"Seulgi"
Irene pun menghela napas saat yang dipanggil tak jua membalas, kalau dihitung-hitung sudah lebih dari sepuluh kali dia memanggil Seulgi.
"Seulgi jangan perlakukan aku seperti ini" bisik Irene masih berusaha mencoba untuk mendapatkan perhatian gadis yang berada dihadapannya itu.
Namun nihil.
"Seulgi, aku sedekat ini, tak mungkin jika kau tidak bisa mendengar aku," tak tahan, Irene pun meraih wajah Seulgi agar bisa bertatapan dengannya secara langsung, "Sebegitu tak kasatmata kah aku untukmu?"
Tatapan yang diberikan Seulgi dingin—sangat dingin, membuat Irene pun semakin gugup di setiap detiknya.
Seulgi menepis tangan Irene, seperti ekspresi wajahnya, nada suaranya pun tak kalah dingin saat dia berucap,
"Aku yang kau suruh menghilang kan? Lantas kenapa saat ini kau menuntut aku untuk menyadari kehadiranmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengakhiri Kita Dengan Satu Kalimat; SeulRene
Short StorySatu kalimat; Angst-nya dipatenkan. (Ada beberapa chapter yang saling berkaitan dan ada yang tidak) Selamat membaca ~~