kacamata Hitam 2

33 3 0
                                    

   " Hey kau,, apa kau mencari wortel dan kentang..? " Teriak seorang lelaki yang sangat dikenali jelas oleh Nadia.
   " Oh iya, aku ingin...... "
   " Ayo ikut denganku.! dirumahku banyak wortel dan kentang jika kau mau!"
Ajaknya tanpa memperhatikan ucapan Nadia yang ingin mengutarakan bersamaan dengan kacamata hitam miliknya yang transparan.
   " B..b..baiklah. tapi kau janji ya, jangan macam macam denganku.! " Takut, itulah yang dirasakan Nadia. Malam sunyi yang dihiasi rembulan bulan yang bersinar dan simpang siur dedaunan yang bergoyang. Menambah rasa was-was dalam diri Nadia.

   Langkah demi langkah, detik demi detik, membuat Nadia berkeringat deras. Bersama dengan lelaki itu, ditemukan sebuah rumah yang cukup sederhana dipinggir kota. Hawa hangat merasuk dalam jiwa Nadia ketika ia menginjakkan kakinya dilatar rumah itu.
   "Assalamu'alaikum, bu., Ryan bawa kawan. Tadi ketemu di toko sayur, tapi tutup karena sudah larut malam. Katanya sih cari wortel sama kentang. " Ucapan pertama yang dilakukan oleh lelaki itu setibanya dirumah kepada ibunya.
   " Ryan, tolong kamu ambilkan di kebun sebelah rumah ya. Kasihan sepertinya dia, malam malam mencari sayur. " Jawab ibu Ryan yang keluar untuk melihat Nadia dalam keadaan berwajah lelah.

   "Ternyata, Ryan sama ibu ini baik juga ya... Ah, aku salah telah berprasangka buruk pada mereka." Gumam Nadia dalam hati.
   " Yan, sekalian kamu antar pulang ya... Kasihan dia perempuan jalan sendiri malam malam gak baik. " Lanjut ibu Ryan.
Sepeda motor matic yang dipakai untuk mengantarkan Nadia terlalu antik, sehingga bisa dirasakan begitu motor ini melewati jalan berbatu.
   " Maaf aku lupa memperkenalkan diri, namaku Ryan, aku pekerja di pabrik pembuatan roti. "
Tampak Nadia memperhatikan wajah Ryan yang berubah menggemaskan saat Ryan sedang malu bercampur senyum.
   "Oh iya, kalau aku Nadia, pekerja kantoran yang tiap hari harus pulang malam." Giliran Nadia yang memperkenalkan dirinya pada Ryan.

   " Stop.., berhenti..! Ini rumahku. Berhenti disini. Terimakasih atas bantuannya hari ini. " Sembari turun dari motor Ryan, Nadia melihat rumahnya yang sudah sepi tanpa suara.
   " Iya sama sama.. ya udah aku langsung pulang aja udah malam. " Ucap Ryan sambil menghidupkan motor antiknya.
   " Eh tunggu yan, ini.., kacamata hitam mu, ku temukan dilantai toko sayur tadi. Maaf telah membuat mu jadi repot seperti ini. " Nadia tertunduk penuh salah memberikan kacamata hitam itu pada Ryan.

                  💙💙💙
  
  
   Seperti malam malam sebelumnya, Nadia selalu kehabisan taksi untuk pulang kerumahnya lebih cepat. Kulitnya semakin dingin karena angin malam yang menusuk raganya. Ditengoknya jam dalam hp nya, menunjukkan pukul 09.45 malam.
   " Ah Ya Tuhan.., andai saja ada seseorang yang memberiku tumpangan malam malam gini, baik hatinya, sopan sifatnya... Aku akan mencoba mendekati nya.." gumam Nadia dalam hati setengah berdoa.

Tiiin....! Tiiin....! Tiiin....!

   " Hey Nadia, masih belum dapet taksi? Kalau kamu gak keberatan mari aku antar pulang. "
Yaps, Nadia sangat mengenal suara itu. Itu suara teriakan Ryan yang memberhentikan motor matic nya di pinggir jalan.
   " Hmm..., Boleh kalau gak ganggu. Tapi ingat ya..! Jangan macam macam denganku..! Atau kamu bakal... "
   " Iya cerewet. Jadi ikut gak.?! Ngapain juga aku macam macam. " Potong Ryan sebelum Nadia menyelesaikan perkataannya.

   Kini, Nadia mulai terbiasa dengan kehadiran Ryan dalam hidupnya. Apalagi, Ryan sekarang menawarkan jasa dirinya sebagai tukang jemput Nadia setelah pulang kerja. Dan Ryan sendiri juga nampaknya sudah mulai tertarik dengan tingkah Nadia yang sedikit agresif setiap kali diantar pulang oleh Ryan.

KACAMATA HITAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang