Terlihat Dimas terbaring lemah di ICU dengan banyak lebam dan luka.
Dan banyaknya Alat alat medis yang berada di samping dan badan Dimas.Ibunya dan irfan Tdk kuasa menahan tangis.Ibunya menyesal akibat tdk bisa menjaga dan mengurus anaknya sedangkan Irfan menyesal sudah mengacuhkan sahabat yang selama ini baik padanya.
Datang dokter yang telah memeriksa Dimas dan keluar.
"Dimas akan Siuman beberapa Menit lagi mungkin..."30 menit kemudian...
"Lihat Bu Dimas sdh sadar ..."
Bu Ira,pak anto,dan Irfan masuk ke ruangan."Dimas!"
"Ibu..."
"Kamu Tdk apa apa nak?"
"Tak apa apa""Maafkan aku Dimaaas!!!"penyesalan irfan
"Pergi kamu! Kamu sudah mencelakakan anak saya,kamu memang anak tak tau malu,kamu sudah hampir membuatnya mati.!"
"Sudah ibu sabar,jangan bicara keras ini kan rumah sakit!"
"Tidak bapak anak ini sudah kurang ajar, sshh heeee"Bu Ira hampir saja menampar irfan,namun tertahan oleh suaminya."Sudah ibu... Biarkan irfan disini"ucap Dimas walau masih lemah.
Saat saat terakhir dan pesan terakhir Dimas pada 3 orang di ruangan membuat semua menangis.
"Bapak ibu,terimakasih sudah merawat saya dan menyayangi saya ,khususnya ibu,sdh mengandung ku dan merawatku susah payah,dan juga ayah,terimakasih sudah mencari nafkah untuk keluarga ini, agar tetap bertahan hidup dan agar bisa sekolah,dan irfan terimakasih sudah menjadi sahabat baikku selama ini..."
Nafas terakhir Dimas di hembuskan,terlihat juga Garis lurus ti ketiga Kotak dalam monitor.
Ibu Ira Memanggil dokter melalui telepon disamping dimas.
"Dokter dokter!!!"
"Ya ada apa Bu?"
"Cepat keruang ICU,anak saya Detak jantungnya berhentiiiii!"
"Ya Bu kami akan segera kesana!"30 detik kemudian datang seorang dokter dengan alat Medisnya.
Ia menempelkan benda yang menyerupai setrika dan sesekali menggosoknya.
Beberapa saat kemudian...
"Maaf pak,bu,dek... Anak bapak... Anak bapak sudah pergi..."
"Maksudnya apa dok!"
"Anak bapak sudah meninggal dunia,kami sudah berusaha yang terbaik""Apaaaaa!!!!"