6. |I'm ok|

528 90 19
                                    

🍀



Author pov.

Myungsoo menutup pintu apartemen jiyeon dengan cukup keras. Namja itu tentunya marah dengan perkataan jiyeon, namun jiyeon merasa sangat senang. Ia senang karna setidaknya perkataannya pada myungsoo membuat hatinya lebih tenang.

Jiyeon sudah memilih mengakhiri hubungannya dengan myungsoo dan melihat ekpresi yang myungsoo tunjukan tadi, sepertinya namja itu menyetujuinya.

Di sisi lain, myungsoo mengendarai mobilnya seperti orang kerasukan sungguh ugal-ugalan. Ia hanya kesal karna semua yang jiyeon katakan adalah kebenaran.

Jiyeon benar jika ia menyusahkan dan begitu putus asa. Tapi myungsoo hanya ingin membuat hyesun bahagia dengan caranya.

Flashback on.

"Kenapa nyonya begitu jahat padaku! Dia memecat eomma dan membuat appa kehilangan pekerjaannya dan aku,  dia mengeluarkanku dari sekolah yang selama ini aku idam - idamkan" Ucap hyesun mencurahkan amarahnya pada myungsoo.

"Noona, kau akan kembali bersekolah, semua akan baik-baik saja" Ucap myungsoo mencoba menenangkan hyesun.

"Hubungan kita memang sebuah kesalahan myungsoo, seharusnya aku tak berperilaku baik padamu" Ucap hyesun.

"Karna aku begitu mencintaimu aku bahkan rela melakukan apapun agar kau bahagia, karna aku sudah berjanji padamu. Aku akan selalu membuat noona bahagia" Ucap myungsoo.

"Lalu kenapa sekarang rasanya seperti di neraka? Apa kebabagiaan yang kau janjikan itu!" Emosi hyesun kian memuncak.

"Apa waktu yang kita berdua habiskan selama ini belum cukup membuatmu bahagia?" Lirih myungsoo.

Flashback off.

Myungsoo terbangun dengan peluh yang membanjiri tubuhnya. Ia mengingat masa lalunya dan begitu dibuat putus asa atas pilihannya.

Sama seperti jiyeon, myungsoo tak pernah menampik jika ia merasa nyaman berada di dekat jiyeon. Dengan jiyeon ia seperti bercermin, jiyeon memiliki kepribadian yang begitu mirip dengannya dan dengan jiyeon juga myungsoo merasa sangat bahagia.

Namun myungsoo begitu payah untuk mengatakannya, ia masih begitu mengharapkan cinta yang menurutnya adalah cinta sejatinya.

.
.

Jiyeon memasuki kelasnya dengan tidak bersemangat, sebenarnya jiyeon belum sepenuhnya sehat. Ia masih terlihat pucat dan lemas.

Jiyeon hanya tertunduk lemas di mejanya. Jujur, jiyeon memikirkan myungsoo semalaman. Ada rasa khawatir jika terjadi sesuatu pada namja itu.

Di sisi lain, myungsoo nampak memasuki kelas dan melihat ke arah jiyeon yang masih menunduk. Tanpa menyapa myungsoo melewati meja jiyeon dan duduk jauh di belakang.

Sepanjang pelajaran jiyeon hanya merasakan pusing, bahkan saat kelas selesai jiyeon hanya bisa diam karna ia sudah tak sanggup berjalan.

Jiyeon memegangi ponselnya sejak tadi, ia tentunya tak menghubungi myungsoo. Jiyeon menghubungi supir di rumah orang tuanya untuk menjemput dan membantunya keluar dari kelas.

.

Flashback on.

"Oppa bagaimana jika kita taruhan?" Tanya jiyeon pada seungho yang nampak sibuk mengajarinya.

"Jiyeon, selesai belajar kita bicara okay?" Ucap seungho. Jiyeon mempeotkan bibirnya kesal.

"Sebentar saja eo?" Ucap jiyeon memelas.

BACK ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang