Part 2

297 24 3
                                    

"Y-yeo-ol?" ucapku sambil mengatakan nama itu perlahan. Aku merasa tidak asing dengan nama tersebut. Berulang kali aku menyebutkan nama itu hingga akhirnya sebuah ingataan terlintas di kepalaku.

Seorang anak laki-laki dan anak perempuan sedang duduk di suatu teras rumah.

"So Hyun, besok kalau aku sudah besar, aku akan mengajakmu ke Namsan Tower. Kita harus ke sana bersama dan memasang gembok ini di sana," ucap anak laki-laki itu.

"Untuk apa memasang gembok ini?" tanya si anak perempuan.

"Gembok ini kalau udah dipasang di sana akan sulit dilepas apabila sudah terkunci. Aku pengen kita kaya gembok ini, meski terkena hujan, salju atau pun panas di puncak sana tapi dia nggak bakal bisa kepisah. Oiya, lihat aku menuliskan namamu dan namaku disini, baguskan? Kim So Hyun Love Yeol HEHEHE" ucap si anak laki-laki sambil tertawa melihatkan gigi depannya yang ompong.

Aku tidak dapat melihat dengan jelas wajah anak laki-laki tersebut. Semakin aku berusaha untuk menmfokuskan wajah anak laki-laki itu justru rasa pusing lah yang berada di kepalaku.

"So Hyun! So Hyun, lo kenapa? So Hyun, bangun!" teriak Sehun saat melihat aku yang tiba-tiba langsung jatuh terduduk sambil memegangi kepalaku yang rasanya terus berputar.

Sehun lalu membawaku ke bangku terdekat dan segera mencarikan teh hangat untukku. Setelah merasa mendingan aku lalu menceritakan apa yang ada diingatanku tadi kepada Sehun.

Tidak seperti sebelumnya, Sehun yang akan selalu langsung menanggapi semua ucapanku kali ini memilih diam. Butuh sekitar lima menit hingga akhirnya Sehun mulai bersuara kembali.

"So Hyun.." ucap Sehun dengan suara lirih.

"Hun, kenapa? Lo tau sesuatu soal gue? "

"Takdir kayanya emang udah berpihak ke anak perempuan sama laki-laki itu. Dan sekarang penantian anak laki-laki itu pun bakal segera berakhir, Hyun. Dia udah nunggu lo, Kim So Hyun."

Aku kemudian teringat sesuatu yang berada di dompetku. Aku lalu langsung mengambilnya.

"Apa anak laki-laki yang lo maksud ini?" tanyaku sambil menunjukkan sebuah foto seorang anak laki-laki kepada Sehun. Ya, foto itu lah yang sebenarnya ingin aku cari tahu sejak awal.

"Iya, dia Park Chanyeol, tapi dulu waktu kecil lo biasa manggil dia, Yeol

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iya, dia Park Chanyeol, tapi dulu waktu kecil lo biasa manggil dia, Yeol."

Merasa teka-tekiku mulai terpecahkan, aku lalu meminta Sehun untuk mempertemukanku dengan anak laki-laki tersebut.

"Mungkin ini bisa bantu lo ngembaliin beberapa ingatan lo," ucap Sehun sambil memberikanku sebuah buku berwarna biru tua.

Aku mulai membukanya. Di halaman pertama terdapat tulisan yang mungkin orang-orang akan mengejeknya sebagai tulisan ceker ayam. PUNYA PARK CHANYEOL PALING GANTENG. NGGAK BOLEH ADA YANG BUKA.  Setelah itu kubuka lagi halaman berikutnya.

Walk On MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang