tunangan

282 25 2
                                    

Lee's house

   Kediaman keluarga Lee sedikit sibuk, beberapa maid tengah bekerja keras di dapur untuk memasak beberapa makanan, dan beberapa sedang sibuk menghias bagian rumah untuk acara malam ini.

    Malam ini merupakan malam yang penting bagi pertama di keluarga Lee itu. Mark Lee malam ini akan melangsungkan pertunangannya dengan seorang laki-laki pilihannya.

     Memang, Mark masih berada semester terakhir kuliah nya dan kekasih nya itu, yang akan menjadi tunangannya, masih duduk di bangku SMA.
Gila memang, Mark jadi terlihat seperti pedofil. Bertunangan dengan anak SMA.

      Haechan, kekasih Mark sudah berusaha menolak, meminta kekasihnya itu bersabar menunggu ia lulus dari SMA dan Mark telah menyelesaikan kuliahnya. Tapi tetap saja, keluarga Lee itu keras kepala, seperti Jeno.

"Hyung~ kenapa Hyung cepat sekali sih bertunangannya, kenapa tidak menunggu haechan lulus?" Rengek Jeno.

Bagi Jeno aneh, teman sekelas nya bertunangan dengan Hyung nya.
Di tambah bukan hanya teman sekelasnya, tapi bersebelahan dan juga sahabat pujaan hatinya.
Iya sahabat seorang Na Jaemin.

"Suka-suka aku lah, aku sudah punya uang untuk melakukannya, bahkan aku berniat jika my mbul mau aku ingin langsung menikahinya, tapi aku justru di berikan bogem-an dari nya"

Mark menekuk mukanya ketika mengingat kejadian itu.
Kekasih nya itu benar-benar galak. Tapi Mark suka:)

At haechan's house

"Hei gembul, cepat bersiap! Kita harus kerumah Mark Hyung satu jam lagi"

Jaemin mendendengus kesal melihat sahabatnya itu, bukannya bersiap justru berguling-guling di kasur sambil menatap foto seseorang, siapa lagi jika bukan foto Mark.

"Hey na, aku akan menjadi tunangan seorang Mark Lee! Padahal aku baru menjadi kekasihnya 2 bulan"

Jaemin menggelengkan kepalanya, menghela nafas.

"Iya aku tau gembul, jadi sekarang cepat bersiap"

Hampir saja jaemin senang karna melihat haechan bangun dan duduk.

"Aku hampir lupa, kemarin saat kau pergi saat makan siang bersama ada yang datang menghampiri kita, dan dia sangat tampan~ kau tau na jantungku berdetak sangat kencang"

Hilang, hilang sudah kesenangan jaemin, ia pikir sahabatnya itu akan bangun dan mandi, tetapi justru bercerita.

"Dia bertanya, 'apakah ini klub piano?' dan dengan cepat aku menjawab, astaga Naa, dia benar-benar sangat keren!"

Sadar kah haechan bahwa ia akan bertunangan?

"Yayaya terserah kau harus ingat kau milik siapa gembul" ucap jaemin mengingatkan.

"Iya Na aku tak akan lupa bahwa pria tampan ini adalah pemilik ku dan dia milik ku" haechan seperti orang gila, menunjuk-nunjuk foto Mark di tangannya dan kemudian menciumnya.

19.30

Jaemin dan haechan sudah berada di salah satu kamar di rumah keluarga Lee.

Di rumah ini ada banyak kamar, tetapi yang menghuni nya hanya Mark dan Jeno, orang tua mereka telah meninggal dan para maid tinggal di rumah belakang.

"Gembul apa orang tua mu akan datang?" Tanya jaemin cemas.

Senyum haechan luntur seketika.

"Kurasa tidak Na, mereka sibuk mengurus bisnis di Swiss"

Jaemin memeluk haechan yang saat ini di baluti dengan tuxedo putih dan dasi kupu-kupu berwarna hitam dan sebuah bunga di bagian kantong nya.

Ia mengelus punggung haechan lembut, berusaha menenangkan sahabatnya.

"Tenang haechanie ada Nana di sini"

Jika sudah dalam situasi ini, mereka akan saling menggunakan kata-kata yang manis.

Haechan mengangguk dan semakin mengeratkan pelukannya.

Skip

Acara berjalan lancar, malam itu tidak terlalu banyak yang hadir, hanya beberapa kenalan Mark di dunia bisnis yang sebagian adalah teman dari ayahnya dulu, dan beberapa sahabat Mark, dan beberapa sahabat haechan.

Haechan dan jaemin dengan sibuk dengan desert yang di hidangkan, begitu banyak krim vanilla dan strawberry, itu semua kesukaan haechan dan jaemin.

"Lee donghyuck, apa kau puas dengan makanannya?"

Haechan dan jaemin menoleh, mendapati Mark dengan setelan tuxedo hitam yang begitu membuat nya semakin keren.

Haechan tersenyum malu, ketika mengetahui siapa yang memanggilnya dengan marga 'Lee'.

"Aku suka Hyung" jawab haechan, jaemin hanya mengangguk menandakan ia setuju.

Mark berjalan ke arah mereka berdua dan berdiri di antara haechan dan jaemin.
Tangan Mark bergerak merangkulnya.

"Oh iya Na, bagaimana sekolahmu? Apa kau masih payah dengan bahasa Inggris?" Ucap Mark menggoda jaemin yang dulu sempat menjadi murid dadakan nya.

"Yak! Hyung aku bukan nya payah, aku hanya kurang paham" kesal jaemin, ia memajukan bibir nya dan memakan kue di tangannya dengan kesal.

Haechan dan Mark tertawa senang melihat tingkah jaemin yang kekanak-kanakan.

Bagi haechan jaemin itu aneh, terkadang dia bisa sangat dewasa, terkadang dia bisa sangat kekanak-kanakan.

"Mark Hyung! Kau sudah bertunangan kenapa kau masih merangkul nanaku!"
Jeno datang dan langsung melepas rangkulan tangan Mark di pundak jaemin.

Mark hanya menaikkan alisnya dan merangkul haechan.

"Ayo kita ke sana mbul" bisik Mark dan sedikit mendorong haechan menjauh dari pasangan nomin itu.

Jaemin tidak perduli, ia lebih sibuk menikmati kue-kue manis di meja depannya.

"Hey Nana" bisik Jeno lembut, membuat jaemin bergidik geli.
Bagai mana tidak, Jeno berbisik tepat di telinganya.

"Apa sih!?" Ketus jaemin.

"Kita kapan?" Tanya Jeno, kini ia memiringkan kepalanya guna menatap wajah kesal jaemin - yang bagi Jeno wajah yang sangat imut.

"Apanya?! Bicara itu yang jelas!"
Jawab jaemin semakin kesal.

"Tunangan" ucap Jeno santai.

Cukup, jaemin kesal, kapan Jeno akan berhenti mengganggunya seperti ini.

"Jangan berharap keparat"

Chapter ini agak panjang ya:)
Komen dong~ mau lanjut apa enggak

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Na Jaemin-, [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang