"Coba angkat dulu, siapa tau penting" aku turuti kata Rara, aku langsung menarik tombol hijau keatas dan langsung aku ketuk tombol loadspeaker agar Rara juga bisa mendengar.
"Hallo, Assalamualaikum" salamnya disebrang sana.
"Waalaikumsallam, ada apa ya?" tanyaku tanpa basa-basi.
"Gue Faiza" katanya tiba-tiba.
"Iya, gue udah tau, ada apa?" pertanyaanku masih sama.
"tanyain-tanyain udah punya pacar belum" terdengar ada yang berbicara seperti itu disebrang sana. Aku dan Rara hanya saling bertatapan dan mengerutkan dahi kebingungan.
"gugup amat telpon Ara, biasanya sama yang lain ngga tuh" teriak yang lain, teriaknya sangat kencang sehingga terdengar oleh aku dan Rara disini. Faiza tak bersuara, aneh sekali orang ini. Menelpon tapi tak berbicara.
"Ada apa sih ini? Mau apa yang jelas dong, gue jadi bingung sendiri, ngabisin waktu gue aja lo" kataku ketus dan kesal.
"Ehh, ngg-ngga jadi Ra" ucapnya gugup, langsung mematikan telponnya sepihak.
"Ih lo ngomong ketus banget, kasian dia sakit hati nanti" Rara mengingatkan
"Eh iyaa ya, gue jadi gaenak. Tapi bodoamat ah" kataku kembali tak peduli.
**
Waktu berjalan begitu cepat, menunggu Rara keluar dari kamar mandi sangat lama sekali. Padahal sudah mau jam 6, tapi dia belum keluar juga. Aku sudah menguap beberapa kali, karena lama menunggunya.
"Ngapain si lo dikamar mandi lama banget, ini udah mau jam 6 nanti kita kesia-" belum sempat kuteriakan semua, dia sudah keluar.
"Udah gausah marah-marah, cepetan mandi. Nanti aja marah-marahnya, gamau kesiangan kan lo?" Katanya menghindar dari marahku. Padahal aku sudah jengkel sekali. Aku langsung masuk ke kamar mandi dan menutupnya rapat-rapat.
Seragam sudah terpasang rapih, begitupun dengan Rara. Aku mengambil tas dari atas kasur dan menggendongnya.
"Lo berangkat naik angkot ya? Mana mungkin kan bertiga dimotor?" Baru saja duduk bangku meja makan, aa sudah membuka pembicaraan.
"Iyaa-iyaa"
"Atau ngga gini aja, lo berangkat naik angkot, biar Rara sama gue, iya ga Ra?" Katanya genit sambil mengedipkan sebelah matanya ke arah Rara.
Rara hanya tersenyum malu mendengarnya, sementara aku sangat kesal. Sementara ibu dan ayah hanya geleng-geleng kepala saja melihat aa menggoda Rara. Punya aa kok aneh lebih mentingin orang lain dari pada ade nya sendiri. Aku melototi aa sangat tajam.
"Biasa aja dong liatnya, gue kan becanda" ucapnya santai.
Sekarang aku sibuk dengan sarapan yang sudah disiapkan oleh ibu. Aku agak mempercepat makanku, karena waktu sudah jam 06.30. Aku takut kesiangan karena hari ini aku berangkat dengan Rara naik angkot.
"Berangkat sekarang yu?" Ajakku pada Rara yang belum selesai menghabiskan sarapan nasi gorengnya.
"Ayo gue ngikut aja" katanya, setelah itu dia minum segelas air.
"Eh itu Rara kasian belum habis makannya de, kamu kok gitu gasopan sama tamu" kata ibu.
"Engga kok tan, gapapa udah siang juga takut kesiangan" jawab Rara mengerti apa yang aku rasa. "Yuu Raa" lanjut Rara mengajakku untuk berangkat. Dia beranjak dari duduknya, diikuti olehku.
Aku mencium tangan ibu dan ayahku, Rara mengikuti gerakanku dari belakang. Begitu aku akan berjalan kedepan, "gaakan cium tangan gue lo?" Tanya aa tiba tiba yang membuatku menoleh, "modus lo bambang" aku langsung melanjutkan langkahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Syafira ( Ara )
Teen Fiction"Panggil gue Iza ajaa, jangan Faiza biar keliatan deket" "Yaudah lo juga panggil gue Ara aja, gausah Syafira terlalu panjang" __________ Terimakasih pada kalian yang sudah mau mampir dan membaca. Yang belum mau membaca tidak apa-apa saya tidak memak...