VOTE.
Gita menuruni tangga rumahnya dengan berlari kecil.
"PELAN-PELAN!" teriak ibu nya yang sudah duduk di meja makan.
Gita memelankan langkahnya sambil memasang cengiran khasnya. Dia mulai berjalan kearah meja makan yang sudah di isi oleh ibu dan Bapaknya. Sepertinya Abangnya itu sudah kerja. Ck! dasar si rajin.
"Jangan lari-larian kayak tadi lagi!" peringat ibunya khas emak-emak.
Gita mengangguk. "takut telat Bu," jawab Gita sambil menyendok nasi dan lauk ke piringnya.
"Tetep aja!" bantah ibunya ngeyel. Baiklah Gita akan mengalah saja.
Mereka mulai menyantap makanan mereka dengan sesekali berbincang, keluarga mereka memang sangat harmonis.
"Git kapan sih kamu mau kenalin cowok ke ibu?" tanya Vera, ibunya tiba-tiba.
Uhuk...uhuk...
"Alah sok sokan keselek kamu. BASI!!!"
Masyaallah, ini anaknya sendiri loh yang keselek tapi malah di katain. Ckck! Emak satu ini benar-benar terlalu.
"Anakmu keselek kok malah dikatain sih, Dek." kata Saka, Bapak Gita.
Memang keluarga mereka asli keturunan jawa. Tepatnya Jawa Timur jadi panggilan yang digunakan ibu-Bapaknya seperti orang jawa umumnya, Mas-Dek.
"Alah Mas belain terus, anakmu itu tuh jomblo akut Mas. Masa dari jaman purba sampai peradapan maju begini tetep aja jomblo terus!" kesal Vera.
Gita mengurut dadanya, sabar. Dia memang dari dulu tidak pernah membawa lelaki kerumah bukan tanpa alasan. Saat dia masih menjadi Boykiller dulu (tanpa diketahui keluarganya) dia tidak pernah membawa lelaki kerumah karna dia hanya akan berpacaran satu minggu lalu ganti. Jadi, apakah dia akan membawa lelaki yang berbeda setiap minggu? BIG NOT. Dia bisa digantung Bapaknya hidup-hidup kalau begitu. Lebay.
"Bu tapi Bang Agam aja juga jomblo. Kok ibu salahin aku terus, sih?" sahut Gita tidak mau kalah.
Gita memiliki satu kakak lelaki bernama Agam. Karna sifatnya yang kayak kutub sudah jelas dia masih jomblo. Padahal wajahnya lumayan, ralat ganteng banget maksudnya. Dan Gita malas mengakuinya, padahal dirinya juga sangat cantik bisa dikatakan dia adalah Abangnya versi cewek. Namun sayang dia sekarang tidak punya waktu sekedar SPA, creambath, atau facial lainya. Kucel kan dia sekarang!
"Kalo Abangmu itu ibu sudah angkat tangan Git. Dibilangin juga ga pernah denger, palingan cuma ngangguk atau geleng, kesel ibu ngomong sama patung begitu!" cerocos Vera dengan pelototan nya.
Tuh kan apa dia bilang, ibunya ini emang bener-bener terlalu. Masa sekarang dia bilang Abangnya itu patung. Langka kan ibu begini?
"Sudah lah ayo makan aja, ibu lagi males debat." kata Vera dengan ajaibnya.
Lah .... bukanya yang memulai debat itu ibunya. Oke, Gita akan menjunjung tinggi pasal bahwa ibu selalu benar sedangkan anak hanya kacung.
Gita sebel tau gak!
*****
"Git proposal yang kemarin udah lo kirim ke mbak Hana, kan?" Dela memutar kursinya menghadap Gita. Kubikel mereka memang letaknya berdekatan.
"Udah." jawabnya.
Dela mengangguk lalu mulai melanjutkan pekerjaanya yang sempat tertunda tadi.
"Kemarin si Bos minta cash report ke gue." adu Dela.
Gita mengernyit. "trus?" apa hubunganya coba Dela ngadu dia.
Dela nampak berdecak. "ck! ga peka amat Buk, gue minta data forecast dan budget nya." Dela mendengus.
Ooh.. itu toh. Ngomong makanya!
"Ntar gue kasih flashdish nya ke lo. Salin aja." Jawab Gita lalu mulai mengetikkan kembali jarinya diatas keyboard.
Dela nampak mengangguk lalu mereka mulai melanjutkan job desk mereka.
Oh iya, Gita merupakan anggota finance--divisi keuangan. Tugasnya sih gampang kalo lagi free tapi masalahnya Gita merasa ga pernah free 'saudara!
Menit berganti jam, dan tibalah saat istirahat. Jam makan siang yang sangat disyukuri pegawai kantor sepertinya. Berasa dapat bonus pokoknya.
"Kita langsung ke kantin yuk, anak-anak udah pada disana." kata Dela sambil merapikan kertas di mejanya.
Gita mengangguk lalu mereka mulai berjalan ke kantin.
.
.
.
"Minggu ini siapa yang bakal di marahi yha?" tanya Bima sambil menyantap mie nya.
"Gue nebak sih lo Bim yang bakal di amuk Pak Joko." kata Tiyo sambil cengengesan.
Mereka sedang melakukan rutinitas mingguan seperti biasa, menebak siapa yang bakal di amuk Bosnya dan pemenangnya bakal di traktir makan, karna Bos nya itu tidak pernah lupa memarahi karyawanya setiap minggu. Ck! Gita sampai heran dengan Bos nya itu.
Nama Bos mereka aslinya bukan Joko melainkan Jake. Mereka berpendapat bahwa nama Bos mereka terlalu bule padahal wajahnya indonesia asli jadilah mereka membuat nama panggilan mereka sendiri. Padahal nama Joko tidak cocok jika dibandingkan dengan wajah Bos mereka yang
ekhem .... tampan."Wah lo pasti kalah Yo, gue selesain kerjaan gue dengan bener minggu ini gabakal kena amuk lah. Gue tebak pasti Dela yang didamprat Bos minggu ini." kata Bima menyahuti.
Dela meletakkan kerupuknya di meja lalu menatap Bima sebal. Yah ... hal seperti ini memang sering terjadi.
"Ga mungkin banget! Gue tebak Mbak Hana yang di semprot." kata Dela yakin.
Mbak Hana hanya tersenyum sambil menggeleng kecil, dia yang paling tua disini dan Mbak Hana juga yang sudah menikah dan dikaruniai buntut bocah tampan.
Kapan dirinya bisa begitu? Sabar Git.
"Mbak Hana nebak siapa?" tanya Tiyo.
Hana tersenyum kecil lalu sok berpikir. "kayaknya Bima deh."
"Gaboleh sama dong Mbak!" bantah Tiyo langsung.
Bima mengerutkan keningnya, kenapa dirinya sih yang selalu dipilih jika ada acara begini?
"Yaudah kamu deh Yo yang Mbak pilih." putus Mbak Hana akhirnya.
Tiyo cemberut kesal. Kan masih ada kandidat Gita kenapa dirinya yang dipilih coba?!
"Berarti lo milih diri lo sendiri dong, Git?" tanya Bima menatap Gita.
Gita hanya mengangguk saja. Biarkan saja dia memilih dirinya sendiri, toh ntar kena amuk atau enggak dia tetap dapat untung.
iya gak tuh?
*****
Pencet tombol ⭐ yhaaa
Cash Reports= kas harian/mingguan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bos Galak
Teen FictionKehidupan Gita hanya seputar deadline, report, pembukuan, dan laporan. Itu belum apa-apa jika ditambah Bos yang super galak, annoying, dan kampret banget. Rasanya udah jatuh ketimpa tangga pula. Dan ada satu masalah lagi yang selalu ditanyakan ibuny...