2

580 49 0
                                    

Heejin mengikat rambutnya cepol dan memasang  celemek di tubuhnya. Selesai mencuci tangannya ia mulai berkutat dengan tepung, telur dan bahan lainnya untuk membuat kue. Ia sedikit merasa bersalah dengan Hyunjin.

Ibu Heejin yang juga sedang mempersiapkan makan malam, tertarik dengan apa yang dilakukan putrinya.

"Heejin, kau mau buat apa? "

"Kue, Heejin juga akan membuatkannya untuk eomma. "

"Benarkah? Jangan lupa sebentar lagi jam makan malam. Eomma juga sudah memasak makanan kesukaanmu. "

"Heejin sudah tau. " Heejin terkekeh.












Heejin masuk ke dalam rumah Hyunjin setelah ibu Hyunjin menyambutnya dengan hangat. Tak lupa Heejin memberikan salah satu wadah yang berisi kue buatannya kepada ibu Hyunjin. Jarak rumah Hyunjin dan Heejin hanya melewati dua rumah.

"Terimakasih Heejin, Ah! Hyunjin ada di kamarnya." Heejin terseyum dan mengangguk.

Heejin membuka pintu kamar Hyunjin pelan dan melihat Hyunjin sedang fokus dengan bukunya. Kemudian Mengendap-endap mencoba membuat Hyunjin terkejut.

"Daa!"

Heejin memukul lengan Hyunjin, membuat pemuda itu meringis. Heejin kalah cepat dengan Hyunjin, membuat gadis itu tersentak kebelakang.

"Harusnya kau yang terkejut!" Protes Heejin yang hampir melempar wadah kuenya ke Hyunjin.

"Aku bisa merasakan kehadiranmu." Ucap Hyunjin membuat perut Heejin terasa mulas.

"Tidak jelas kau Hyunjin!" Heejin duduk di pinggir ranjang Hyunjin dan membuka wadah yang berisi kue buatannya.

"Coba deh!" Hyunjin menghampiri Heejin berselancar dengan kursinya.

"Suapin, tanganku kotor habis pegang buku." Hyunjin memperlihatkan telapak tangannya. Heejin memutar bola matanya malas. Modus.

"Aaaa!" Heejin menyuapi Hyunjin. Hyunjin mengacungkan jempolnya.

"Heejin gitu. Ini makan sendiri." Heejin menyodorkan wadahnya pada Hyunjin dan beralih di rak buku Hyunjin.

"Heejin, mau nonton film tidak?"

"Mau, horror ya?" Heejin mengulum bibirnya menahan tawanya. Hyunjin tidak suka film horror.

"Ok ayo kita tonton filmnya." Hyunjin menyalakan laptopnya.

"Duduk sini." Hyunjin menepuk kasurnya agar Heejin duduk di sampingnya.

"Aku bercanda Hyunjin." Heejin terkekeh. Hyunjin mengelus dadanya.










Heejin langsung pamit pulang setelah filmnya selesai dan Hyunjin mengantar Heejin sampai depan pintu rumahnya.

"Aku pulang."

"Tunggu!" Hyunjin menutup pintu rumahnya.

"Aku antar pulang."

"Aku bisa pulang sendiri."

"Tidak bisa demi keamanan." Hyunjin berjalan mendahului Heejin.

Hening.

"Masuklah." Ucap Hyujin.

"Baiklah. Sebentar, Minggu depan aku study tour, sebelum berangkat main yuk!"

"Main? Takut rindu ya?" Ucap Hyunjin random.

"Hyunjin aku serius." Heejin menatap manik mata Hyunjin. Hyunjin susah payah menelan salivanya.

"Kau ini kenapa?" Hyunjin meletakan punggung tangannya di dahi Heejin. Heejin menghela napasnya dan menautkan alisnya.

Hyunjin memeluk Heejin. Heejin membulatkan matanya, sangat tiba-tiba sehingga Heejin ragu membalas pelukan Hyunjin.

"Hyunjin?"

"Sebentar." Hyunjin mempererat pelukannya dan tangan Heejin mengepal, kemudian ia membalas pelukan Hyunjin.

"Ada apa? Apa kau baik-baik saja? Kau tidak sedang terluka kan?" Sederet pertanyaan keluar dari mulut Heejin.

"Aku baik-baik saja dan tidak terluka."

"Jika begitu lepas pelukannya sekarang." Pinta Heejin dan Hyunjin melepas pelukannya.

"Setuju!"

"Kenapa tidak sedari tadi? Aku masuk ya? Sampai bertemu lagi." Heejin masuk ke dalam rumahnya.













-tbc

WAITING || 00 Line [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang