Hai

42 5 0
                                    

Hai.
Lihatlah aku.
Aku disini,termangu membayangkan wajahmu.
Aku disini,membisu merapalkan rindu di hatiku untukmu.
Aku disini,diam terpaku melihatmu.
Melihat wajahmu,paras indah dengan senyum bak bulan sabit itu.
Senyum yang kau berikan padaku saat pertama kali kita bertatap dulu.
Senyum saat kita duduk berdua,tertawa bersama karena lelucon dan gombalan asmaramu.
Hingga sekarang senyum itu masih sama.
Aku melihatnya dari kejauhan dengan pelupuk mata ini.
Ah,senyum indah dan tawa renyah itu menghipnotisku.
Tanpa kusadari ada lekukan indah di bibirku saat melihatmu.
Hingga aku sadar,aku pun terdiam.
Wajahku pucat pasi.
Aku baru saja tersadar bahwa kamu tengah tertawa bersamanya.
Ya,dia.
Penggantiku.
Pengganti alasan dibalik tawamu dulu.
Kini kamu telah bahagia.
Bahagia bersama wanita yang jauh lebih sempurna.
Apalah dayaku yang hanya wanita biasa biasa saja.
Hingga dengan mudahnya kau melepas keberadaanku dengan wanitamu yang baru.
Bahkan,aku tidak melihat sedikit pun penyesalan di hatimu setelah kamu meninggalkanku.
Semudah itukah aku hilang dari ingatan dan hatimu?
Atau kamu memang tidak menginginkanku sedari dulu?
Dan kini,mataku terasa panas.
Tatapanku nanar.
Air mata di pelupuk ingin tumpah.
Berlinang,tak kuasa lagi aku membendung.
Membuyarkan lamunanku tentangmu,kisah kita dulu,dan apa yang aku lihat saat ini 'kamu bahagia bersamanya'.
Ya,aku harus terima.
Sudah seharusnya aku sadar diri sedari dulu.
Aku memang tak layak untuk bersama laki laki sempurna sepertimu.
Terimakasih atas kebahagiaan dan kepedihan selama ini.
Aku tak pernah menyesal atas pertemuan kita dulu.
Aku masih sangat menyayangimu.

Rifwanda-



QUOTESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang