hujan malam kota Jakarta

17 4 0
                                    

Duduk sendiri di pinggir jalanan kota.
Melihat jalanan malam kota Jakarta yang tak pernah ada istirahatnya.
Merutuki isi kepala yang berkecamuk tak ada ujungya.
Malam ini langit malam sedang bersedih,sepertinya.
Terdengar suara riuh gemuruh.
Dan hati yang mengharap rinai hujan lekas jatuh.
Satu per satu rinai hujan menyentuh.
Menyapa lembut tanah dan jalanan yang membuat aromanya terseduh.
Aroma hujan yang meneduhkan hati saat keluh.
Membuat jalanan semakin riuh dengan klakson kendaraan karena rintik hujan sudah banyak yang jatuh.
Saling mengutuk rentetan kendaraan karena muak dengan jalanan yang selalu penuh.
Ingin pulang ke istana masing-masing untuk merasakan teduh.
Siapa peduli?Aku acuh tak acuh.
Tak kuhiraukan jam tangan yang menunjukkan pukul sepuluh.
Bersamaan dengan rinai hujan yang jatuh,air mataku juga mulai luruh.
Terimakasih hujan,hadirmu menyembunyikan bulir air mata yang jatuh.
Riuh malam itu meredam suara tangis dari bibir yang kelu.
Maaf jika jiwa ini terlalu banyak mengeluh.
Karena bersikukuh dengan luka yang membuat relung hati semakin rapuh.
Tanpa sadar,suaraku yang parau mengaduh;
Di tengah hujan malam jalanan kota Jakarta,aku beringsut—bersimpuh.

QUOTESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang