Tarikan napas paksa, dada mengembang karna sesak, dan peluh pun berjatuhan dengan deras dari dahinya.
"Jangan seperti ini," bisik Seulgi setengah memohon, "Tolong Irene, tolonglah." Lanjutnya dengan suara yang bergetar hebat.
Hanya tatapan kosong yang Irene berikan padanya, sedikit mendecih—seolah-olah dia risih dengan keberadaan Seulgi.
"Rene" panggil Seulgi seraya meraih tangan Irene namun dengan cepat ditangkis oleh gadis itu.
"Irene, aku harus apa?" Bisik Seulgi kali ini benar-benar frustrasi.
Irene mendecih, tatapannya dingin tatkala dia berucap, "Pergi, menghilang dan jangan kembali lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengakhiri Kita Dengan Satu Kalimat; SeulRene
Short StorySatu kalimat; Angst-nya dipatenkan. (Ada beberapa chapter yang saling berkaitan dan ada yang tidak) Selamat membaca ~~