap Yena unnie sedikit membentak.
“Ck, tidak akan ku berikan”
Saat Yena unnie hendak masuk ke dalam kamar, tiba-tiba ada batang bunga mawar yang sangat besar menutupi pintu itu. Aku jelas kaget, darimana asal batang berduri itu?
Sebenarnya ada apa ini?!
“Yena unnie!” teriakku.
“Chaewon ah!” aku mendengar teriakan Yena unnie dari luar kamar.
Badanku bergetar hebat, aku memejamkan mataku berharap ini semua hanya mimpi belaka. Aku sudah tidak bisa menahan air mataku untuk keluar.
“Chaewon ah.. lihat aku” ucap Minju pelan sambil mengusap pipiku.
Aku memberanikan diri menatap Minju, warna bola matanya yang berwarna hitam itu sekarang berubah menjadi warna ungu.
“Si-siapa kau se-“
“Tetaplah disini, jangan pernah pergi kemana-mana.. jangan kembali kepada mereka, mereka itu jahat” ucap Minju sambil menatapku tajam.
Aku semakin ketakutan, badanku mengggigil hebat dan tangisanku pecah lagi.
“Chaewon ah! Jangan dengarkan dia! Dia iblis! Dia sudah ma-“
“DIAMLAH KAU!” bentak Minju keras kepada Yena unnie.
Aku melihat matanya menghitam. Minju menyeramkan, dia bukan manusia.
Aku memejamkan menangis sekencang-kencangnya. Minju yang melihat itu langsung menenggelamkan kepalaku di dadanya.
“Tenanglah.. Percaya padaku.. Kau aman disini, mereka itu jahat..” ucap Minju lembut
Itu sedikit menenangkanku, saat ini pikiranku sedang kacau.
Aku tidak bisa berpikir apa-apa, jadi aku hanya menganggukan kepalaku dan membalas pelukannya.
Seketika pintu kamar Minju tertutup kencang hingga aku terkejut. Sementara itu, aku mulai mencium bau bunga mawar yang menyengat lagi.
Bahkan lebih menyengat daripada di tangga tadi. Ditambah bau kemenyan.
“Mi-minju.. bau apa ini?” kepalaku mendadak pusing karena bau yang sangat menyengat itu.
Ternyata badan Minju lah yang mengeluarkan bau itu.
“Sial, Yena unnie tolong aku” batinku.
Aku meronta untuk melepaskan pelukan Minju. Dan dia melepaskannya kemudian menatapku dengan datar.
“Apa yang- akhh!” pekikku.
Kulitku terasa di gores dengan silet dari leherku hingga perutku. Aku menunduk melihat badanku yang perlahan mengeluarkan darah.
“Sa-sakitt nghh” ucapku pelan
Bekas kissmark dari Minju perlahan membuka kulitku perlahan. Tangisku tak berhenti, aku merasa kesakitan di seluruh badanku.
“nghh sakit.. sakitt..” liriku kepada Minju yang masih mengusap kepalaku dengan senyum di bibirnya.
Badanku melemah dan pandanganku mulai mengabur.
Diambang kesadaranku, aku melihat wajah Minju yang hancur bersimpah darah dan remuk.
Aku sangat ingin terteriak, namun badanku terlalu lemas untuk itu.
SREETT
“A-akkhh!”
Sebuah anak panah tertancap di punggung Minju. Dia berdiri dan berjalan terhuyung mendekati jendela. Aku hanya melihatnya dengan kesadaranku yang minim ini.
Dia terjatuh di lantai dan menatapku sambil tersenyum kemudian tubuhnya terbakar.
Badanku terasa perih dan sesaat kemudian pandanganku mulai menggelap.
TBC
Mau tamat nih :3
KAMU SEDANG MEMBACA
Victime et Rose [2KIM] ☑️
Horror"Apa kau tertarik dengan mataku?" tanyanya. Dengan reflek, kepalaku terangguk menjawab pertanyaannya. Dia menatap leherku dengan sayu, mulutku seperti terkunci dan sulit untuk mengucapkan hanya 1 kata saja. "A-apa yang kau lakukan?" ucapku terbata "...