kacamata Hitam 3

34 5 0
                                    


   " Nad, sekian lama aku berjumpa dengan mu. Kurasakan semakin lama ada sebuah rasa yang tumbuh di hatiku. Kuraba perlahan, rasa ini semakin tumbuh besar dalam lubuk  yang terdalam. Dan aku tahu setelah dia tumbuh berbuah, buah itulah yang kini sedang kunikmati. Buah cinta yang dihasilkan oleh mu karena menaruh benih cinta di separuh hatiku. Aku ingin kau menikah dan menjadi pendamping hidup ku. Mau kah kau wahai Nadia.? " Ucap Ryan pada suatu hari, ketika Nadia mengambil pulang lebih cepat karena Ryan mengajaknya untuk ketemuan di taman.
Nadia tertegun, ia tak pernah menyangka kalau Ryan benar benar suka padanya.
   " Hmm, sebenarnya aku juga sudah lama menyimpan rasa. Namun aku tak berdaya untuk mengatakannya ketika kau selalu menatap wajah lelahku selepas pulang dari kantor. Dan kini, kau mengatakan apa yang ingin kukatakan sebelumnya.., dan aku menerima tawaran mu.,😊"
Dengan senang hati Nadia yang juga menyimpan rasa pada Ryan menerima tawaran Ryan untuk menjadi pendamping hidup nya.
Dan semenjak hari berikutnya setelah jadia, Nadia selalu dibawa ke taman pagi hari oleh Ryan untuk melihat betapa indahnya Alam ciptaan Tuhan yang kadang kala kita sering melalaikan.

                💙💙💙

   7 bulan setelah masa jadian, Nadia mulai kehilangan CONTACT dengan Ryan. Satu persatu nomer Ryan ditelpon, dan di SMS, tapi tidak ada jawaban. Hatinya mulai gusar karena Ryan tak lagi muncul dalam kehidupannya. Berbagai cara telah dia lakukan untuk menemukan Ryan kembali. Namun hasilnya tetap sama, Nihil.
Dengan terpaksa, Nadia ambil cuti 1 hari penuh untuk mencari keberadaan Ryan. Dan yang menjadi tujuan utamanya adalah pergi ke rumah Ryan.
Sampai disana, Nadia hanya melihat ibu Ryan yang sedang duduk termenung seperti ada masalah yang membuatnya tak bisa tenang.
   " Assalamu'alaikum bu, apa Ryan nya ada.? Aku coba hubungi nomer telpon nya tapi tidak aktif. Apa ibu tahu dimana dia sekarang.? " Tanya Nadia  penuh penasaran setibanya aku bertemu dengan ibu Ryan.
Suasana hening untuk beberapa saat. Tak lama ibu Ryan mengangkat suaranya,
   " Apa kamu ingin tahu Ryan dimana..? Serius itukah kamu mencarinya.?" Tanya ibu Ryan balik.
   " Ya, aku sangat khawatir tolong katakan dimana dia Bu.,! " Jawab Nadia penuh semangat karena akhirnya akan bertemu dengan Ryan.

   Tanpa berkata lagi, ibu Ryan membawa Nadia  kesebuah tempat yang,  "ASTAGA..! Tempat apa ini, gak mungkin Ryan ada ditempat seperti ini.." gumam Nadia yang terkejut akan tempat yang ia pijak sekarang.
   " Itu dia Ryan 😫.. " suara ibu Ryan sedikit berat sembari menunjuk batu nisan bertuliskan Ryan Pradana.
   " Gak mungkin😲😲😲.. gak mungkin ini.. Ryan, bagaimana bisa.., " seketika air mata Nadia jatuh dari wadahnya. Tak kuasa menahan semua peristiwa ini.
   " Selam ini Ryan mengidap penyakit kanker, dan ia selalu berusaha tegar dihadapan mu. Karena dia tak ingin kamu mengetahui penyakit nya sehingga nya kamu akan khawatir.. " jelas ibu pada Nadia.
   " Tapi.., dia sudah berjanji.. ah, Ryan kau kenapa.. ah.. " sedih Nadia  seperti tidak ingin kehilangannya.
   " Sudahlah ikhlaskan semuanya yang sudah terjadi. Rencana Tuhan jauh lebih terbaik dari apa yang kita rencanakan. " Coba ibu menenangkan Nadia.

                 💙💙💙

   Mentari pagi muncul dengan senyumnya yang hangat. Burung burung berkicau dengan semangat di sepanjang terbangnya. Kendaraan barlalu lintas dengan klakson khas paginya.
Nadia memandangi semua pergerakan dunia di taman yang biasa menjadi tempat Antara dia dan Ryan bersama.

  
   " Sebentar lagi pukul 8 pagi. Dimana biasanya kita habiskan waktu ini untuk memberikan senyuman hangat berbalut dengan indahnya mentari pagi ".






    #thanks

KACAMATA HITAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang