Part 5 : Ternyata Dia Pelakunya

1.1K 29 0
                                    


"Di taruh di sini kan, pak?" Tanya Zaky pada pak Brahm.

"Iya! Taruh di meja saya cepat!" Jawab Pak Brahm.

Zaky segera meletakkan buku itu dengan cara membantingnya ke meja pak Brahm. Kelihatan sekali bahwa Zaky kesal disuruh membawa buku ke ruang guru seperti itu. Zaky langsung berbalik untuk pulang.

KLIKKKKK...


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tiba-tiba, lampu ruang guru mati. Zaky meraba-raba karena tidak bisa melihat apapun.

"Pak Brahm? Mati lampu ya?" Tanya Zaky.

KLIKKKK...

Sesaat kemudian, lampu ruang guru kembali menyala dan tampaklah Pak Brahm yang sedang memegang sebuah kayu besar.

"Bapak mau ngapain?" Zaky menjadi bingung.

"Kamu tahu siapa yang sudah membunuh Akbar dan kedua sahabat kamu?" Tanya pak Brahm.

Zaky hanya menggeleng karena tidak tahu. Namun, tiba-tiba pak Brahm memberikan tatapan yang sangat kejam.

"Saya adalah pembunuhnya!!! Hahaha!!!" Ucap pak Brahm sambil tertawa licik.

DEEEEGGG...

"Ke-kenapa bapak melakukan semua ini?!" Tanya Zaky terkejut dan ketakutan.

"Saya paling benci dengan yang namanya anak bandel seperti kalian!! Berapa kali kalian sudah melecehkan saya!! Harga diri saya sebagai seorang guru sudah tidak ada lagi gara-gara kalian bertiga!!" Jawab pak Brahm sambil berjalan mendekati Zaky.

"Ta-tapi... Akbar... Dia kan anak yang baik, rajin, dan jenius! Kenapa dia juga dibunuh?" Tanya Zaky agak mundur.

"Untuk apa saya memberitahukannya pada anak bajingan sepertimu? Hahaha!" Balas pak Brahm sambil tertawa lagi.

"B-bapak pasti sakit jiwa... Bapak sudah tidak waras..." Ucap Zaky cemas.

Zaky terus melangkah mundur hingga tersudut ke tembok. Pak Brahm kini sudah berada tepat di hadapan Zaky sambil memegang kayu besar.

"Jangan lakukan ini, pak! Sadarlah, pak Brahm!" Pinta Zaky.

BRUAAKKKK!!!

Tanpa berbasa-basi, pak Brahm langsung melayangkan kayu besar itu ke arah kepala Zaky, namun Zaky menangkis kayu itu dengan kedua tangannya.

"B-bagaimana ini... Dia ingin mencelakaiku..." Gumam Zaky dalam hati.

DUAAAGGGHHH!!!

"Aaakhhh..."

Zaky lengah. Kedua tangannya terfokus menangkis kayu yang dilayangkan pak Brahm. Dengan cekatan, pak Brahm menggunakan lututnya untuk menendang perut Zaky. Seketika, Zaky terbatuk karena merasakan nyeri pada perutnya.

Tragedi Pembunuhan Di SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang